Jowonews

PNS dan PPPK Dipecat Sementara dengan Beberapa Alasan Berikut

PNS Dipecat Sementara

SEMARANG – Baru-baru ini berhembus angin segar dalam dinamika administrasi negara dengan penandatanganan UU ASN No 20 Tahun 2023 oleh Presiden Joko Widodo pada 31 Oktober 2023 lalu. Undang-undang tersebut, menjadi titik awal bagi sejumlah perubahan penting dalam pengelolaan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Indonesia. Salah satu aspek yang menarik perhatian adalah kemampuan untuk memberhentikan sementara Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Namun, keputusan ini tidaklah diambil begitu saja tanpa alasan yang mendasar. Berpijak pada Pasal 53 dari UU ASN No 20 Tahun 2023 yang berlaku mulai Sabtu, 17 Februari 2024, terdapat tiga alasan konkret mengapa PNS dan PPPK dapat dipecat sementara. Berikut ini adalah poin-poin utamanya: Mekanisme pengaktifan kembali PNS dan PPPK yang dipecat sementara dilakukan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian, memberikan sedikit harapan bagi mereka yang terkena dampak kebijakan ini. Selain itu, ada pula perbedaan yang cukup mencolok antara PNS dan PPPK. Meskipun sering disamakan, keduanya memiliki perbedaan signifikan dalam status kepegawaian, hak, manajemen, serta proses seleksi. PNS, yang merupakan pegawai ASN, diangkat sebagai pegawai tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dan memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Sementara itu, PPPK adalah pegawai ASN yang diangkat dengan perjanjian kerja, sesuai kebutuhan instansi pemerintah dan ketentuan undang-undang. Dengan adanya perubahan ini, diharapkan pengelolaan ASN di Indonesia dapat semakin terarah dan efisien, menciptakan lingkungan kerja yang lebih profesional dan berkualitas bagi masyarakat.

Jenang Sabun Khas Kebumen, Kuliner Tradisional yang Semakin Susah Didapatkan

Jenang Sabun Khas Kebumen, Kuliner Tradisional yang Semakin Susah Didapatkan

KEBUMEN – Dalam gemerlap kuliner Nusantara, ada satu nama yang mungkin mengundang tanda tanya: Jenang Sabun Kebumen. Dibalut dengan nama yang unik, tidak heran jika kebanyakan dari kita penasaran dengan kisah di balik sebutannya yang menarik. Namun, sayangnya, keberadaan lezatnya semakin sulit ditemui di pasaran. Meski dijuluki dengan embel-embel “sabun”, namun jenang ini tidaklah mengandung sabun dalam komposisinya. Begitu jenang itu jadi, aroma sabun juga tidak akan tercium sedikit pun. Namun, ada tebakan bahwa mungkin saja pemberian embel-embel “sabun” pada jenang ini disebabkan oleh bentuknya yang menyerupai sabun. “Saya sendiri penasaran dengan asal-usul nama ini. Sejak kecil, selalu dipanggil jenang sabun, tapi tak pernah ada yang tahu kenapa begitu,” ujar seorang penjual jenang sabun di Kebumen, Welas Asih, seperti dilansir oleh Jawapos pada hari Minggu. Jenang sabun ini terbuat dari campuran tepung beras dengan tambahan nira kelapa. Gabungan kedua bahan ini menghasilkan jenang yang kenyal, manis, dan tentu saja, lezat. Welas, sang penjual, mengakui bahwa dia membuat jenang sabun yang dijualnya sendiri. Alasannya, suaminya bekerja sebagai penderes nira kelapa, sehingga bahan baku tidak sulit didapat. “Proses pembuatannya pun tanpa bahan kimia sama sekali. Semuanya masih menggunakan alat tradisional, butuh kesabaran yang tinggi,” tambahnya. Memang benar, proses pembuatan jenang sabun memakan waktu yang tidak sebentar. Setelah adonan jenang selesai dibuat, kemudian dibentuk tipis seperti kulit lumpia dan dibiarkan mengering di atas daun pisang selama dua hari di bawah sinar matahari. Setelah kering, adonan digulung dan dikeringkan lagi sebelum siap dijual. Setiap harinya, Welas mampu membuat sekitar tiga kilogram bahan baku jenang, atau sekitar 200 biji. Jenang ini dijual dalam wadah kotak dengan isi 17 biji, dengan harga Rp10 ribu per kotak. Penjualannya juga sudah merambah dunia online dan cukup diminati. Perempuan berusia 54 tahun ini meneruskan usaha jenang sabun dari ibunya yang telah tiada sejak tahun 2002. Namun, dia menyebut bahwa jumlah pembuat jenang sabun sepertinya semakin berkurang. “Dulu banyak yang membuat, tapi sekarang sepertinya hanya saya yang masih bertahan. Wajar, proses pembuatannya memang rumit. Namun, ini adalah bagian dari kekayaan kuliner Kebumen, terutama di kawasan pesisir selatan,” ucapnya. Semoga jenang sabun terus bertahan dan semakin dikenal luas di pasar kuliner. Dengan demikian, semakin banyak orang yang tertarik untuk membuatnya, dan akhirnya, penganan ini tidak akan punah dari peredaran.

