Jowonews

Stok Pangan Aman Sampai Akhir Tahun

BOYOLALI, Jowonews- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebutkan stok pangan di tengah pandemi Covid-19 saat ini masih aman karena persediaan beras hingga akhir 2020 surplus. “Saya yakin stok pangan secara nasional aman,” kata Syahrul Yasin Limpo, di sela kunjungan di Embung Giriroto Desa Giriroto, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jateng, Kamis (15/10). Mentan Syahrul Yasin Limpo dalam kunjungannya, selain melihat pemanfaatan air embung di Desa Giriroto Boyolali, juga meninjau langsung kondisi sektor pertanian dan melakukan dialog dengan petani saat proses panen di tengah pandemi Covid-19 di wilayah itu. Menurut Mentan, kedatangannya untuk melihat kesiapan melakukan akselerasi ketahanan pangan di semua tempat di seluruh Indonesia. Sebelum di Boyolali, juga melakukan kunjungan di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. “Kami melihat pertanian tetap akseleratif atau tetap tinggi, para petani melakukan proses panen kacang tanah dengan baik, komoditas palawija dan padi tetap jalan. Kondisi seperti ini, kami harapkan bisa bertahan terutama di tengah pandemi Covid-19,” kata Mentan sebagaimana dilansir Antara. Ia mengatakan bahwa Presiden juga memberikan penekanan agar akselerasi harus dijaga lebih kuat di tengah pandemi saat ini. Cuaca ke depan ada kemarau basah. Tetapi pada ujung bulan Desember ada La Nina. Artinya akan ada banjir karena curah hujan yang sangat tinggi. Sehingga, kata Menpan harus ada antisipasi untuk mempercepat apa yang bisa dilakukan sekarang dengan menjaga surplus pangan. Mentan menyebutkan sudah melihat apa yang ada di Kabupaten Boyolali, bagusnya kondisi tanaman pangan yang dikelola petani di wilayah ini. Namun, harapan Presiden diurus langkah selanjutnya. Artinya, pascapanen harus diurus proses untuk mengindustrikan atau menjaga agar kualitas produksi lebih tinggi, dan pemasarannya lebih baik. “Hal ini, yang masih kami jajaki tentu masih dalam proses percobaan-percobaan yang dilakukan.Seperti di Boyolali untuk melihat bagaimana tanaman padi dan palawija itu, bisa berujung ke industri-industri kecil yang ada di setiap desa,” kata Mentan. Pada masa pandemi Covid-19 saat ini, kata Mentan, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengalami kenaikan ekspor hanya sektor pertanian yakni sekitar 16,4 persen. Hal tersebut, kata Mentan, artinya akselerasi pertanian di tengah Covid-19 tetap berputar dengan baik. Dari Januari ke Juli ekspor masih di atas Rp251 triliun. Itu tandanya sektor pertanian tidak terganggu dengan adanya Covid-19, dan tetap menjadi ruang dan peluang untuk perputaran bisnis dan ekonomi yang ada. Namun, sektor pertanian harus dijaga dan tidak boleh hanya dengan data saja. Tetapi harus ke lapangan apakah betul atau tidak, serta masing-masing wilayah mempunyai karakter dan pendekatan masing-masing. Mentan menjelaskan berdasarkan data BPS, hasil produksi Musim Tanam (MT) I kelebihan stoknya hingga mencapai 7,4 juta ton beras, dan MT 2 dilakukan percepatan dengan lahan seluas 5,8 juta hektare dan realisasi sudah tertanam hampir 89 persen. “Kami masih mempunyai sisa waktu, dan hasil bisa mencapai di atas 13 juta ton atau sekitar 15 juta ton beras. Sehingga, total stok hingga mencapai 22 juta ton atau overstock. Karena, kebutuhan pangan nasional hanya sekitar 15 juta ton beras per tahun. Jadi ada surplus untuk kebutuhan pangan pada 2021,” katanya.

