Jowonews

Logo Jowonews Brown

Setelah Dilakukan Pengecekan, Pokemon Go Aman Diinstal

SEMARANG, Jowonews.com – Perdebatan Pokemon Go di dunia maya belum juga berakhir. Masih banyak yang meragukan keamanan dari game besutan Nintendo dan Niantic tersebut. Apalagi sempat terekspos lubang keamanan di versi iOS, walau kini sudah diperbaiki. Bahkan muncul kabar Pokemon Go bisa membahayakan keamanan negara.

Dalam keterangan persnya Selasa (18/7), pakar keamanan Pratama Persadha menjelaskan bahwa kekhawatiran Pokemon Go membahayakan keamanan negara tidak perlu berlebihan. Menurutnya potensi ancaman pada keamanan informasi negara bisa datang dari mana saja.

“Pokemon Go ini basisnya adalah Google Maps, dan di Indonesia Google dirasakan mendapat lampu hijau dari pemerintah. Jadi saya pikir, kekhawatiran tersebut tidak perlu berlebihan,” jelas Chairman lembaga riset keamanan cyber CISSReC (Communication and Information System Security Research Center) ini.

Kekhawatiran beberapa pihak terutama karena Pokemon Go menandai beberapa titik lokasi strategis sebagai Pokestop dan Gym. Muncul anggapan Pokemon Go bisa memetakan lokasi-lokasi strategis yang dapat membahayakan negara. Menurut Pratama data-data game tersebut dikirim ke server pengembangnya, bukan pihak-pihak yang mencurigakan..

Menurut pengecekan tim CISSReC, pertama kali memainkan Pokemon Go, aplikasi akan diarahkan kehttps://stats.unity3d.com yang merupakan engine game pokemon, posisi server berada di California. Lalu dilanjutkan ke https://appload.ingest.crittercism.com, juga di California. Crittercism adalah mobile application performance management (APM) yang dipakai oleh Pokemon Go. Selanjutnya saat game dimainkan, data akan dikirimkan ke https://pgorelease.nianticlabs.com.

Bila dilihat dari permission, aplikasi Pokemon Go tidak meminta run at startup, dimana kebanyakan malware pasti berusaha untuk run at startup. Untuk pokemon trainer club sendiri otentikasi dikirimkan kehttps://sso.pokemon.com/sso/.

Selain itu ketakutan yang beredar di masyarakat salah satunya adalah foto lokasi kita menangkap pokemon dikirimkan juga ke server pokemon go. Menurut Pratama hal tersebut sangat berlebihan. Dari riset yg dilakukan CISSReC, besar data yang dikirimkan ke server niantic tidak lebih dari 50 KB saja. File data sebesar ini tidak cukup untuk file foto dengan kualitas bagus.

“Jika ingin membuktikan bisa dicoba sendiri menggunakan aplikasi Monitoring bandwidth. Seperti misalnya My Data Manager. Kita capture foto di suatu tempat, terus dikirimkan via email ke salah satu kontak yang ada. Dibandingkan dengan data saat kita menangkap pokemon dengan latar belakang foto di tempat yang sama. Perbandibgan besar data yg dikirimkan sangat jauh sekali, walau pakai kompresi sekalipun,” terangnya.

Sebagai perbandingan sekali mengcapture foto di layar Full HD, file foto yang dihasilkan bisa berkisar sampai 3 Mb. Jauh dibandingkan dengan data yang terkirim setiap kali kita menangkap Pokemon, tidak lebih dari 50 Kb.

Menunggu Official

Bagi institusi atau pihak yang merasa khawatir game pokemon bisa melanggar privasi atau wilayah keamanan sensitif , maka bisa membuat aturan khusus tersendiri. Misalnya himbauan tertulis di depan area lokasi untuk tidak bermain Pokemon Go di dalam area tersebut, misalnya wilayah militer tertutup.

Pasca diluncurkan secara resmi di AS, Australia dan Selandia Baru, Pokemon Go juga resmi dirilis di 27 negara Eropa. Indonesia dan Jepang sampai saat ini belum diketahui kapan akan mendapat rilis resminya. Namun seperti diketahui, penggila game di Indonesia sudah banyak yang melakukan instal Pokemon Go di smartphone mereka.

“Karena belum resmi, jadi pengguna harus hati-hati. Pertama pilih APK dari web yang terpercaya. Kalau masih ragu coba gabung di komunitas Pokemon Go, biasanya sudah ada file APK yang aman untuk diinstal,” jelas pria asal Cepu Jawa Tengah ini.

Pratama sendiri mewanti-wanti, jika benar-benar ragu dan tidak tahu mana file yang aman, lebih baik menunggu rilis resmi Pokemon Go. Jangan sampai karena salah pilih file APK, malah menjadi korban malware. Kewaspadaan tetap diperlukan, terutama dalam memilih file APK.

“Daripada mengurusi Pokemon Go, seharusnya pemerintah lebih mewaspadai aplikasi komunikasi seperti Whatsapp, BBM, dan sejenisnya yang mengirimkan data komunikasi kita ke server yang berada di luar indonesia. Pasti ada juga pembicaraan yang bersifat rahasia, dan sering digunakan untuk kepentingan negara,” terangnya. (jn03)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...