Jowonews

Logo Jowonews Brown

Kabar Ndeso

Bulog Banyumas Sosialisasikan Pengadaan Pangan

BANYUMAS, Jowonews.com – Perum Bulog Subdivisi Regional Banyumas, Jawa Tengah, menyosialisasikan program pengadaan pangan melalui spanduk yang dipasang di area persawahan yang akan segera dipanen oleh petani.

“Pemasangan spanduk itu dilakukan supaya petani tahu kalau Bulog juga membeli gabah sesuai dengan HPP (Harga Pembelian Pemerintah),” kata Pejabat Humas Bulog Subdivre Banyumas M. Priyono di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat.

Menurut dia, sosialisasi tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya pedagang dari luar daerah yang membeli gabah petani dengan harga rendah atau di bawah HPP.

Ia mengatakan bahwa pada spanduk yang dipasang di area persawahan itu juga dicantumkan nomor kontak yang bisa dihubungi petani jika akan menjual gabah ke Bulog Banyumas.

Selain itu, kata dia, Bulog Banyumas juga telah menerjunkan seluruh Satuan Kerja (Satker) ke lapangan untuk menyerap gabah hasil panen petani.

“Ada 19 personel Satker yang diturunkan ke lapangan. Hingga saat ini, Satker telah membeli gabah dari petani hampir 30 ton,” katanya.

Bahkan, kata dia, sebagian gabah hasil pembelian dari petani itu termasuk yang dibeli saat kunjungan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Kabupaten Cilacap pada tanggal 29 Februari 2016 telah disetorkan ke Gudang Bulog Banyumas dalam bentuk beras sebanyak 15 ton.

Lebih lanjut, Priyono mengakui bahwa harga gabah kering panen (GKP) di beberapa daerah wilayah kerja Bulog Banyumas yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara masih tinggi.

“Harganya masih ada yang mencapai Rp3.800 per kilogram. Kami tidak berani beli jika harganya terlalu tinggi atau melampaui HPP untuk GKP yang sebesar Rp3.700 per kilogram,” katanya.

Menurut dia, petani di beberapa daerah terpaksa menjual gabah hasil panen dengan harga murah karena tanaman padinya terserang hama wereng namun banyak pedagang yang tidak mau membelinya.

BACA JUGA  Potensi Kerugian Capai Rp 50 M, BPK Akan Tindaklanjuti Pemeriksaan

Oleh karena itu, kata dia, petani yang tanaman padinya diserang wereng itu mengolah gabahnya menjadi beras untuk dijual dengan harga Rp8.000 per kilogram.

“Secara umum, hasil panen padi di wilayah Banyumas lumayan bagus. Hanya saja di beberapa daerah kualitasnya kurang bagus karena serangan wereng dan ada juga roboh akibat angin kencang hingga terendam air sehingga dipanen dini,” katanya.

Ia memperkirakan puncak panen raya di wilayah Banyumas akan berlangsung pada akhir bulan Maret karena hingga saat ini masih banyak area persawahan yang belum panen. (jn03/ant)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...