Jowonews

Nikmatnya Sego Tempe Pedas, Kuliner Khas Pati yang Tak Boleh Dilewatkan

Sego Tempe Pedas Pati

Inilah cerita tentang kuliner sego tempe pedas yang patut dicoba saat berkunjung ke Pati, Jawa Tengah. Kuliner lezat ini terkenal sebagai makanan khas Desa Jontro, Kecamatan Wedarijaksa, Pati. Salah satu tempat yang menyajikan nasi tempe pedas ini adalah sebuah warung sederhana yang terletak di Jalan Syeh Jangkung, Pati. Warung ini bernama “Sego Tempe Pedas Bu Mur,” yang merupakan tempat yang sempurna untuk menikmati hidangan nasi tempe pedas ala Jontro. Menu yang memanjakan lidah ini terdiri dari nasi yang diselimuti oleh kuah santan yang kaya rempah-rempah, dan diberi sentuhan pedas. Tak lupa, ada potongan tempe dan tahu yang menambah cita rasa unik pada hidangan ini. Nasi tempe pedas disajikan dengan apik, diletakkan di atas daun pisang yang juga menjadi alas piringnya. Penjual nasi tempe pedas, yang akrab dipanggil Mur, berbagi tentang kelezatan kuliner khas Jontro ini. Ia menjelaskan bahwa kuah pedas yang digunakan dalam hidangan ini memiliki cita rasa yang berbeda, lebih condong ke asin dibandingkan dengan semur manis. “Bedanya cenderung asin, kalau biasanya semur manis, itu ada kuah santan, tempe tahu rasanya pedas,” ungkapnya, dikutip dari Detik Jateng, Rabu (1/11/2023). Resep tempe pedas yang unik ini turun-temurun dari orang tuanya, dan setahun yang lalu, ia memutuskan untuk membuka warung nasi tempe pedas ini sebagai bentuk dedikasi terhadap kuliner khas daerahnya. Warung Sego Tempe Pedas ini buka dari pukul 08.30 hingga 14.00 WIB, Senin hingga Jumat. Pelanggan setia biasanya datang sejak pagi, dan Mur mengatakan, “Sekitar jam 08.30 mulai buka, siang sudah habis banyak yang beli,” terangnya. Harganya pun sangat bersahabat, dengan satu porsi nasi tempe pedas dijual seharga Rp 5 ribu. Dalam sehari, mereka bisa menjual hingga 50 porsi, menunjukkan betapa populer dan diminati hidangan ini di kalangan masyarakat setempat. Salah satu pelanggan, Kartika, merasa penasaran dengan cita rasa nasi tempe pedas ini. Menurutnya, rasa kuah yang pedas dan unik membuat hidangan ini begitu lezat. “Karena dibungkus pakai daun pisang, kuahnya pedas, rasanya lezat, belum lagi murah lagi, Rp 5 ribu saja,” ungkapnya dengan senang hati di warung tersebut.