Ulat Bulu Menyerang Desa Kranggan, Damkar Turun Tangan Mengatasi Kekhawatiran Warga

Ulat Bulu Menyerang Desa Kranggan, Damkar Turun Tangan Mengatasi Kekhawatiran Warga

KLATEN – Pohon-pohon yang rindang di sebuah rumah kosong di Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, kini menjadi sorotan warga setempat. Keberadaan koloni ulat bulu yang cukup besar telah menimbulkan ketidaknyamanan bagi penduduk sekitar. Namun, warga dapat bernapas lega karena petugas dari Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Klaten (Damkar) turun tangan untuk mengatasi masalah ini. “Sudah beberapa hari terakhir ini kami merasakan ketidaknyamanan karena ulat bulu ini. Baru hari ini kami melaporkannya karena keberadaannya telah merambah ke berbagai sudut di sekitar lokasi. Bahkan sudah sampai ke teras rumah, membuat kami merasa gatal-gatal,” ujar Dwi Wahyu Nugroho, seorang warga setempat kepada detikJateng pada Selasa sore. Menurut cerita Dwi, ada sekitar 5-7 rumah di sekitar wilayah tempat sarang ulat tersebut berada. Ulat-ulat tersebut bersarang di pohon mangga dan talok yang terletak di depan dan belakang rumah kosong tersebut. “Ulat-ulat ini bersarang di pohon mangga dan talok di depan dan belakang rumah kosong itu. Untungnya, tidak ada warga yang terpaksa mengungsi,” tambah Dwi. Dwi juga mengungkapkan bahwa keberadaan ulat bulu ini bukanlah hal baru bagi mereka. Beberapa tahun lalu, situasi serupa juga pernah terjadi di lokasi yang sama. “Beberapa tahun yang lalu, kejadian serupa juga pernah terjadi di lokasi yang sama, di belakang rumah kosong ini. Karena merasa khawatir, saya langsung melaporkannya kepada Kepala Desa,” lanjutnya. Kepala Desa Kranggan, Gunawan Budi Utomo, mengonfirmasi bahwa jenis ulat bulu yang hadir kali ini sama dengan yang mereka hadapi beberapa tahun lalu. Lokasinya pun tidak jauh berbeda, hanya sekitar 50 meter dari tempat sebelumnya. “Jaraknya sekitar 50 meter dari tempat sebelumnya. Beberapa waktu yang lalu, ada warga yang terpaksa mengungsi, tapi kali ini situasinya sedikit berbeda. Selain melaporkan kepada Damkar, besok kami akan menggerakkan relawan desa untuk membantu penanganan masalah ini,” jelas Gunawan. Ulat bulu yang bersarang di bagian bawah batang pohon mangga dan talok tersebut telah menjadi perhatian tim pemadam kebakaran dari Satpol PP Pemerintah Kabupaten Klaten. Mereka telah menyemprotkan obat cair ke sarang-sarang ulat tersebut. Selain itu, petugas dari POPT Dinas Pertanian Pemerintah Kabupaten Klaten juga turut hadir di lokasi untuk memberikan bantuan. Sebelumnya, serangan ulat bulu juga telah melanda sembilan rumah warga di Dusun Sumber Wetan, Desa Sumber, Kecamatan Trucuk, Klaten. Hal ini telah memaksa sebagian penghuni rumah untuk mengungsi demi keselamatan mereka akibat trauma yang ditimbulkan oleh serangan ini. “Sudah dua hari yang lalu, tetangga sebelah harus mengungsi. Kami belum tahu apakah mereka sudah pulang atau belum. Satu-satunya yang mengungsi adalah rumah milik Wagiman,” ungkap Semo (66), salah satu korban serangan ulat bulu, pada hari Senin sore lalu. Menurut Semo, serangan ulat bulu tersebut telah terjadi selama sekitar sembilan hari terakhir. Namun, sekitar dua bulan sebelumnya, keberadaan ulat-ulat tersebut sudah terdeteksi meskipun jumlahnya masih sedikit. Mereka bersarang di pohon mangga yang berada di sebuah kebun kosong. Melalui upaya-upaya yang telah dilakukan oleh petugas terkait, diharapkan masalah ini dapat segera teratasi dan masyarakat dapat kembali hidup dengan aman dan nyaman di lingkungan mereka.