Hanya Separuh Masyarakat Indonesia Cuci Tangan dengan Benar

JAKARTA, Jowonews- Ternyata hanya separuh masyarakat Indonesia yang melakukan cuci tangan dengan benar, menurut hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018. Pandemi Covid-19 jadi pengingat kuat semua pihak bahwa salah satu cara paling sederhana namun efektif untuk mencegah penyebaran virus adalah dengan cuci tangan pakai sabun, kata Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Kirana Pritasari dalam Kampanye Nasional dan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia yang dilakukan secara virtual dipantau di Jakarta, Kamis (15/10). “Akses masyarakat dunia pada sarana cuci tangan pakai sabun masih terbatas. Yaitu sekitar 40 persen populasi dunia atau tiga miliar orang di seluruh dunia,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Sementara di Indonesia, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) Tahun 2018 menunjukkan hanya setengah masyarakat Indonesia dengan usia di atas 10 tahun yang mempraktikkan perilaku cuci tangan pakai sabun dengan benar. Kirana mengungkapkan kesenjangan antar provinsi terhadap saranan sanitari masih sangat lebar. Di DKI Jakarta saja yang menjadi pusat episentrum Covid-19 di Indonesia tercatat hanya 73 persen orang yang mengakses sarana cuci tangan pakai sabun. Oleh karena itu Kirana mengingatkan sarana cuci tangan dan sanitari harus dimanfaatkan dengan mencuci tangan pakai sabun secara teratur, di waktu yang kritis dan dengan cara yang benar. Kirana menekankan bahwa pemerintah tengah mengupayakan penambahan sarana akses cuci tangan pakai sabun di seluruh wilayah Indonesia. dan mendorong agar masyarakat memanfaatkannya sebagai bentuk pencegahan Covid-19 dan dari penyakit menular lainnya. Pemerintah telah mengampanyekan prinsip 3M secara besar yaitu kampanye menggunakan masker pada bulan Agustus, kampanye menjaga jarak fisik dan menghindari kerumunan pada September, dan kampanye mencuci tangan pakai sabun di bulan Oktober. Kirana menyebut cuci tangan pakai sabun merupakan pilar kedua dari Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). STBM itu sendiri terdiri dari lima unsur yaitu stop buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengamanan makanan dan air minum rumah tangga, pengelolaan sampah rumah tangga, dan pengelolaan limbah rumah tangga.

Wow, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus 413 Miliar Dolar AS

JAKARTA, Jowonews- Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia meningkat pada akhir Agustus 2020 menjadi 413,4 miliar dolar AS. Hutang ini terdiri atas ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar 203,0 miliar dolar AS dan ULN sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar 210,4 miliar dolar AS. Pertumbuhan utang luar negeri  Indonesia pada Agustus 2020 tercatat 5,7 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,2 persen (yoy). Hal ini disebabkan oleh transaksi penarikan neto ULN, baik ULN pemerintah maupun swasta. “Selain itu, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga berkontribusi pada peningkatan nilai ULN berdenominasi rupiah,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko dalam info terbarunya seperti dilansir Antara di Jakarta, Kamis (15/10). Onny menjelaskan ULN pemerintah pada Agustus 2020 tumbuh meningkat di mana pada akhir Agustus 2020 tercatat sebesar 200,1 miliar dolar AS atau tumbuh 3,4 persen (yoy). Hal ini berarti lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada Juli 2020 sebesar 2,3 persen (yoy). Perkembangan ini terutama didorong oleh penarikan sebagian komitmen pinjaman dari lembaga multilateral yang memberikan dukungan kepada Indonesia untuk menangani pandemi COVID-19 dan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Menurut dia, ULN pemerintah dikelola secara terukur dan berhati-hati untuk mendukung belanja prioritas pemerintah. Yaitu sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,7 persen dari total ULN pemerintah), sektor konstruksi (16,5 persen), sektor jasa pendidikan (16,5 persen), dan sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (11,8 persen), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (11,6 persen). Sementara itu, ULN swasta pada Agustus 2020 juga mengalami peningkatan di mana pertumbuhan pada Agustus 2020 tercatat 7,9 persen (yoy). Berarti meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada Juli 2020 sebesar 6,2 persen (yoy). Perkembangan ini dipengaruhi pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (PBLK) dan ULN lembaga keuangan (LK) masing-masing sebesar 10,3 persen (yoy) dan 0,4 persen (yoy). Sebagian besar penarikan ULN swasta pada Agustus 2020 digunakan untuk membiayai kegiatan investasi perusahaan, katanya. Beberapa sektor dengan pangsa ULN terbesar, yakni mencapai 77,5 persen dari total ULN swasta, adalah sektor jasa keuangan & asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas & udara dingin (LGA), sektor pertambangan & penggalian, dan sektor industri pengolahan. Onny mengatakan struktur utang luar negeri Indonesia tetap sehat, didukung penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Agustus 2020 sebesar 38,5 persen, relatif stabil dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 38,2 persen. “Struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 89,0 persen dari total ULN,” katanya. Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, kata Onny, Bank Indonesia dan pemerintah terus meningkatkan koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menyokong pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.