Gropyokan Tikus Dapat Duit, Strategi Petani Klaten Melawan Serbuan Tikus

Gropyokan Tikus Dapat Duit, Strategi Petani Klaten Melawan Serbuan Tikus

KLATEN – Di tengah langit cerah Desa Pundungan, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, suara tawa dan semangat menggema saat para petani dari Kelompok Tani Budi Raharjo berkumpul untuk mengatasi serangan tikus yang telah mengganggu ladang-ladang mereka. Acara ini menjadi momen solidaritas yang hangat, dihadiri oleh perangkat desa dan kecamatan, Fungsional POPT Dirjen Perlindungan Tanaman Kementan, POPT provinsi, hingga PPL Kabupaten. Hari itu, para petani berusaha memerangi serangan tikus yang telah berlangsung selama beberapa bulan. Serangan tikus ini telah mempengaruhi sekitar setengah dari lahan padi seluas 71 hektare di Desa Pundungan. Lokasi serangan tikus mencapai 20 patok sawah, dan petani sudah merasakan dampaknya secara langsung. “Saya sendiri dapat 25-an ekor tadi. Ya senang sekali bisa membantu petani, uangnya cuma Rp 50.000 tapi itung-itung untuk kenang-kenangan,” kata seorang petani bernama Suradi dengan senyum di wajahnya. Semua petani yang berpartisipasi mendapat uang apresiasi sebesar Rp50.000 sebagai tanda terima kasih atas upaya mereka. Serangan tikus kali ini dianggap yang paling parah dalam beberapa tahun terakhir. Para petani berusaha mengatasi masalah ini dengan gropyokan, yang melibatkan sekitar 40 orang petani. Hasilnya cukup mengesankan, dengan lebih dari 100 ekor tikus yang berhasil dikumpulkan dalam waktu singkat. Menurut Ketua Kelompok Tani Budi Raharjo, Joko Setiyono, tantangan serangan tikus ini mendorong petani untuk selalu waspada. “Tikus sudah ada lima bulan tapi yang parah sebulan ini,” kata Joko. Petani menggunakan umpan racun yang efektif untuk mengatasi serangan tikus ini. Sementara itu, Fungsional POPT Dirjen Perlindungan Tanaman Kementan, Eko Setiyoko, mengungkapkan data yang cukup mengkhawatirkan. “Di Desa Pundungan dalam satu meter persegi ada dua lubang tikus aktif. Satu lubang aktif bisa menghasilkan 300-500 ekor,” jelas Eko. Untuk mengatasi masalah ini, Kementan berupaya menggerakkan petani agar lebih aktif dalam mengendalikan serangan tikus. Selain gropyokan, Kementan juga berharap adanya pemeliharaan burung hantu (Rubuha) yang lebih banyak di Desa Pundungan dan Kecamatan Juwiring, karena burung hantu efektif dalam mengendalikan tikus. Namun, untuk mewujudkannya, masih diperlukan peraturan desa yang melarang perburuan burung hantu. Semua pihak berharap agar langit biru di Desa Pundungan akan segera dipenuhi oleh banyak Rubuha yang membantu para petani dalam mengatasi serangan tikus yang merusak panen mereka. Foto Dok. Detik Jateng

Nguri-uri Budaya Kesenian Tradisional, Anggota DPRD Jateng Gelar Grebeg Maulud Lereng Pager Jawa

Budaya Tradisional

KEBUMEN – Pada hari Minggu (15/10/2023), Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, Bambang Eko Purnomo, mengadakan acara ‘Nguri-uri Budaya Kesenian Tradisional: Grebeg Maulud Lereng Pager Jawa’ di Desa Kalibening, Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen. Acara ini merupakan bagian dari inisiatif ‘Sosialisasi Kebijakan melalui Media Tradisional’. Dalam acara yang meriah ini, berbagai jenis kesenian tradisional tampil untuk menghibur warga desa. Di antaranya ada pertunjukan Kuda Kepang Putri, Jamjaneng Tri Sekar Wangi, Tokbreng Krida Manggala Jati, Cepetan Alas, Sanggar Nyi Ajeng Mirah, dan Sanggar Parikesit. Dalam balutan pakaian serba hitam, Bambang Eko Purnomo tampak bersemangat mendukung jalannya acara kesenian. Warga desa pun berbondong-bondong datang ke lokasi untuk menikmati pertunjukan. Bambang mengungkapkan apresiasinya terhadap antusiasme warga dalam menikmati kesenian tradisional. Ia menyebut bahwa sangat menggembirakan melihat generasi muda masih bersemangat untuk terlibat dalam kegiatan seni tradisional. “Bagus sekali, anak-anak muda di sini masih mencintai dan terlibat dalam seni tradisional,” ujarnya. Acara kesenian diawali dengan kirab budaya di sekitar lereng Pager Jawa. Dalam prosesi kirab, beberapa warga membawa gunungan yang berisi hasil bumi, sementara rombongan seniman memainkan gending dan menampilkan tarian sebagai pengiring. Menurut Teguh Prasetyo, seorang tokoh budaya di desa tersebut, kirab tersebut adalah ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan permohonan kesuburan yang berlimpah. Bambang Eko Purnomo, dalam sambutannya, berharap bahwa seni dan budaya seperti ini dapat terus dijaga dan dirayakan. Selain menjadi upaya pelestarian, kesenian tradisional juga mampu memperkuat persaudaraan antardesa. Sebelum pertunjukan kesenian dimulai, dilakukan juga dialog bersama warga. Dalam dialog ini, dibahas upaya pelestarian dan keberlanjutan kesenian tradisional di Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen.