Metode Pembelajaran Menyenangkan, Kunci Sukses Agar Pembelajaran Lebih Interaktif

Pembelajaran Menyenangkan

Pembelajaran merupakan bagian penting dalam dunia pendidikan, namun tidak jarang memerlukan pendekatan yang kreatif untuk membuat proses belajar mengajar menjadi lebih interaktif. Salah satu strategi yang tengah digemari adalah Pembelajaran Menyenangkan. Pendekatan ini bukan hanya sekadar metode biasa, melainkan sebuah langkah berarti bagi para pendidik dalam menyampaikan materi dengan cara yang lebih menarik dan bermakna. Bahkan bagi sebagian besar guru, menciptakan strategi pembelajaran yang menghibur dan sarat makna bisa menjadi sebuah tantangan yang menarik. Pengalaman menunjukkan bahwa ketika pembelajaran monoton dan membosankan, siswa cenderung kehilangan fokus dan minat dalam proses belajar. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan Pembelajaran Menyenangkan yang tidak hanya memperhatikan bagaimana materi disampaikan, tetapi juga memaksimalkan penggunaan berbagai media pembelajaran yang menarik. Apalagi di era Kurikulum Merdeka saat ini, di mana fokus pada literasi dan numerasi menjadi prioritas utama, pendidik dituntut untuk dapat menciptakan metode pembelajaran yang efektif dan bermakna. Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat diterapkan oleh guru dalam menyusun strategi pembelajaran yang menyenangkan, seperti yang dikutip dari laman thoughtco.com: Mengimplementasikan Teka-teki atau Misteri dalam Pembelajaran Pembelajaran yang santai namun memperkenalkan konsep-konsep tertentu dapat menjadi cara yang menyenangkan bagi siswa. Hal ini membantu siswa memahami konsep sebelum masuk ke pelajaran yang lebih mendalam di kelas. Membuat Materi Pembelajaran Menarik Materi yang terlalu monoton cenderung membuat siswa merasa bosan. Siswa harus diberikan kesempatan untuk memahami materi di luar jam pelajaran, sehingga dapat mempertajam pemahaman mereka. Menggunakan Permainan Penggunaan permainan selama pembelajaran selalu dinantikan oleh siswa. Siswa akan merasa lebih antusias jika ada aktivitas menyenangkan yang bisa dilakukan di tengah pembelajaran. Memberikan Opsi Belajar untuk Siswa Memberikan kebebasan kepada siswa untuk menentukan cara belajar mereka sendiri dapat meningkatkan motivasi belajar. Siswa dapat diberi opsi untuk belajar di dalam atau di luar kelas sesuai dengan preferensi mereka. Memanfaatkan Teknologi Penggunaan teknologi dalam pembelajaran dapat membuat materi menjadi lebih menarik dan relevan bagi siswa. Pendekatan ini juga membantu guru dalam memfasilitasi proses pembelajaran dengan lebih efektif. Menghadirkan Pembawaan yang Ramah Guru yang mampu menciptakan suasana yang ramah dan menyenangkan di kelas akan lebih disukai oleh siswa. Suasana yang positif dan penuh kehangatan akan membantu meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Memilih Materi yang Relevan dengan Kehidupan Sehari-hari Materi yang dapat direlasikan dengan kehidupan sehari-hari siswa akan lebih mudah dipahami dan diingat. Hal ini memungkinkan siswa untuk melihat keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia nyata. Menciptakan Peluang Pembelajaran yang Luas Pembelajaran yang menarik tidak hanya memberikan pemahaman tentang materi, tetapi juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam kehidupan sehari-hari. Berfokus pada Inovasi dalam Pembelajaran Pendekatan pembelajaran yang inovatif dan kreatif akan membantu menghindari rasa bosan dan meningkatkan minat belajar siswa. Dengan terus mengembangkan ide-ide baru, guru dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih menarik bagi siswa. Dengan menerapkan metode pembelajaran menyenangkan ini, diharapkan proses belajar mengajar akan menjadi lebih efektif dan menyenangkan bagi para siswa. Semoga artikel ini dapat memberikan inspirasi dan manfaat bagi para pendidik dalam menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih berkesan.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Maksimalkan Upaya Pencegahan Stunting

