SEMARANG – Kota Semarang kini tengah menghadapi tantangan serius terkait penanganan sampah. Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian, dan Statistik (Diskominfo) Kota Semarang mengembangkan sistem CCTV analitik yang dirancang untuk mendeteksi sampah di tempat pembuangan sementara (TPS), dengan tujuan mengurangi permasalahan sampah di ibu kota Jawa Tengah.
Menurut Kepala Diskominfo Kota Semarang, Soenarto, inovasi teknologi ini penting untuk meningkatkan pelayanan publik. “Ini sedang kami kembangkan, bagaimana memanfaatkan CCTV untuk mendeteksi sampah,” ungkap Soenarto, dilansir dari Tribun Jateng.
Dengan volume sampah yang hampir mencapai 1.000 ton per hari, situasi ini menuntut penanganan yang lebih efektif. Diskominfo berinisiatif memasang CCTV analitik di TPS untuk mencegah penumpukan sampah. “Kami mengantisipasi TPS overload, tidak terambil, berserakan,” tambah Soenarto.
Dengan adanya CCTV ini, petugas dapat langsung menerima notifikasi ketika kondisi sampah sudah penuh atau jika ada sampah berserakan di sekitar TPS.
Saat ini, terdapat 255 lokasi TPS di Kota Semarang, dengan 219 petugas yang bertanggung jawab. Pada tahun 2024, Diskominfo merencanakan pemasangan CCTV di 100 TPS. Sebagai langkah awal, saat ini CCTV telah dipasang di delapan TPS, yaitu Bulu Lor, Tegalsari, Bangetayu, Lamper Kidul, Tembalang, Gemah, Kalicari, dan Kelud. Soenarto menjelaskan bahwa sistem ini menggunakan kamera biasa dengan optimalisasi sistem analitik. “Dari CCTV akan kelihatan TPS yang overload, TPS kosong, atau jika ada yang berserakan akan terdeteksi,” katanya.
Keberadaan CCTV analitik diharapkan dapat memberikan solusi efektif untuk masalah sampah yang terus meningkat di Kota Semarang. Dengan teknologi ini, evaluasi kondisi TPS dapat dilakukan secara real-time, dan tindakan yang diperlukan dapat segera diambil. Penanganan masalah sampah tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga memerlukan dukungan dari masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Dalam menghadapi isu sampah di Kota Semarang, penting bagi masyarakat untuk berpartisipasi aktif. Teknologi dapat membantu, namun kesadaran dan tindakan bersama adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Mari kita ambil nilai positif dari perkembangan ini dan bersama-sama menjaga kebersihan kota.
Editor: Imam Bukhari
Foto Dok. Tribun Jateng/ Eka Yulianti F.