Jowonews

Meski Pandemi COVID-19, Jateng Surplus Beras Hingga 2,8 Juta Ton

SEMARANG, Jowonews.com – Pandemi yang terjadi tidak berpengaruh terhadap hasil pertanian di Jawa Tengah (Jateng). Terbukti ketersediaan pangan di Jateng saat ini mencapai 2,4 juta ton beras, bahkan diperkirakan mengalami surplus hingga 2,8 juta ton sampai akhir tahun. Demikian disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jateng Suryo Banendro. “Bahkan hasil pertanian padi di Jateng mampu memasok kebutuhan pangan di sejumlah daerah Indonesia,” lanjutnya usai kegiatan panen raya di Kecamatan Dukuhwaru, Kabupaten Tegal, Kamis (16/7/2020) dikutip dari laman Antara Jateng. Menurut dia, keberhasilan di sektor pertanian itu karena upaya yang dilakukan pihaknya seperti sistem percepatan, kondisi iklim lebih baik dibanding 2019 lalu, dan adanya lahan yang bisa tiga kali masa tanam dalam satu tahun “Selain itu, kita melakukan pengamatan produksi, pengamatan dini dan langsung melakukan pengendalian untuk kewaspadaan hama,” katanya. Selain itu ada program padi hamparan yakni dengan menanam padi menggunakan bibit unggul berkualitas ekspor karena sistem ini menggunakan satu manajemen untuk mengelola bibit, lahan, serta mengatasi gangguan hama dan kendala iklim. “Untuk program padi hamparan hampir di semua kabupaten di Jawa Tengah sudah ada,” imbuhnya. Suryo menambahkan selain padi hasil pertanian yang mengalami surplus adalah jagung yakni pada angka sekitar 3,2 juta ton jagung.

Jateng Kembali Catatkan Penambahan Kasus COVID-19 Tertinggi

SEMARANG, Jowonews.com – Jawa Tengah (Jateng) kembali menjadi salah satu provinsi yang mengkonfirmasi penambahan kasus positif COVID-19 yakni sebanyak 214 orang, Kamis (16/07/2020). Penambahan ini menunjadikan Jateng sebagai provinsi dengan penambahan kasus tertinggi poitif COVID-19 setelah Provinsi DKI Jakarta, yakni 312 orang. Sehari sebelumnya Jateng menjadi provinsi dengan penambahan kasus tertinggi COVID-19, yakni 261 orang. Berdasarkan data dari situs Tanggap COVID-19 Provinsi Jawa Tengah pada Kamis (16/7/2020) tercatat sebanyak 2.860 orang dirawat, 3.191 orang dinyatakan sembuh dan 564 orang telah meninggal dunia. Sehingga total akumulasi kasus positif COVID-19 sebanyak 6.615 orang. Sementara itu pasien dalam pengawasan (PDP) tercatat 1.031 orang dirawat, 7.807 orang dinyatakan sembuh dan 1.1413 orang telah meninggal dunia. Sehingga total akumulasi PDP Prov. Jateng tercatat 10.251 orang. Pasien positif virus COVID-19 di Indonesia menjadi 81.668 orang dan kasus suspek total 46.727 pasien per 16 Juli 2020. Jumlah ini berdasarkan data yang masuk ke pemerintah pusat secara bertahap hingga Kamis siang, baik tes real time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) maupun Tes Cepat Molekuler (TCM). Juru Bicara Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan, terdapat 23.947 spesimen yang diperiksa per hari ini. Secara akumulasi ada 1.146.794 spesimen yang telah diperiksa.