Calon Tunggal Pilkada Boyolali Pastikan Tak Gelar Kampanye

BOYOLALI, Jowonews- Pasangan calon tunggal Pilkada Kabupaten Boyolali M Said Hidayat – Wahyu Irawan dipaastikan tak akan menggelar kampanye. Hal ini untuk mencegah munculnya klaster-klaster baru di tengah pandemi Covid-19 di wilayah tersebut. Hal tersebut disampaikan Ketua DPC PDIP S. Paryanto. “Kami yang mengusung paslon M. Said Hidayat dan Wahyu Irawan memastikan tidak mengadakan kampanye karena masih pandemi Covid-19,” kata Paryanto, di Boyolali, Kamis (15/10). Paryanto mengatakan pihaknya akan memberikan pemahaman kepada masyarakat mengapa tidak ada kegiatan kampanye karena masih di tengah pandemi Covid-19. Boyolali sendiri saat ini kondisi penyebaran Covid-19 sudah menurun dari merah menjadi orange atau zona sedang. Kendati demikian, kata Paryanto, sudah ada tim-tim yang akan menggerakkan masyarakat yang mempunyai hak pilih untuk bisa hadir di TPS pada hari pencoblosan tanggal 9 Desember 2020.

Kembali lawan Makedonia Utara, Timnas U-19 Bermain Imbang

KROASIA, Jowonews- Tim Nasional Indonesia U-19 hanya bermain imbang 0-0 dengan Makedonia Utara pada laga uji coba di Stadion NK Uslok Klis, Split, Rabu (14/10). Laga ini merupakan uji coba kedua bagi kedua tim. Sebelumnya pada Ahad (10/10), Indonesia menang dengan skor 4-1. Pada pertandingan ini, pelatih timnas U-19, Shin Tae-yong merotasi beberapa pemain. Pemain seperti Bayu Fiqri, Beckham Putra, dan M Bahril bermain sejak menit pertama. Beberapa kali serangan dan peluang Garuda Muda gagal berbuah gol. Skor 0-0 pun bertahan hingga pertandingan usai. “Pemain sudah bekerja keras, namun belum menunjukkan performa terbaik. Hari ini lapangan kurang bagus, jadi pemain tidak bisa optimal,” kata pelatih timnas U-19, Shin Tae-yong sebagaimana dikutip Jowonews dari laman PSSI, Kamis (15/10). Pelatih asal Korea Selatan tersebut menambahkan bahwa timnya masih banyak kekurangan. Ia menyebut Pratama Arhan dan kawan-kawan harus meningkatkan power, passing yang lebih detail, dan cepat mencari ruang kosong di pertahanan lawan. “Untuk mental, fisik, stamina saya kira pemain sudah lebih baik. Kedepan kami harus perbaiki kekurangan yang ada,” tambah pelatih berusia 51 tahun tersebut. Sementara itu kapten timnas U-19 pada pertandingan hari ini, Pratama Arhan mengatakan bahwa hari ini ia dan rekan-rekannya sudah berjuang keras dan maksimal. “Kita perlu perbaikan di semua lini, komunikasi antar lini juga kita perbaiki. Alhamdulillah saya tadi dipercaya pelatih menjadi kapten Tentu saya harus selalu bermain baik dan maksimal,” kata pemain asal PSIS Semarang tersebut. Selanjutnya Garuda Muda akan melawan Bosnia Herzegovina pada Selasa (20/10) mendatang. Saat ini total Garuda Muda sudah menjalani sepuluh uji coba di Kroasia. Sembilan laga uji coba yakni melawan Bulgaria (0-3), Kroasia (1-7), Arab Saudi (3-3), serta dua kali melawan Qatar (2-1 dan 1-1), Bosnia Herzegovina (0-1), Dinamo Zagreb (1-0), NK Dugopolje (3-0), dan Makedonia Utara (4-1 dan 0-0)