Resep Sayur Lodeh Kluwih, Menu Istimewa yang Memanjakan Lidah

Resep Sayur Lodeh Kluwih, Menu Istimewa yang Memanjakan Lidah

Siapa yang tidak suka makan siang dengan menu yang menggugah selera? Untuk variasi yang berbeda, bagaimana jika kita mencoba sayur lodeh kluwih yang lezat? Kluwih, buah yang mirip dengan nangka, adalah bintang dari resep makan siang keluarga kali ini. Kluwih adalah buah yang unik dengan bentuk bulat dan aroma harum yang menggoda. Biasanya, kita mengenal kluwih dalam bentuk gorengan, tetapi kali ini kita akan berkenalan dengan sayur lodeh kluwih yang tidak kalah lezat. Resep sayur lodeh kluwih yang kami sajikan berasal dari sumber terpercaya, Youtube Dapur Jempol. Kami telah merangkum resep ini agar Anda dapat mencoba sendiri di rumah. Mari kita simak bagaimana cara membuat sayur lodeh kluwih yang lezat ini. Resep Sayur Lodeh Kluwih Bahan-bahan : – 2 buah kluwih– 10 cabe rawit/secukupnya– 5 siung bawang putih– 8 siung bawang merah– 3 butir kemiri– 1/2 ruas jahe– 1 ruas lengkuas– 1 ruas kunyit– 1 serai– 4 daun salam– 2 daun jeruk– 500 ml santan kental– 850 ml santan encer– 1 sdt penyedap rasa– 1/2 sdt lada bubuk– 1 sdt gula pasir– 1 sdm garam/secukupnya– sedikit pala Cara membuat : 1. Kupas kluwih, bersihkan getah kemudian potong dadu dengan ukuran sesuai selera. Cuci hingga bersih dan sisihkan. 2. Goreng bawang merah, bawang putih, kemiri dan kunyit. Jika sudah layu dan harum, masukkan cabe rawit. Kemudian angkat dan tiriskan. 3. Panaskan santan ancer dalam panci, masukkan jahe, lengkuas dan serai yang sudah digeprek. Tambahkan juga daun salam dan daun jeruk. Masak hingga mendidih. 4. Jika sudah mendidih, masukkan kluwih dan rebus hingga empuk. 5. Haluskan bumbu yang sudah digoreng, tambahkan garam dan uleg hingga halus. Setelah halus masukkan pala dan uleg kembali. 6. Masukkan bumbu halus ke rebusan kluwih. Aduk hingga teracmpur merata. 7. Masukkan lada bubuk, penyedap rasa dan gula pasir. Setelah itu masukkan santan kental. Aduk-aduk hingga kuah mendidih.

