KUDUS –Dalam proses belajar mengajar faktor tempat menjadi hal penting yang harus diperhatikan di samping persoalan metode dan guru. Lingkungan belajar yang catnya cerah, warna-warni dan penuh keindahan akan membuat siswa terkondisikan untuk lebih cepat menerima materi pelajaran.
Hal itu disampaikan Munif Chatib ketika berdiskusi dengan pengelola Omah Dongeng Marwah Kudus di Omah Dongeng (7/12). Materi diskusi seputar penggunaan metode mendongeng sebagai strategi pembelajaran. Omah Dongeng Marwah adalah komunitas belajar yang menggunakan metode mendongeng saat proses belajar-mengajar.
“Kalau bisa belajarnya di tempat terbuka seperti lapangan,” katanya. Belajar di lapangan atau di tempat terbuka akan menjadikan anak lebih mudah menerima materi.
Munif Chatib sendiri adalah praktisi pendidikan yang menggagas konsep “Sekolahnya Manusia”. Ia sudah menulis banyak buku terkait itu diantaranya: Sekolahnya Manusia (2009), Gurunya Manusia (2011), Sekolah Anak-anak Juara (2012), Orang Tuanya Manusia (2012) dan Kelasnya Manusia (2013).
Menurut Munif mengatakan, mendongeng bisa dikatakan sebagai strategi pembelajaran jika disertai dengan pre testdan post test.
“Misal pendamping ingin mendongeng tentang kerajaan Singasari, kita bisa mengajukan pertanyaan seperti: ada yang tahu letak kerajaan Singasari? Siapa rajanya? Siapa permaisurinya?” kata bapak yang pada tahun 1999 menyelesaikan studi Distance Learning di Super Camp Oceanside, California, Amerika, yang dimpin oleh Bobbi DePorter.
“Pasti ada yang menjawab asal dan salah, biarkan saja,” lanjutnya. Pada akhir nanti, setelah mendongeng selesai dilakukan, pertanyaan yang sama bisa diajukan, ini namanya post test. Jika pertanyaan saat post test dijawab anak-anak dan benar jawabannya berarti dongeng yang disampaikan bisa diterima.
Arif Rohman, salah satu pengelola Omah Dongeng merasa senang pihaknya bisa berdialog langsung dengan Munif Chatib. “Ini masukan berharga bagi kami,” katanya. (JN04/JN03)
