Seri Babad Tanah Jawi : Awal Berdirinya Kerajaan Medang Periode Jawa Tengah
Awal Berdirinya Kerajaan Medang Periode Jawa Tengah
Awal Berdirinya Kerajaan Medang Periode Jawa Tengah
SEMARANG – Sebagai wujud dukungan terhadap pelestarian kebaya sebagai warisan budaya tak benda asal Indonesia, ratusan perempuan di Semarang, Jawa Tengah, mengikuti parada kebaya nasional. Acara yang diikuti tak kurang dari 500 perempuan dari berbagai profesi tersebut digelar di halaman Balai Kota Semarang, pada Sabtu (2/7/2022). Parada kebaya nasional ini ditandai dengan peragaan busana kebaya. Satu per satu, perempuan dengan pakaian kebayanya masing-masing, layaknya model berjalan lenggak-lenggok di atas panggung. Tak hanya kebaya tradisional yang ditampilkan, melainkan juga model kebaya modern yang digandrungi perempuan muda masa kini. Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, mengungkapkan penyelenggaraan parade ini sebagai komitmen dukungan pendaftaran kebaya ke UNESCO sebagai warisan budaya tak benda asal Indonesia. “Surat dukungan yang telah ditandatangani diserahkan kepada tim nasional pengajuan penetapan Hari Kebaya Nasional,” lanjutnya, dikutip dari INews Jateng. Ia berharap acara ini tak hanya melestarikan pakaian kebaya. Namun juga memperkenalkan dan menjadikan kebaya sebagai pakaian yang cocok dipakai oleh kaum muda.
TEMANGGUNG – Berdasarkan data dari Early Warning System (EWS) bulan Juni hingga Agustus 2022, produksi cabai, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah mengalami surplus. Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Temanggung, Joko Budi Nuryanto, mengatakan produksi bulan Juni 2022, produksi cabai rawit 1.411 ton sedangkan kebutuhan hanya 216 ton dan cabai besar sebanyak 2.323 ton dengan kebutuhan masyarakat 229 ton. Kemudian pada Juli 2022 diperkirakan produksi cabai rawit 1.163 ton dan cabai besar sekitar 2.314 ton. Sementara itu perkiraan kebutuhan masing-masing adalah 238 ton dan 249 ton. Selanjutnya diperkirakan pada Agustus 2022, produksi cabai rawit 1.235 ton dan cabai besar 992 ton. Adapun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Temanggung diperkirakan masing-masing 223 ton dan 236 ton. “Setiap bulan Kabupaten Temanggung surplus cabai, maka kelebihan produksinya dijual ke daerah lain termasuk ke Jakarta,” kata Joko, dikutip dari Antara Jateng, Sabtu (2/7/2022). Joko menyebutkan luas lahan tanaman cabai di Temanggung pada Juni-Agustus 2022 untuk cabai rawit 65-115 hektare dan cabai besar sekitar 40-95 hektare. Menurutnya, seluruh kecamatan di Temanggung, hampir semuanya menghasilkan cabai. Namun, terdapat beberapa daerah yang produksinya menonjol, yaitu Kledung, Parakan, dan Ngadirojo. Selain cabai, lanjutnya, Temanggung juga menjadi penghasil berbagai jenis sayuran seperti bawang merah, bawang putih, kentang dan kubis. Foto: Antara Jateng