Berlibur di Desa Wisata Air Kalikesek, Oase Keindahan Pedesaan Jawa Tengah

Berlibur di Desa Wisata Air Kalikesek, Oase Keindahan Pedesaan Jawa Tengah

Kehidupan perkotaan memang seringkali membuat kita merasa stres dan penat. Untuk melepaskan diri dari rutinitas yang melelahkan, ada satu tempat indah di Jawa Tengah yang bisa menjadi tempat pelarian ideal: Desa Wisata Air Kalikesek. Berjarak sekitar 30 km dari Semarang maupun Kabupaten Kendal, Wisata Air Kalikesek adalah tempat yang begitu mempesona. Dengan biaya tiket masuk yang terjangkau, mulailah perjalananmu untuk mengeksplor keajaiban pedesaan ini. Harga tiket masuk bisa bervariasi, tetapi kamu bisa bersiap dengan uang sebesar Rp 2.000 hingga Rp 6.000. Aktivitas Seru di Wisata Air Kalikesek, Terapi Ikan dan Berkuda di Pedesaan Wisata Air Kalikesek menawarkan beragam aktivitas yang cocok untuk menghilangkan stres dan meremajakan pikiranmu. Ingin berenang? Di sini, kamu bisa menikmati kolam renang dengan air pegunungan yang jernih dan segar. Kalau kamu suka aktivitas yang lebih unik, coba terapi ikan yang tersedia secara gratis atau pancing di kolam ikan yang dikelola oleh BUMDES setempat. Terapi ikan ini juga cocok untuk perawatan kulitmu. Kamu juga bisa bermain di sungai alami dengan air jernih, batu-batu besar, dan aliran air yang tenang. Itu pasti akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan, terutama jika kamu berlibur bersama keluarga dan anak-anak. Untuk pengunjung yang suka berpetualang, ada kesempatan untuk menunggang kuda dengan pandu yang akan menemanimu. Bagi yang ingin merasakan pengalaman berkemah yang nyaman, tersedia tempat khusus dengan pemandangan alam yang memukau. Jangan lupa juga untuk menjelajahi pasar kuliner yang buka setiap hari Sabtu dan Minggu. Di sini kamu bisa mencicipi makanan khas pedesaan, seperti comro gambus, putu mayang, kue kurma, bubur sumsum, dan banyak lagi, semuanya dengan harga yang terjangkau. Fasilitas Wisata Air Kalikesek dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Desa Sriwulan bersama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) desa setempat. Tempat ini menyediakan fasilitas dasar yang memadai, termasuk pendopo, gardu pandang, warung makan, masjid, tempat parkir, dan toilet umum. Dengan fasilitas ini, pengunjung akan merasa nyaman dan terjamin kenyamanan selama berlibur di sini. Jam Operasional Wisata Air Kalikesek, Berkemah dan Menikmati Kuline Wisata Air Kalikesek buka setiap hari untuk pengunjung yang ingin berkemah. Namun, untuk tujuan wisata, tempat ini hanya dibuka dari pukul 06.00 hingga 18.00 WIB. Bagi pecinta kuliner, pasar kuliner di sini bisa dinikmati pada Sabtu dan Minggu dari pukul 08.00 hingga 18.00 WIB. Selain itu, pengunjung juga memiliki kesempatan unik untuk belajar tentang produksi gula aren di desa ini. Desa Wisata Kalikesek memiliki banyak pohon palem yang dimanfaatkan penduduk desa untuk menghasilkan bahan baku gula aren. Ini adalah pengalaman edukatif yang tak boleh dilewatkan. Jadi, jika kamu mencari tempat yang menenangkan dan menyegarkan di tengah kehidupan yang penuh tekanan, jangan ragu untuk mengunjungi Wisata Air Kalikesek di Jawa Tengah. Dijamin, kamu akan merasa seperti berada di oase keindahan pedesaan yang menenangkan dan penuh dengan aktivitas seru!