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Maksimalkan Upaya Pencegahan Stunting

PEMALANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengadopsi strategi baru untuk mempercepat penanggulangan stunting. Fokus utama kini adalah pada pencegahan stunting, dengan memberikan perhatian khusus pada lima kelompok sasaran, yaitu remaja wanita, calon pengantin, wanita usia subur yang menjadi pasangan usia subur, ibu hamil, ibu nifas, dan anak di bawah usia dua tahun (baduta). Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Provinsi Jateng, Ema Rachmawati, menegaskan hal tersebut pada Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten/Kota eks-Karesidenan Pekalongan, di Hotel Rgina Pemalang, Senin (19/2/2024). Ema mengungkapkan bahwa stunting telah menjadi isu yang sangat penting secara politis. Meskipun berbagai program telah diluncurkan dengan melibatkan berbagai pihak dan bantuan makanan dialokasikan untuk anak-anak yang berisiko atau telah mengalami stunting, namun upaya tersebut belum sepenuhnya berhasil menurunkan angka stunting. “Kita mungkin telah salah strategi,” ujar Ema. Menurutnya, program penurunan stunting seharusnya lebih memfokuskan pada pencegahan stunting daripada penanganan pada anak yang sudah mengalami stunting. Lebih penting lagi untuk mencegah anak-anak terlahir dengan kondisi stunting. Edukasi, menurut Ema, harus ditingkatkan terutama melalui komunikasi antarpribadi. Penting untuk terus mengevaluasi apakah edukasi yang disampaikan telah diterima oleh masyarakat. “Modul pelatihan harus praktis. Tim Pendamping Keluarga (TPK) harus mampu menjelaskan edukasi gizi kepada masyarakat,” tambahnya. Selain itu, TPK juga diharapkan dapat menguasai berbagai teknik pengukuran, seperti mengukur lingkar lengan atas (Lila), berat badan, lingkar kepala, dan lainnya, serta memahami kahanan dan faktor-faktor risiko stunting lainnya. “TPK harus diberikan pembekalan yang memadai, dengan pembelajaran melalui simulasi untuk memastikan pemahaman yang baik. Evaluasi terhadap model komunikasi yang dilakukan juga perlu dilakukan secara berkala,” tegas Ema. Pendapat serupa juga disampaikan oleh Ketua Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia (PPKMI), Anung Sugihantono. Baginya, penanganan stunting tidak hanya berkaitan dengan gizi atau kesehatan, tetapi juga melibatkan aspek sumber daya manusia (SDM), perilaku, edukasi, literasi, dan prestise masyarakat. “Penanganannya harus bersifat holistik dan integratif. Semua aspek harus diperhatikan secara serentak dan terkoordinasi,” ujarnya. Anung menekankan pentingnya pendekatan “Care Stunting”, yang mencakup tahap pencarian kelompok sasaran, pengidentifikasian risiko, pendekatan terhadap faktor risiko, serta peningkatan partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu. “Jangan hanya membuat program, pastikan bahwa kegiatan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik,” tandas Anung.