BANYUMAS – Institut Teknologi (IT) Telkom Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), masuk dalam Global Top 50 Innovative Universities World’s Universities with Real Impact (WURI) 2022. WURI merupakan lembaga pemeringkatan perguruan tinggi seluruh dunia yang berfokus pada penelitian dan inovasi memberikan manfaat langsung bagi masyarakat. IT Telkom Purwokerto mendapatkan capaian penilaian terbaik untuk kategori Fourth Industrial Revolution dan Crisis Management. Untuk kategori Crisis Management, IT Telkom Purwokerto meraih peringkat ke-2 nasional dan peringkat ke-33 di dunia. Ada 9 proyek yang menjadi indikator penilaian dalam kategori Crisis Management, yakni, smart hand sanitizer, IT Telkom Purwokerto virtual tour, IT Telkom Purwokerto COVID-19 vaccination, hybrid learning, flexible check in, physical distance tool, mobile LMS, dan E-learning laboratory. Torehan ini lebih baik dari tahun sebelumnya, yang menduduki peringkat 37 dunia. Sementara itu pada kategori Fourth Industrial Revolution berada di peringkat 1 nasional atau 12 dunia. Adapun proyek Fourth Industrial Revolution yang jadi indikator penilaian adalah internship information system, koreksi.in.app, knowledge management system village innovation applications, water level toren, dan dyno test. Prestasi yang diperoleh IT Telkom Purwokerto ini menunjukkan bahwa kualitas perguruan tinggi di Purwokerto itu semakin maju dan dipercaya. Penanggung Jawab Penyusunan Proposal WURI, Atika Ratna Dewi, S.Si, M.Sc., mengucap syukur atas capaian yang diraih kampusnya. Bahkan Director Higher Education Yayasan Pendidikan Telkom memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas hasil yang dicapai IT Telkom Purwokerto. Di kesempatan yang sama, Rektor IT Telkom Purwokerto Dr. Arfianto Fahmi, S.T., M.T. mengungkapkan prestasi ini menunjukkan bahwa hasil penelitian dan inovasi yang dilakukan seluruh civitas academika IT Telkom Purwokerto telah berdampak nyata dan diakui oleh masyarakat luas. “Ini artinya luaran inovasi seluruh civitas academica IT Telkom Purwokerto sudah sejalan dan berdampak nyata pada perkembangan industri 4.0 untuk masyarakat luas,” katanya, dikutip dari Antara Jateng. Lebih lanjut, Ia berharap prestasi tersebut dapat menumbuhkan semangat kerja para civitas academika dan terus berupaya meningkatkan kualitas prestasi.
BANJARNEGARA – Embun upas atau embun es kembali terlihat di Kawasan Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Pagi ini, Kamis (30/6/2022) suhu di kawasan tersebut mencapai minus satu derajat celcius. Kepala Unit Pengelola Teknis (UPT) Pengelola Wisata Dieng, Sri Utami, mengungkapkan suhu dingin sudah dirasakan sejak semalam. Embun es muncul di sejumlah titik, yakni di komplek Candi Arjuna, lapangan sekitar Candi Arjuna dan Dharmasala. “Fenomena embun upas ini merupakan kedua kalinya di tahun 2022 ini. Embun es pertama muncul pada Januari lalu,” katanya di kutip dari Tribun Jateng. Menurutnya, ini baru pertama kalinya muncul embun es pada suhu minus pada bulan ini. Sebelumnya Januari lalu embun membeku pada suhu tiga derajat celcius. Sri Utami menghimbau wisatawan yang ingin menikmati embun es agar membawa jaket tebal. Karena beberapa hari ini suhu di kawasan tersebut terasa lebih dingin dibandingkan sebelum-sebelumnya.