Pansus VIII Gali dan Melihat Pancasila dalam Tindakan di Desa Nglinggi

Desa Nglinggi

SURAKARTA – Panitia Khusus (Pansus) VIII DPRD Provinsi Jawa Tengah melakukan kunjungan ke Desa Nglinggi, Kabupaten Klaten, dan DPRD Kota Surakarta. Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk mengumpulkan data dan masukan yang berharga dalam penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan. Ketua Pansus VIII, Stepanus Sukirno, menjelaskan bahwa DPRD Provinsi Jawa Tengah sedang berupaya menjadikan provinsi ini sebagai contoh hubungan antarmanusia yang mesra dan harmonis, seperti yang diharapkan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Salah satu langkah yang kami ambil adalah memastikan bahwa masyarakat memiliki cinta dan penghargaan yang tinggi terhadap negara. Kami berusaha mencari dan mendukung desa yang telah memulai upaya membumikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Kami memilih Desa Nglinggi karena di sana Pancasila telah menjadi bagian hidup masyarakat dan toleransi tinggi,” ungkapnya. Dalam pertemuan dengan warga Desa Nglinggi, Ketua Pansus VIII Stepanus Sukirno berbicara tentang tekad untuk memperkuat nilai-nilai Pancasila di Jawa Tengah. Ia berharap masyarakat Jawa Tengah akan menjadi teladan dalam cinta dan dedikasi terhadap negara. Kepala Desa Nglinggi, Sugeng Mulyadi, menceritakan bagaimana desanya telah menerima penghargaan sebagai desa damai dari White Foundation pada tahun 2017. Selama masa pandemi COVID-19, Desa Nglinggi juga mendapat pengakuan sebagai desa damai dan berbudaya dari Kementerian Desa. Upaya pemberantasan politik uang dalam pemilihan kepala desa juga membuat Bawaslu Klaten mengakui Desa Nglinggi sebagai desa anti politik uang. Pansus VIII melanjutkan kunjungannya ke DPRD Surakarta, di mana mereka bertemu dengan anggota DPRD setempat. Ginda Ferachtriawan, anggota DPRD Surakarta, menjelaskan bahwa pada awalnya Kementerian Dalam Negeri sempat bingung mengenai pentingnya Perda Pancasila. Namun, ketika mereka mengetahui bahwa beberapa kota dan provinsi lain telah memiliki Perda Pancasila, hal tersebut menjadi pembenaran untuk melanjutkan upaya tersebut. “Kami ingin memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila diterapkan di semua tingkatan di Kota Solo. Semua orang di sini harus memahami Pancasila,” katanya.

Dewan Jateng Kunjungi Wisata Kemuning Sky Hills, Ajak Pengelola Tingkatkan Promosi

Kemuning Sky Hills

KARANGANYAR – Kebun teh Kemuning, yang terletak di Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar, memang dikenal dengan pesonanya yang memikat. Terletak di lereng Gunung Lawu, keindahan alam di Kemuning menjadi daya tarik tersendiri. Pada tahun 2023, destinasi wisata baru muncul di sana, dikenal dengan nama Kemuning Sky Hills. Pada Senin (9/10/2023), anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah berkunjung ke destinasi wisata yang tengah menjadi viral di media sosial, yaitu Kemuning Sky Hills. Destinasi wisata ini merupakan bagian dari Lawu Group, yang juga mengelola berbagai tempat wisata populer di Tawangmangu, seperti Lawu Park, Tawangmangu Wonder Park, Sate Lawu, dan Sakura Hills. Jembatan kaca menjadi daya tarik utama di Kemuning Sky Hills. Bangunan ini mirip jalan penghubung dengan alas berbentuk kaca khusus yang memastikan keamanan pengunjung. Berlokasi sekitar 40 meter di atas tanah, jembatan kaca ini memiliki panjang sekitar 120 meter. Ketua Komisi B, Sarno, mengaku terpesona dengan objek wisata unik ini. Ia mendorong pengelola untuk gencar melakukan promosi agar lebih banyak orang dapat menikmati keindahan Kemuning Sky Hills. Menurutnya, rencana untuk memperpanjang jembatan kaca adalah langkah positif, namun juga perlu diprioritaskan keselamatan pengunjung. Berjalan di atas jembatan kaca memang membutuhkan keberanian. Dengan lapisan kaca, pengunjung dapat menikmati pemandangan indah lereng Gunung Lawu sekaligus melihat kebun teh di bawah jembatan. Namun, tidak semua anggota Komisi B berani melangkahi jembatan kaca ini sendirian. Sholeha Kurniawati, anggota komisi, merasa perlu dukungan teman-temannya untuk melewati jembatan. Sementara itu, Wakil Ketua Komisi B, Sri Marnyuni, memilih untuk menikmati pemandangan dari pinggiran jembatan. Berjalan di atas kaca memang membutuhkan nyali yang ekstra. Setyo Wibowo, anggota Komisi B, menekankan pentingnya dukungan dari Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata Jawa Tengah dalam menciptakan destinasi wisata unggulan seperti Kemuning Sky Hills. Mengingat konstruksi bangunan ini melibatkan biaya yang tidak sedikit, kolaborasi dengan pihak ketiga atau konsorsium investor dianggap sebagai solusi. Hal ini bisa menjadi salah satu cara untuk mengembangkan destinasi wisata alam yang kaya di Jawa Tengah.