Air Terjun Kali Pancur, Kesejukan dan Pesona Alami di Sekitar Salatiga

Terletak di kaki Gunung Merbabu, Salatiga dikenal sebagai salah satu kota yang memiliki hawa sejuk di Indonesia. Sesuatu hal yang pantas apabila Kota Salatiga menjadi salah satu destinasi favorit liburan keluarga di akhir pekan. Berkunjung ke Salatiga rasanya belum lengkap kalau belum berkunjung ke berbagai destinasi wisata alam di sekitarnya. Salah satunya adalah Air Terjun Kali Pancur. Air Terjun di kaki Gunung Telomoyo dengan ketinggian sekitar 100 meter ini hanya berjarak sekitar 14 km dari Kota Salatiga. Air Terjun Kali Pancur dihiasi bebatuan alam dan goa-goa kecil sebagai tempat bersarang burung walet. Udara di sekitar air terjun cukup dingin dan cuaca sering berubah-ubah. Jadi bagi Anda yang ingin berkunjung ke tempat ini digunakan untuk membawa payung. Pemandangan Asri dan Alami di Sekitar Air Terjun Kali Pancur, Getasan, Kabupaten Semarang Sebagai air terjun yang berada di pegunungan, air terjun Kali Pancur menawarkan nuansa keindahan pemandangan alam. Di sekitar Air Terjun Kali Pancur terdapat hutan yang lebat yang masih terjaga keasriannya. Jika dilihat dari kejauhan Air Terjun Kali Pancur terlihat seperti sebuah tanda seru.

Menjajal Wahana Permainan Ekstrem Gumuk Reco di Sekitar Salatiga

Ketika Anda mulai jenuh dengan rutinitas pekerjaan, tidak ada salahnya untuk mengambil cuti dan meluangkan waktu untuk berlibur bersama alam. Salatiga adalah destinasi yang bisa Anda tuju untuk menyegarkan kembali perasaan dan jiwa Anda. Karena di sekitar kota kecil ini ada banyak pilihan destinasi wisata alam yang patut Anda coba satu persatu. Spot Ekstrem Gumuk Reco Dengan Landscape Bukit dan Hamparan Sawah Hijau Wisata alam Gumuk Reco Sepakung dikenal dengan suguhan wahana yang menantang dan ekstrem. Selain Ayunan Langit yang membuat jantung berdegup gencang, juga terdapat rumah pohon yang dihubungkan dengan jembatan kayu “Jembatan Kepompong” sepanjang 15 meter dengan ketinggian 300 meter. Dari Jembatan ini pengunjung dapat menikmati landscaper perbukitan hijau dan hamparan sawah berwarna hijau. Spot ini sangat intagramable bagi Anda yang eksis di Sosmed. Berbagai Pilihan Spot Foto Gumuk Reco Banyubiru yang Menarik dan Instagramable Bagi Anda yang eksis di sosial media, ada beberapa pilihan spot foto menarik yang dapat Anda gunakan. Diantaranya adalah Spot Sangkar Burung di bibir tebing, Spot lingkaran dengan latar belakang jurang dan bukit, gardu pandang serta spot tebing bagi Anda yang suka dengan background dinding alami. Untuk saat ini pengelola juga sedang menyiapkan spot lain seperti flying fox dan rock climbing bagi Anda yang memiliki keahlian panjat tebing. Lokasi Gumuk Reco Sepakung Alamat wisata alam Gumuk Reco terletak di dusun kenongo, Sepakung, Banyubiru, Semarang. Dari semarang kota berjarak 35 km atau dapat ditempuh selama 1 jam berkendara. Sesampainya di area parkir desa wisata sepakung, harus berjalan kaki sejauh 300 meter untuk mencapai wisata gumuk reco. Rute Transportasi Menuju Obyek Wisata Gumuk Reco Banyubiru Bagi Anda yang menggunakan kendaraan pribadi, dapat mengikuti maps di bawah ini:

Gus Yasin: Semua Santri Masuk Jateng Karantina 14 Hari

SEMARANG, Jowonews.com – Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengatakan seluruh santri yang masuk Jateng wajib menjalani masa karantina selama 14 hari sebagai upaya mengantisipasi penyebaran COVID-19. “Semua santri yang masuk ke Jateng wajib dikarantina selama 14 hari dan pihak pondok pesantren wajib menyiapkan untuk tempat karantina itu,” katanya di Semarang, Jumat (5/6/2020). Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin Maimoen itu, mengaku sudah berkomunikasi dengan sejumlah pengasuh pondok pesantren maupun organisasi pondok pesantren di Jateng terkait dengan hal itu. Apabila pondok pesantren tidak memiliki tempat karantina yang memadai, kata dia, bisa menggunakan fasilitas lain yang ada di daerahnya. “Bisa koordinasi dengan Satgas Jogo Tonggo di daerahnya masing-masing untuk menempati tempat karantina yang kemarin sudah disiapkan di berbagai desa atau bisa juga menggunakan fasilitas lain, seperti gedung sekolah dan sebagainya,” ujarnya. Ia juga meminta seluruh pengasuh pondok pesantren mewajibkan santri untuk menjalani cek kesehatan sebelum kembali sebagai acuan penanganan saat yang bersangkutan tiba di ponpes “Semua yang datang harus sudah periksa kesehatan dari daerahnya, bisa puskesmas, dokter pribadi atau rumah sakit. Ini untuk menindaklanjuti penanganan di pondok,” katanya. Putra ulama karismatik almarhum K.H. Maimoen Zubair itu juga telah menerapkan protokol kesehatan secara ketat di pondok pesantrennya di Sarang, Kabupaten Rembang. Selain menyiapkan tempat karantina, pihaknya juga telah menyiapkan “shelter” khusus untuk menampung sementara santri yang datang. Ia menyebut adanya dua tempat yang disiapkan untuk keperluan itu, yakni di bagian timur dan di bagian barat pondok pesantren untuk menampung serta mengecek kesehatan para santri. “Kami kerja sama dengan Dinas Kesehatan Rembang untuk melakukan pengecekan kesehatan dulu. Setelah itu, mereka akan kami arahkan ke tempat karantina yang sudah kami siapkan,” ujarnya. (JWN3/Ant)

Perubahan Perilaku Masyarakat Kunci Menuju Kehidupan Normal Baru

JAKARTA, Jowonews.com –Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menyebut perubahan perilaku masyarakat sebagai kunci menuju kehidupan normal baru yang aman dari penularan virus corona penyebab COVID-19. “Ketika ditanya new normal (normal baru) itu baru ada sekarang, tidak. Kita sudah mulai itu sejak ada kasus sehingga tidak perlu dibesar-besarkan,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan itu dalam acara webinar di Jakarta, Sabtu (6/6/2020). “Penyakit menular basisnya adalah masyarakat, kalau masyarakat tidak ditempatkan sebagai subjek dari penanganannya maka akan sulit. PSBB di beberapa daerah maka harus jadi subjek, kalau masyarakat jadi objek maka hanya jadi kucing-kucingan,” kata dia. Pemerintah, ia menjelaskan, melakukan intervensi dengan memberlakukan pembatasan sosial, menerapkan protokol kesehatan, dan menjalankan upaya-upaya lain untuk mengendalikan penularan COVID-19. Ia mengatakan, COVID-19 merupakan penyakit baru. Indonesia dan negara-negara lain belum punya pengalaman untuk menanganinya. Vaksin untuk melawan penyakit akibat infeksi virus SARS-CoV-2 tersebut juga belum ada. Namun masyarakat tidak bisa terus menerus diam di rumah dan tidak melakukan kegiatan produktif sampai vaksin ditemukan. Oleh karena itu, menurut Achmad Yurianto, yang bisa dilakukan saat ini adalah bersiasat supaya bisa hidup aman berdampingan dengan COVID-19. “Caranya mengubah perilaku kita karena kita tahu ini virus dari pernapasan maka jaga jarak, tidak cukup aman pakai masker, kalau droplet ini kena benda lain lalu kita sentuh, maka cuci tangan,” kata dia. “Mari kita edukasi masyarakat untuk mengenal COVID-nya, jalankan protokol pencegahannya, dan kuncinya adalah keluarga. Dengan masyarakat kita edukasi, dia paham, kalau dilakukan ini semua, maka inilah normal yang baru,” ia menambahkan. Dia juga menekankan bahwa seluruh warga harus menjadikan disiplin mematuhi protokol kesehatan sebagai kebiasaan baru supaya bisa kembali menjalankan aktivitas sehari-hari dan terhindar dari penularan COVID-19. (JWN3/Ant)