RSUD dr. R Soetrasno Rembang Siap Hadirkan Layanan Baru untuk Penyakit Batu Ginjal

RSUD dr. R Soetrasno Rembang Siap Hadirkan Layanan Baru untuk Penyakit Batu Ginjal

REMBANG – Menyambut usianya yang ke-69 tahun, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. R Sutrasno Kabupaten Rembang telah meluncurkan peralatan canggih untuk menangani penyakit batu ginjal. Mulai 19 Februari 2024, RSUD tersebut menghadirkan layanan pemecahan batu ginjal tanpa operasi, menggunakan metode extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL). Kasi Informasi RSUD dr. R Soetrasno Rembang, Tabah Tohamik, menjelaskan bahwa alat ESWL telah dioperasionalkan mulai tanggal 19 Februari 2024. Alat ini menggunakan tembakan laser untuk menghancurkan batu ginjal, sehingga tidak meninggalkan bekas sayatan pada tubuh pasien. “Pada tahun 2024 ini, RSUD mulai mengembangkan layanan urologi dengan memperkenalkan alat bernama ESWL. Alat ini digunakan untuk merawat pasien dengan batu ginjal, yang sebelumnya harus menjalani operasi dengan sayatan dan meninggalkan bekas luka, kini dapat diatasi dengan tembakan laser,” jelasnya di ruang ESWL pada Senin (19/2/2024). Tabah menambahkan bahwa sejak diluncurkan, sejumlah pasien telah datang dan merasakan manfaat dari alat baru tersebut. Layanan ESWL juga dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan. “Kami mengajak masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas ini, karena layanan tersebut sudah dijamin oleh BPJS Kesehatan,” katanya. Salah seorang warga Desa Jatihadi, Kecamatan Kaliori, Markum, yang mengantar istrinya berobat karena sakit batu ginjal, menyambut gembira adanya layanan tembakan laser untuk batu ginjal di RSUD dr. R Soetrasno. Ia mengungkapkan bahwa sebelumnya, untuk mendapatkan layanan tersebut harus pergi ke Semarang atau KSH Pati. “Saya sangat bersyukur karena RSUD Rembang sekarang sudah menyediakan layanan ini. Dulu ketika teman saya sakit batu ginjal, harus dirujuk ke rumah sakit di Semarang. Sekarang istri saya yang sakit, dan alat baru ini sudah dapat digunakan. Semoga semuanya berjalan lancar,” ungkapnya. Bupati Rembang, Abdul Hafidz, juga mengapresiasi upaya RSUD dr. R Soetrasno dalam memberikan layanan terbaik kepada masyarakat. Menurutnya, kemajuan terus terjadi, baik dari segi teknologi maupun sarana dan prasarana. “Di usianya yang ke-69, RSUD mampu memberikan kontribusi besar dalam layanan kesehatan. Ini terbukti dengan berbagai kemajuan, termasuk dalam teknologi, seperti layanan urologi dengan adanya alat baru (ESWL),” ujarnya.