Rapat Paripurna Virtual: Penyampaian Propemperda 2020

GEDUNG BERLIAN, Jowonews- Ketua DPRD Provinsi Jateng Bambang Kusriyanto bersama Wakil Ketua DPRD Ferry Wawan Cahyono dan Quatly Abdulkadir Alkatiri membuka rapat paripurna virtual dengan agenda persetujuan penetapan propemperda 2021. Sebelum ditetapkan, Bambang mempersilakan Bapemperda untuk menyampaikan laporannya. Pada kesempatan itu, Anggota Bapemperda DPRD Provinsi Jateng Dwi Yasmanto membacakan laporan dihadapan anggota dewan. Dalam laporannya, ia mengatakan bahwa perencanaan peraturan daerah provinsi dilakukan dalam penyusunan program kerja. “Program pembentukan Perda (Propemperda) itu disusun dan ditetapkan setiap tahun dan ditetapkan oleh DPRD, yang dituangkan dalam keputusan rapat paripurna,” katanya, yang juga Anggota Komisi A DPRD Provinsi Jateng. Ia juga mengatakan, dalam rangka menyusun program pembentukan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah tahun 2020, baik DPRD melalui alat kelengkapan dewan yaitu komisi maupun Gubernur, telah mengajukan usulan prakarsa. Beberapa diantaranya Raperda Perubahan atas Perda Provinsi Jateng Nomor 7 Tahun 2014 tentang Bantuan Hukum kepada Masyarakat Miskin, Peningkatan & Pakan Ternak Balai Pembenihan Ikan-Kebun Benih Tanaman Pangan & Holtikultura, Perubahan Bentuk Hukum PT BPD Jateng menjadi Perseroda, Tempat Pengelolaan Limbah Domestik Regional. Kemudian, Perubahan atas Perda Provinsi Jateng Nomor 5 tahun 2019 tentang RPJMD 2018-2023, Perubahan atas Perda Provinsi Jateng Nomor 3 tahun 2018 tentang Pengelolaan Air Tanah, Rancangan Perlindungan & Pengelolaan Lingkungan Hidup, Sistem Pengelolaan Limbah Domestik Rumah Tangga, Perubahan Bentuk Hukum PT SPJT, dan Perubahan Bentuk Hukum PT Penjamin Kredit Daerah Jateng. “Sesuai ketentuan pasal 17 peraturan DPRD Provinsi Jateng Nomor 1 Tahun 2019 tentang Tata Tertib DPRD Provinsi Jateng, apabila dalam satu masa sidang DPRD dan Gubernur menyampaikan raperda mengenai materi yang sama maka yang di atas adalah Perda yang disampaikan oleh DPRD dan yang disampaikan oleh Gubernur digunakan sebagai bahan untuk diperbandingkan,” jelasnya

