BREBES, Jowonews.com – Anggaran perbaikan tebing dan saluran sungai dalam ajuan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) tahun 2016 mengalami pemotongan. Kalangan dewan pun menyayangkan hal ini. Pasalnya kasus robohnya tebing penyangga Sungai Glagah Brebes bukan merupakan kasus satu-satunya.
Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng, Hadi Santoso, kemarin. Ia menjelaskan proyek penguatan tebing justru semakin mendesak. “Misalnya saja ruas jalan provinsi di daerah Ketanggungan itu ada yang sudah tergerus separuh. Sangat disayangkan alokasi dana kesana malah dipangkas hingga sembilan milyar,” tuturnya.
Hadi melanjutkan, pemerintah provinsi seharusnya menyiapkan langkah preventif. “Pemerintah harusnya antisipatif, jangan membiarkan kerusakan sampai semakin parah seperti ini,” katanya dalam kunjungan kerja ke proyek perkuatan tebing sungai Glagah, Kamis (11/8/2016).
Mengenai penyebab rubuhnya tebing, politikus PKS itu juga menyoroti kecakapan pemerintah dalam menindak tegas masyarakat. “Baik legal maupun ilegal seharusnya tidak ada lagi penambang galian C disitu yang bisa dibilang merusak aset pemerintah. Mereka tidak mempertimbangkan dampak buruknya yang lebih besar. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) provinsi harus bertindak cepat,” terangnya.
Sementara itu Kepala Seksi Pembangunan dan Konservasi Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Kunarto, menjelaskan pada akhir 2014 lalu tebing Sungai Glagah ini telah diperkuat dengan beton dari proyek jalan nasional, dikelola Dinas Bina Marga. Namun setahun kemudian karena penambangan pasir liar, pondasinya tergerus.
“Sampai dua meter menggantung pondasinya, akhirnya dinding penopang sepanjang 5 meter roboh di pojok. Maka kemudian ada proyek penguatan pondasi beton ini, menggunakan APBD 2016,” terangnya saat mendampingi Komisi D. Saat ini Dinas Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) sedang membangun bronjong (anyaman kawat berisi batu) tebing sungai guna menyangga pondasinya. (jn17/jn03)
