Jowonews

Logo Jowonews Brown

Kabar Ndeso

Gubernur Gantung Lambang Negara, KP2KKN Lapor Polda

Spanduk Garuda yang terpasang salah. (Foto: JN01)

 

Spanduk Garuda yang terpasang salah. (Foto: JN01)
Spanduk Garuda yang terpasang salah. (Foto: JN01)

SEMARANG, Jowonews.com – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) dibawah kepemimpinan Gubernur Ganjar Prabowo membuat kesalahan fatal dan melecehkan lambang negara. Betapa tidak?. Dakam rangka peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), pemprov memasang baliho gambar Garuda yang digantung dengan resleting di kantor Gubernuran Jalan Pahlawan Semarang.

Gambar di baliho itu merupakan hasil kreasi tim disain reklame Harkitnas Biro Humas Pemprov Jateng dibawah pimpinan Karo Humas Sinung Nugroho. Baliho dipasang sejak Selasa (19/5) sekitar pukul 21.00.

Meski demikian, Gubernur Ganjar Pranowo sebagai pimpinan dianggap orang yang paling bertanggungjawab. Kerja bodoh itupun, Rabu (20/5) langsung mendapat reaksi keras dari masyarakar luas. Bahkan, Dandim 0733 Semarang Letkol Puji Setiono pun langsung mendatangi kantor Gubernuran Jateng di Jalan Pahlawan.

Ia yang melihat secara langsung baliho tersebut menyayangkan tim kreatif Humas Jateng justru membuat polemik dihari bersejarah tersebut. Puji meminta agar Pemprov Jateng melepas baliho tersebut secepatnya. “Hari ini ada pemasangan spanduk dari Humas Pemprov Jateng yang menurut saya salah. Karena membuat lambang negara tapi tidak ditempatkan pada porsinya,” ungkap Puji didampingi Kabiro Humas Setda Jateng Sinoeng Nugroho, Rabu (20/5).

Menurut Puji, disain tersebut merupakan ide yang bagus, namun salah. Kreatifitas itu digambarkan dengan kain merah dan putih yang dijadikan satu oleh ritsleting. Ritsleting itu sendiri diberikan gantungan dari simbol negara burung Garuda.

Dijelaskan Puji, Garuda semeskinya ditempatkan sebagaimana tingginya lambang yang dalam tubuhnya termuat Pancasila itu. “Garuda adalah lambang negara yang ditempatkan pada prosinya,” timpal Puji.

Ia mengaku sudah dijanjikan oleh Humas Pemprov Jateng untuk tidak terulang kembali. Puji memastikan, disain tersebut tak ada maksud untuk menghina bangsa Indonesia. “Tadi dijelaskan bahwa itu tidak disengaja. Maka, saya sarankan agar segera diturunkan. Lambang negara tidak boleh dibuat main-main,” tegas Puji.

BACA JUGA  Penanggulangan Kemiskinan Jadi Prioritas Pembangunan Pemprov Jateng

Kabiro Humas Sekda Jateng Sinoeng Nugroho secara terbuka langsung meminta maaf kepada masyarakat melalui media. Ia memastikan, disain tersebut tak memiliki unsur yang akan membuat negara dirugikan, bahkan menjadikan masalah besar. Ia berjanji, masukan tersebut menjadi suatu respon yang positif dan tidak akan terulang.

“Ini betul kami yang membuatnya, jadi ada satu tim kreatif beranggotakan tiga orang yang membuat. Kami tidak bermaksud menghina negara, tapi ini menjadi masukan dan respon yang positif buat kami,” terangnya.

Sinung mengaku sudah berkoordinasi dengan Dandim Kota Semarang. Dan ia berjanji, baliho itu akan langsung dicopot. “Ini saya masih di bawah tiang bendera mas. Saya masih menunggu tukang untuk melepas baliho itu,”ungkapnya Rabu (20/5),  saat dikonfirmasi sekitar pukul 17.20

Tak lama berselang, Wakil Gubernur Jateng Heru Sudjatmoko pun ikut meminta maaf atas kejadian tersebut. Menurut Politikus PDIP itu, pemasangan baliho besar di atas kantor Gubernuran tak memiliki maksud memecahbelah NKRI.

Sementara itu KP2KKN Jateng langsung bereaksi keras. Melalui anggotanya Eko Haryanto, KP2KKN menyatakan hari ini, Kamis (21/5) akan melaporkan kasus itu ke Polda Jateng. “Besok saya sendiri akan langsung melaporkan ke aparat penegak hukum. Ini kelasnya Gubernur, maka akan saya laporkan ke Polda Jateng,”tegasnya.

Menurutnya, Gubernur telah melecehkan lambang Negara. Dia telah melanggar UU No.26/2009 tentang lambang Negara. Oleh karena itu, Eko menuntut Gubernur Ganjar juga harus minta maaf kepada seluruh warga Negara Indonesia. (JN01)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...