Jowonews

Seri Babad Tanah Jawi: Dinasti yang Berkuasa pada Zaman Kerajaan Medang

Secara umum, para sejarawan menyebut ada tiga dinasti yang berkuasa pada Zaman Kerajaan Medang baik di Jawa Tengah maupun Jawa Timur

Pada zaman kerajaan Medang, baik periode Jawa Tengah maupun Jawa Timur, terdapat beberapa dinasti yang berkuasa. Secara umum, para sejarawan menyebut tiga dinasti yang pernah berkuasa di Kerajaan Medang, yakni (untuk periode Jawa Tengah) Wangsa Sanjaya dan Wangsa Sailendra, serta (untuk periode Jawa Timur) Wangsa Isana. Berikut penjelasan masing-masing Dinasti yang Berkuasa pada Zaman Kerajaan Medang.

Wangsa Sanjaya

Menurut sebuah sumber, Wangsa Sanjaya adalah wangsa atau dinasti yang sebagian besar rajanya menganut agama Hindu. Mereka dikenal sebagai pendiri Kerajaan Medang (Mataram Kuno). Wangsa ini menganut agama Hindu aliran Siwa, dan berkiblat ke Kunjaradari di daerah India.

Menurut prasasti Canggal, wangsa ini didirikan pada tahun 732 M oleh Sanjaya (raja pertama Mataram Kuno). Tak banyak yang diketahui mengenai masa-masa awal Wangsa Sanjaya.

Mengutip dari tulisan Ivan Sujatmoko yang berjudul Wangsa Sanjaya; Kerajaan Medang atau Mataram Kuno, raja-raja Medang yang berasal dari Wangsa Sanjaya ada 8, yakni sebagai berikut:

Ratu Sanjaya

Ratu sanjaya alias Rakai Mataram menempati urutan pertama dalam daftar para raja Kerajaan Medang versi prasasti Mantyasih, yakni prasasti yang dikeluarkan oleh Maharaja Dyah Balitung tahun 906. Sanjaya mengeluarkan prasasti Canggal tanggal 6 Oktober 732 tentang pendirian sebuah lingga serta bangunan candi untuk memuja Siwa di atas sebuah bukit. Candi tersebut kini hanya tinggal puing-puingnya saj, yang ditemukan di atas Gunung Wukir, dekat Kedu.

Selain itu prasasti Canggal juga mengisahkan bahwa sebelum Sanjaya bertahta, sudah ada raja lain bernama Sanna yang memerintah Pulau Jawa dengan adil dan bijaksana. Sepeninggal Sanna, keadaan menjadi kacau, Sanjaya putra Sannaha (saudara perempuan Sanna) kemudian tampil sebagai raja. Pulau Jawa pun kemudian tenteram kembali.

BACA JUGA  Seri Babad Tanah Jawi: Karya Sastra pada Zaman Airlangga

Prasasti Canggal ternyata tidak menyebutkan nama kerajaan yang dipimpin oleh Sanna dan Sanjaya. Sementara itu, Prasasti Mantyasih menyebut Sanjaya sebagai raja pertama Kerajaan Medang, sedangkan nama Sanna sama sekali tidak disebut.

Prasasti Canggal
Tulisan pada Prasasti Canggal dengan huruf Pranagari, yang menceritakan tentang Raja Sanjaya

Mungkin, Sanna memang bukan raja Medang. Dengan kata lain, Sanjaya mewarisi tahta Sanna, namun ia mendirikan sebuah kerajaan baru yang berbeda. Kisah yang agak mirip terjadi pada akhir abad ke-13, yaitu Raden Wijaya (Raden Sesuruh versi Babad Tanah Jawi) mewarisi tahta Kertanegara, raja terakhir Singasari. Namun, ia mendirikan kerajaan baru bernama Majapahit.

Pada zaman Kerajaan Medang, terdapat suatu tradisi mencantumkan jabatan lama di samping gelar sebaga maharaja. Misalnya, raja yang mengeluarkan Prasasti Mantyasih (907 M) adalah Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung sebelum menjadi Raja Medang adalah Kepala Daerah Watukura.

Sementara itu, gelar Sanjaya sebagai raja adalah Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya. Dapat diperkirakan, ketika Sanna masih berkuasa, Sanjaya bertindak sebagai kepala daerah Mataram (daerah Yogyakarta sekarang). Daerah Mataram inilah yang kemungkinan besar dipakai sebagai lokasi ibu kota ketika Sanjaya mendirikan Kerajaan Medang. Itulah sebabnya, kerajaan Medang juga dikenal dengan sebutan Kerajaan Mataram.

Sementara itu, pada masa pemerintahan Dyah Balitung, Ibu Kota Kerajaan Medang sudah tidak lagi berada di Mataram, melainkan pindah ke Poh Pitu.

Mengenai waktu berdirinya Kerajaan Medang, tidak diketahui dengan pasti. Seorang keturunan Sanjaya bernama Mpu Daksa memperkenalkan pemakaian Sanjayawarsa atau kalender Sanjaya. Menurut analisis para sejarawan, tahun 1 Sanjaya bertepatan dengan tahun 717 M. Angka tahun tersebut menimbulkan dua penafsiran, yaitu tahun penobatan Sanjaya sebagai raja, atau bisa juga merupakan tahun kelahiran Sanjaya.

Apabila Sanjaya naik tahta pada tahun 717 M, itu berarti saat Prasasti Canggal (732 M) dikeluarkan, Kerajaan Medang sudah berusia 15 tahun. Sementara itu, 717 M adalah tahun kelahiran Sanjaya, berarti saat mengeluarkan Prasasti Canggal, ia masih berusia 15 tahun, dan sudah menjadi raja. Dengan kata lain, Sanna mengangkat Sanjaya sebagai kepala daerah Mataram sejak keponakannya itu masih anak-anak (sama seperti Jayanagara pada zaman Majapahit).

BACA JUGA  Babad Tanah Jawi : Sejarah Kerajaan Kahuripan

Baca selanjutnya: Raja Wangsa Sanjaya : Rakai Pikatan

Bagikan:

Google News

Dapatkan kabar terkini dan pengalaman membaca yang berbeda di Google News.

Berita Terkait