Ini Daftar Titik Penyekatan Arus Balik Mudik 2020

SEMARANG, Jowonews.com –  Pemerintah RI akan melakukan pencegahan terjadinya arus balik bagi pemudik yang nekat. Mereka yang sudah terlanjur pulang ke kampung halaman dipastikan sulit masuk kembali ke Jakarta. Sebagai informasi, pemudik bisa kembali ke Jakarta asal bisa menunjukkan bukti surat izin keluar masuk (SIKM) yang dikeluarkan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Masyarakat yang tak memiliki surat izin itu akan diminta untuk kembali dan dilarang masuk wilayah Jakarta. Atas hal itu, jajaran kepolisian menyiapkan beberapa titik penyekatan kendaraan telah didirikan petugas. Titik penyekatan arus balik ini berada di jalan raya dan beberapa ruas jalan tol, serta gerbang tol. Penyekatan jalan tol dilakukan untuk membatasi keluar masuknya kendaraan pribadi dan angkutan penumpang ke wilayah Jakarta. Kecuali kendaraan dinas, petugas, ambulans, pemadam kebakaran, serta angkutan logistik. Dikutip dari laman Instagram Divisi Humas Polri dalam media sosial Instagram, penyekatan ini mulai dilakukan dari wilayah Jawa Timur (10 titik), Jawa Tengah (7 titik), Jawa Barat (9 titik), dan DKI Jakarta (12 titik). Khusus untuk gerbang tol (GT) yang dilakukan penyekatan di Jawa Timur dan Jawa Tengah antara lain di GT Ngawi km 679, GT Banyumanik km 421, termasuk pintu keluar tol Sragen km 528. Sementara di wilayah Jawa Barat, penyekatan di gerbang tol dilakukan di GT Palimanan Utama, GT Cikampek Utama, dan GT Kalihurip Utama. Selain gerbang tol, sejumlah titik di ruas tol juga dilakukan penyekatan, seperti di tol Jawa Barat km 47 B, tol Jakarta-Cikampek km 47, dan Tol Tangerang-Banten Cikupa. (JWN3)

ASN Bidang Kesehatan di Jateng Keberatan Gajinya Dipotong 50 Persen

SEMARANG, Jowonews.com – Aparatur sipil negara (ASN) bidang kesehatan di Jawa Tengah mengaku keberatan terkait dengan adanya wacana pemotongan gaji sebesar 50 persen oleh pemerintah untuk penanganan COVID-19. “Titip aspirasi Pak, kami keberatan kalau gaji ASN dipotong 50 persen untuk penanganan COVID-19,” kata dr. Siti Wulandari kepada Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah Bambang Kusriyanto saat berkunjung ke Puskemas Lerep, Ungaran, Kabupaten Semarang, Rabu (13/5/2020). Menurut dia, sebagai ASN kesehatan, dirinya dan rekan sejawat sudah mencurahkan jiwa dan raganya untuk merawat masyarakat yang sakit, termasuk orang yang dikategorikan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) maupun positif COVID-19. Menanggapi masukan tersebut, Bambang Kusriyanto mengatakan akan menyampaikan keberatan tersebut ke Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Kendati demikian, dirinya menegaskan bahwa wacana pemotongan gaji ASN tersebut baru sebatas usulan yang disampaikan Gubernur Ganjar dalam forum Musrenbangnas, beberapa waktu lalu. “Nanti saya sampaikan ke Gubernur. Itu masih usulan dan menjadi kewenangan pemerintah pusat,” ujar pria yang akrab disapa Bambang Kribo tersebut. Ia mengaku menerima beberapa aspirasi tentang keberatan pemotongan gaji ASN, namun karena wewenang terkait hal itu berada di pemerintah pusat, maka dirinya hanya bisa menyampaikan keberatan tersebut kepada pihak terkait agar ditindaklanjuti. Secara pribadi, Bambang Kribo berpendapat para tenaga medis justru harus diberi insentif sebab yang bersangkutan berada di garda terdepan dalam penanganan COVID-19. Dalam kunjungan kerjanya, orang nomor satu di DPRD Jateng itu juga menyerahkan bantuan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis. Bantuan APD yang diserahkan berupa baju hazmat, masker berstandar medis, masker kain, pelindung wajah, dan cairan disinfektan. (JWN3/Ant)