Jowonews

Logo Jowonews Brown

Madhang

Cara Unik Warga Lereng Gunung Andong Menikmati Semangkuk Teh

Teh Trasan Magelang

MAGELANG – Warga masyarakat yang tinggal di lereng Gunung Andong memliki cara tersendiri untuk menikmati seduhan teh. Mereka tidak membuat teh dari daun kering, tetapi menggunakan daun segar yang baru dipetik.

Praktik membuat teh menggunakan daun segar ini telah menjadi tradisi yang berkembang di sekitar daerah Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang. Mereka seringkali menyebut minuman ini dengan sebutan teh trasan.

Berdasarkan pengakuan penduduk setempat, tradisi membuat teh trasan ini telah berlangsung sejak lama. Bahkan tradisi membuat teh trasan ini telah lekat dalam kehidupan sehari-hari mereka.

“Teh trasan untuk di Dusun Mantran Wetan dan separuh wilayah Ngablak sudah menjadi khas,” kata Supadi Haryanto, salah satu tokoh masyarakat Dusun Mantran Wetan, Ngablak, dikutip dari Detik Jateng, Kamis (14/9/2023).

Ia mengatakan bahwa mayoritas lahan di wilayah tersebut digunakan untuk menanam teh. Hal tersebut mempermudah penduduk dalam mendapatkan daun teh segar untuk diolah menjadi teh trasan.

Minuman ini dibuat dari daun teh yang baru dipanen. Setelah itu, daun diolah dengan cara mencucinya dan direbus menggunakan air.

Setelah matang, air rebusan teh kemudian disaring dan daun tehnya dibuang. Minuman berwarna hijau ini dapat dihidangkan dengan gula kelapa atau gula Jawa.

Cara penyajiannya juga cukup unik. Jika biasanya air teh disajikan dalam gelas, teh trasan disajikan dalam mangkuk.

Gula merah yang berfungsi sebagai pemanis juga tidak dilarutkan ke dalam minuman panas tersebut. Cara menikmatinya gula merah dikunyah saat meminum teh trasan tersebut.

Rasa minuman ini sedikit asam, tapi terasa lebih segar.

Adapun sejarah dari penamaan teh Trasan sendiri hanya berkembang secara turun temurun. Namun yang pasti, namanya tak lepas dari cara pembuatan teh dari daun yang baru dipetik.

BACA JUGA  Soto Bathok Mbah Karto, Menikmati Sensasi Soto dalam Tempurung Kelapa

“Dinamai trasan, menurut mbah-mbah dulu karena dimasak terasan (terusan). Petik dicuci, dimasak (rebus) terus diminum,” katanya menjelaskan.

Hal senada disampaikan warga lainnya Handoko. Menurutnya, warga sudah membudaya dengan meminum teh trasan.

“Rasanya nggak marem, kalau belum minum teh trasan. Diminumnya setiap waktu, tapi biasanya bikin pagi, diminum pagi lebih nikmat,” ujarnya.

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...