Pemkab Sragen Terus Lanjutkan Komitmen dalam Menanggulangi Kemiskinan

Pemkab Sragen Terus Lanjutkan Komitmen dalam Menanggulangi Kemiskinan

SRAGEN – Dalam upayanya menekan angka kemiskinan, Pemerintah Kabupaten Sragen terus mengukir prestasi. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susesnas) tahun 2023, persentase kemiskinan di wilayah tersebut mengalami penurunan signifikan, mencapai 12,87 persen, turun 0,07 persen dari tahun sebelumnya yang mencatatkan 12,94 persen. Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, menyampaikan kabar gembira ini saat membuka Workshop Penanggulangan Kemiskinan dan Sosial Ekonomi di Ballroom Adhiwangsa Hotel, Surakarta, Jumat malam. Menurutnya, pencapaian ini patut disyukuri dan menjadi bukti komitmen keras pemerintah daerah dalam menangani masalah sosial ini. “Dalam menurunkan angka kemiskinan, kami berupaya secara konsisten dengan membuat kebijakan dan strategi inovatif. Program Tuntas Kemiskinan (Tumis), strategi pronangkis, dan peningkatan anggaran untuk penanggulangan kemiskinan setiap tahun menjadi beberapa di antaranya,” ungkap Yuni. Lebih lanjut, Yuni menegaskan pentingnya data yang akurat dari masyarakat untuk memastikan keberhasilan program-program tersebut. Data statistik menjadi alat ukur yang sangat berharga dalam mengevaluasi hasil kebijakan pemerintah dan mencerminkan realita lapangan. “Dengan data yang tepat, kami dapat merencanakan program-program yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” tambahnya. Pendekatan yang lebih empati dalam pengumpulan data juga menjadi fokus, dengan harapan masyarakat dapat memberikan informasi yang lebih jujur tentang kondisi ekonomi mereka. Sementara itu, Kepala BPS Provinsi Jawa Tengah, Dadang Hardiwan, memberikan apresiasi atas komitmen Pemkab Sragen dalam menekan angka kemiskinan. “Pertumbuhan ekonomi Sragen yang baik sebesar 1,81 persen merupakan bukti dari kerja keras dan kolaborasi positif antara pemerintah daerah dan semua pihak terkait,” ujar Dadang. Dengan terus berkomitmen dan berkolaborasi, diharapkan Kabupaten Sragen dapat terus menuju perbaikan kondisi sosial ekonomi yang lebih baik bagi seluruh masyarakatnya.

Operasi Pasar Murah Jadi Langkah Pemkot Salatiga untuk Menjaga Stabilitas Harga

Pasar Murah Salatiga

SALATIGA – Di Kota Salatiga, langkah untuk menjaga stabilitas harga pangan, terutama beras, terus dilakukan. Melalui kerja sama antara Pemerintah Kota Salatiga dan Bulog Cabang Semarang, Operasi Pasar Murah Beras digelar di empat kecamatan. Tujuannya jelas: mengendalikan inflasi, terutama harga beras. Operasi pasar murah dimulai di Kantor Kecamatan Argomulyo, menjadi langkah awal yang diterima dengan baik oleh warga. Prosesnya berlanjut di wilayah Kecamatan Sidomukti, Tingkir, dan Sidorejo. Dalam setiap kecamatan, tersedia lima ton beras jenis medium Bulog. Kepala Dinas Perdagangan, Kusumo Aji, menjelaskan bahwa sistem penjualan beras dilakukan dengan kupon yang sudah didistribusikan kepada warga. Ini dilakukan untuk membatasi pembelian dan memastikan beras tersalurkan secara merata. Harganya pun sangat terjangkau, jauh di bawah harga pasar. Antusiasme warga terlihat begitu tinggi. Mereka berbondong-bondong datang ke lokasi operasi pasar murah, bersyukur atas kesempatan mendapatkan beras dengan harga yang sangat terjangkau. Salah satu warga, Jumiyati, mengungkapkan kegembiraannya atas kegiatan ini, memberikan harapan agar program semacam ini terus berlanjut. Penjabat Wali Kota Salatiga, Yasip Khasani, menjelaskan bahwa operasi pasar murah ini merupakan salah satu langkah Pemkot Salatiga dalam menjaga stabilitas harga pangan, khususnya beras. Harapannya, ini tidak hanya memberikan bantuan langsung kepada masyarakat, tetapi juga membantu mengendalikan inflasi di kota tersebut. Dengan adanya upaya preventif seperti operasi pasar murah ini, diharapkan harga pangan dan inflasi dapat tetap terkendali di Kota Salatiga. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa pemerintah setempat serius dalam menjaga kesejahteraan dan kebutuhan pokok masyarakatnya.