Waspadai Demam Berdarah Saat Pancaroba

SEMARANG, Jowonews- Masyarakat diimbau untuk mewaspadai penyakit-penyakit endemis seperti demam berdarah (DB) yang biasa terjadi saat pancaroba atau peralihan. “Sejumlah penyakit biasa muncul pada masa pancaroba, dan salah satunya adalah demam berdarah. Sebab, sejumlah wilayah di Jateng terdapat kasus demam berdarah dan harus diantisipasi bersama di samping pencegahan Covid-19,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo di Semarang, Rabu. (14/10). Terkait dengan penyakit DB, masyarakat harus waspada dan menerapkan Gerakan 3M yakni menutup tempat penampungan air, mengubur barang bekas, dan membersihkan lingkungan sekitar. Menurut dia, pemberantasan sarang nyamuk juga harus ditingkatkan pada pancaroba, termasuk menggiatkan kembali peran juru pemantau jentik di rumah-rumah warga. “Seperti kita ketahui, bahwa setiap pancaroba, itu terjadi perubahan pengaruh kesehatan lingkungan. Penyakit-penyakit yang dipengaruhi kesehatan lingkungan itu antara lain adalah demam berdarah,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Sebelumnya, Gubernur Ganjar Pranowo meminta jajaran Dinkes Jateng mengoptimalkan peran kader kesehatannya guna mengurangi dampak penyakit pada saat memasuki musim hujan tahun ini. “Saya sudah menginstruksikan kepada seluruh Dinas Kesehatan kabupaten/kota untuk mengerahkan kader kesehatannya untuk lakukan penyuluh kesehatan selama musim hujan,” katanya. Menurut Ganjar, hal tersebut dilakukan sebagai upaya mengedukasi masyarakat untuk mengantisipasi merebaknya penyakit yang merebak saat musim hujan seperti demam berdarah dan diare. Politikus PDI Perjuangan itu menyebutkan demam berdarah dan diare sering menimpa masyarakat saat musim hujan, bahkan tidak sedikit yang penderitanya meninggal dunia karena terlambat mendapat perawatan medis.

Musim Panen Habis, Harga Cabai Melonjak Drastis

SOLO, Jowonews- Harga komoditas cabai melonjak drastis di kota Solo. Harga cabai merah keriting berada di kisaran Rp40.000/kg. Padahal, sebelumnya harga komoditas tersebut di kisaran Rp23.000-25.000/kg. Hal ini seiring dengan masuknya masa tanam di sejumlah daerah sehingga produksi panen mulai menipis. “Kenaikannya mulai terasa sejak akhir September,” kata salah satu pedagang di Pasar Harjodaksino Sulastri. Hal yang sama terpantau pula di pasar Serengan, dan Danukusuman Ia mengatakan kenaikan harga tidak hanya terjadi pada cabai merah keriting tetapi juga cabai merah besar. Meski demikian, kenaikan komoditas tersebut tidak sebesar cabai merah keriting. “Untuk cabai merah besar dari Rp50.000/kg menjadi Rp52.000/kg,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Kondisi yang sama juga terjadi di Pasar Legi yang merupakan pasar induk Kota Solo. Ia mengatakan untuk harga cabai merah keriting di pasar tersebut naik dari Rp24.000/kg menjadi Rp40.000-43.000/kg. “Kenaikannya bertahap, sejak September hingga Oktober ini,” kata salah satu pedagang Sriyem. Menurut dia, kenaikan harga sudah terjadi di tingkat petani karena saat ini musim panen sudah habis. Bahkan, untuk musim panen selanjutnya baru terjadi di bulan Oktober atau awal November. “Jadi bukan pedagang yang menaikkan harga. Saya juga banyak terima protes dari konsumen. Tetapi ya mau bagaimana lagi. Memang harga naik banyak,” katanya. Meski demikian, dikatakannya, untuk harga cabai rawit merah masih normal yaitu di kisaran Rp24.000-25.000/kg.