PURBALINGGA – Desa Wisata Lembah Asri Serang (D’las), Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga merupakan salah satu destinasi wisata yang kini sedang diminati banyak wisatawan. Desa wisata yang berlokasi di lereng tenggara Gunung Slamet ini, pengunjung harian rata-rata sekitar 1.500-1.700 orang. Sementara pada masa sebelum liburan sekolah atau usai UAS rata-rata hingga 3.000 orang per hari. “Alhamdulillah, kunjungan wisatawan ke D’Las saat liburan sekolah seperti sekarang ini tetap ramai meskipun lebih ramai sebelum liburan atau setelah masa ujian akhir semester (UAS),” kata Kepala Desa Serang Sugito di Purbalingga, dikutip dari Antara Jateng, Rabu (30/6/2022). Menurutnya, mungkin saat ini banyak yang sedang disibukkan dengan pendaftaran sekolah atau keuangannya digunakan untuk keperluan kebutuhan perlengkapan sekolah, sehingga wisatawan yang berkunjung tak terlalu banyak. Kendati demikian, ia tetap bersyukur karena Desa Wisata yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Serang Mandiri Sejahtera ini tetap menjadi tujuan wisata bagi masyarakat dari berbagai daerah. Sementara itu, kata Sugito, pihaknya menargetkan kunjungan wisatawan ke D’Las pada tahun 2022 ini sebanyak 800.000 orang. Pihaknya tetap optimis target tersebut dapat terpenuhi, meskipun untuk saat ini baru dikisaran 300.000 orang. “Kami tidak berani menargetkan terlalu tinggi, di angka 800.000 orang meskipun sampai saat ini baru mencapai kisaran 300.000 orang,” ungkapnya yang juga menjabat Komisaris BUMDes Serang Mandiri Sejahtera itu. Menurutnya, berbagai upaya akan dilakukan untuk mencapai target tersebut atau paling tidak realisasinya seperti pada kunjungan wisatawan tahun 2019 silam yang mencapai 750.000 orang. Ia berharap sejumlah kunjungan wisatawan akan terus meningkat seiring berbagai pelonggaran yang diberikan pemerintah terkait dengan pandemi. Sugito mengungkapkan sejak dua tahun ini, kunjungan wisata ke D’Las mengalami penurunan karena pengaruh pandemi. Bahkan, pada Tahun 2021 saja, jumlah kunjungan ke Wisata Alam Terbuka ke D’Las hanya dikisaran 500.000 orang, pungkasnya.
Aja Dumeh artinya jangan sombong, jangan merasa lebih dibandingkan orang lain, sehingga dapat bersikap menghargai dari menghormati orang lain
Aja Drengki Wong Urip Sabumi artinya adalah orang yang tidak senang melihat orang lain senang atau bahagia, dan ada kecenderungan lebih senang kalau melihat orang susah. Hatinya marah bila ada orang lain bahagia dan cenderung ingin membuat susah atau membuat celaka. Kondisi tersebut umumnya disebabkan oleh perasaan iri dan ingin memiliki apa yang ada pada diri orang lain. Sering kali sifat tidak baik ini menjadi berlarut-larut dan menjadi kebiasaan. Yang bersangkutan juga sering tidak sadar akan perilaku buruknya. Pitutur luhur ini menuntut kita untuk menerima setiap keadaan diri dengan rasa syukur. Iri dengan keberhasilan atau kebahagiaan orang lain diperbolehkan dalam batas agar rasa iri tersebut menjadi pendorong untuk menjadi yang lebih baik. Tentu saja dengan cara-cara yang benar, dan tidak mencurangi orang lain. Arti dalam bahasa Jawa Aja Drengki Wong Urip Sabumi tegese wong sing ora seneng ndeleng wong liya seneng utawa seneng, lan ana sing luwih seneng yen ndeleng wong nandhang susah. Atine nesu nalika wong liya seneng lan cenderung pengin nggawe alangan utawa cilaka. Kahanan iki umume disebabake dening rasa iri lan kepengin duwe apa sing ana ing wong liya. Asring unkindness iki dadi protracted lan dadi pakulinan. Tiyang ingkang gadhah gegayutan ugi asring boten ngertos tumindakipun ingkang ala. Pitutur luhur iki tegese supaya kita bisa nampa saben kahanan awake dhewe kanthi rasa syukur. Iri marang kasuksesan utawa kabegjane wong liya diijini ing wates-wates supaya iri dadi daya penggerak kanggo dadi luwih apik. Mesthi kanthi cara sing bener, lan ora ngapusi wong liya.