SEMARANG, Jowonews.com – Dinas Kesehatan Kota Semarang terus mendorong masyarakat untuk mendaftarkan dirinya di program BPJS bikinan pemerintah. Pasalnya hingga saat ini masih ada 70 ribu penduduk Kota Semarang yang belum memilili kartu BPJS.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Widoyoni mengatakan, pihaknya akan terus men sosialisasikan kepada masyarakat tentang pentingnya memiliki kartu BPJS.
“Kita sosialisasikan terus kepada masyarakat tentang kegunaan kartu tersebut supaya mau pada buat. Karena kartu itu memudahkan masyarakat dalam memperoleh layanan kesehatan,” ujarnya, Selasa (7/5/2019).
Namun, Widoyono juga tak menampik adanya penolakan masyarakat yang berobat di rumah sakit menggunakan BPJS. Ia menilai, penolakan tersebut terjadi karena masyarakat belum memahami cara kerja BPJS sebelum digunakan.
“Teknisnya, kalau masuk ke rumah sakit, harus ngomong dulu saya pakai BPJS ,” ungkap dia.
Widyono mengungkapkan berdasarkan hasil temuannya, banyak pasien yang tidak mengaku dari awal bahwa dirinya adalah pengguna BPJS.
“Beberapa tidak ngomong dulu dari awal kalau pakai BPJS. Setelah mengetahui total biaya yang harus dibayar, mereka baru ngomong,” bebernya.
Ia mengimbau agar masyarakat yang hendak menggunakan BPJS saat periksa ke rumah sakit diurus dengan benar.
Ia pun mendorong masyarakat Kota Semarang memanfaatkan layanan puskesmas yang semakin modern saat ini. Tak semua jenis sakit harus diobati di rumah sakit karena puskesmas di Kota Semarang saat ini punya kemampuan untuk mengobati orang sakit.
“Misal batuk pilek, demam, pusing ke puskesmas saja tak perlu ke rumah sakit,” imbaunya.
Meski begitu tingkat keterkunjungan puskesmas di Semarang saat ini menurut Widoyono cukup baik, yakni 150-200 orang per hari rata-rata per puskesmas.
“Jumlah puskesmas di Semarang ada 37. Kita harapkan di masa depan orang sakit langsung berobat saja tak perlu takut,”tutupnya. (jwn5)