Sejarah dan Kelezatan Es Gosrok Pak Amir Klaten, Rasa Klasik Tak Tergantikan

Sejarah dan Kelezatan Es Gosrok Pak Amir Klaten, Rasa Klasik Tak Tergantikan

Dalam hiruk-pikuk zaman yang terus berubah, ada sebuah legenda es yang mempertahankan kelezatannya selama lebih dari setengah abad. Warung es gosrok Pak Amir, yang terletak di Jalan Dr. Soeharto, Jiwan, Jimbung, Kalikotes, Klaten, adalah tempat di mana nostalgia dan kenangan berkumpul dalam setiap gigitan. Warung ini telah mendedikasikan dirinya selama 66 tahun dan masih mengundang pengunjung setiap hari. Saat matahari bersinar terik, warung ini menjadi oase es bagi pengunjung yang datang ke simpang tiga di Jalan Dr. Soeharto. Meskipun berbagai jenis es baru dan berbagai merek es muncul di pasaran, Es Gosrok Pak Amir tetap memegang teguh esensinya yang klasik. Sejarah panjang warung ini dimulai jauh sebelum tahun 1957 ketika ayah Amir, Pak Solah, berkeliling menjual es gosrok. Dulu, beliau berjalan kaki atau menggunakan pikulan untuk menjual es di lapangan tembak Kecamatan Trucuk. Perjalanan berat yang ditempuh ayah Amir ini adalah salah satu fondasi dari warung es ini. Amir, pemilik warung yang hangat dan ramah, menceritakan bahwa ayahnya akhirnya memutuskan untuk berdiri di tempat tersebut pada tahun 1957 setelah berkeliling menjual es. Kala itu, Amir bahkan belum lahir. Namun, ia meneruskan warisan keluarga tersebut selama sekitar 10 tahun terakhir setelah sang ayah meninggal dua tahun yang lalu. Warung es yang masih berdiri di lokasi aslinya ini telah menjaga resep khasnya, yaitu dengan menggunakan gula asli, terutama gula Jawa dan gula pasir. Mereka juga memiliki pelanggan setia yang datang dari Gunungkidul dan sekitarnya. Satu hal yang membuat warung ini istimewa adalah jam bukanya; mereka hampir tidak pernah libur kecuali saat ada hajatan saudara atau tetangga. Dalam sehari, lebih dari 100 gelas es bisa terjual, termasuk yang dibawa pulang oleh para pengunjung yang ingin menikmati kelezatannya di rumah. Amir dengan tegas menyatakan bahwa Warung Es Gosrok Pak Amir tidak pernah membuka cabang. Meskipun ia pernah menjual es gosrok di Jakarta, ia dipanggil pulang untuk mengurus warung keluarganya yang begitu dicintai. Warung di Jakarta bahkan harus tutup karena lokasinya digusur untuk pembangunan rumah susun. Es Gosrok Pak Amir adalah bukti hidup bahwa kelezatan klasik tidak pernah kehilangan pesonanya. Dalam sebuah era yang terus berubah, warung ini adalah pelukan hangat yang membawa kenangan manis bagi pengunjungnya. Jadi, jika Anda mencari sensasi segar dan sepotong sejarah, kunjungi Warung Es Gosrok Pak Amir di Klaten dan rasakan kelezatannya yang abadi!