SEMARANG, Jowonews.com — Para pedagang buku yang menempati kawasan Stadion Diponegoro bersedia direlokasi ke Pasar Bulu Semarang meski mereka masih mengkhawatirkan sepinya pembeli setelah menempati tempat relokasi.
“Kami kalau akan dipindah ke Pasar Bulu, siap asalkan temen-temen kompak semuanya pindah. Rencananya pada bulan Desember 2017,” kata Feri, pedagang buku di kawasan Stadion Diponegoro Semarang, Kamis (23/11).
Puluhan pedagang buku selama ini menempati belakang Stadion Diponegoro Semarang sehingga kawasan tersebut dikenal sebagai pusat penjualan berbagai jenis buku, mulai buku terbitan lama hingga baru.
Sebagai solusinya, Feri meminta diizinkan lapak lama mereka yang berada di kawasan Stadion Diponegoro tetap buka sementara selama beberapa tahun sembari mengenalkan lokasi baru kepada pelanggannya.
“Ya, selama beberapa tahun di sini (Stadion Diponegoro Semarang, red.) tetap buka. ‘Kan juga kami belum tahu di Pasar Bulu ramai atau tidak. Jadi, istilahnya buka cabang,” katanya.
Ia mengaku pernah ditawari untuk menempati Pasar Peterongan. Namun, dia menolak karena sempitnya lapak yang disediakan, sementara di Pasar Bulu lantai tiga sudah disediakan lahan untuk dibangun lapak sendiri.
“Di Pasar Bulu nanti ‘kan juga jadi satu sama pedagang buku dari Pasar Johar. Ada juga penjual kaca mata, jam tangan, dan gerabah. Ya, kami pindah ke Pasar Bulu tetapi sementara di sini tetap buka,” katanya.
Senada dengan itu, Dahri, pedagang buku di kawasan Stadion Diponegoro Semarang, mengaku sulit jika harus langsung meninggalkan lapak mereka yang telah 20 tahun untuk berjualan buku.
Apalagi, kata dia, lokasi yang disediakan di Pasar Bulu Semarang selama ini sepi pengunjung sehingga membutuhkan beberapa waktu untuk penyesuaian sampai masyarakat benar-benar paham lokasi yang baru.
“Kalau langsung direlokasi enggak mungkin. Akan tetapi, diberi (tempat, red.) di sana (Pasar Bulu, red.) selama berapa tahun sampai Pasar Bulu sudah ramai. Sementara, di sana buka, di sini tetap buka,” katanya. (jwn5/ant)
