Jowonews

Logo Jowonews Brown

Kabar Ndeso

Hendi Tolak Usulan Moratorium Pasar

SEMARANG, Jowonews.com – Wali Kota Semarang, Jawa Tengah, Hendrar Prihadi menolak moratorium atau penundaan sementara revitalisasi pasar tradisional yang disampaikan kalangan DPRD setempat.

“Pemahaman moratorium (revitalisasi pasar) itu ‘gimana’? Kalau saya berpendapat (bisa berjalan) pararel saja,” kata Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi di Semarang, Rabu.

Menurut dia, jangan sampai niat baik Pemerintah Kota Semarang untuk memperbaiki pasar-pasar tradisional sebagai soko guru perekonomian, terutama pedagang kecil kemudian dihentikan.

Apalagi, kata dia, alasan penghentian sementara itu karena problem-problem revitalisasi pasar tradisional yang belum tuntas, seperti karena kebakaran dan berbagai kendala lainnya.

“Saya rasa masih bisa berjalan pararel. Jadi, problemnya diselesaikan, tetapi jangan sampai menunda pembangunan (revitalisasi) pasar-pasar tradisional yang lainnya,” katanya.

Terkecuali, kata dia, anggarannya dari APBD Kota Semarang tidak ada, tetapi selama ada anggaran sudah menjadi hak pedagang untuk bisa ditingkatkan. Salah satunya pasarnya direvitalisasi.

“Perlu dikaji ulang (usulan moratorium revitalisasi pasar). Kasihan, masih cukup banyak pedagang (di pasar-pasar tradisional) yang menunggu bantuan pembangunan dari pemerintah,” katanya.

Sebelumnya, Ketua Komisi B DPRD Kota Semarang Mualim mengatakan perlunya moratorium atau penghentian sementara atas penganggaran revitalisasi pasar tradisional karena banyak yang menyisakan masalah.

“Melihat kondisi beberapa pasar yang sudah dibangun ternyata hasilnya belum maksimal, kami melihat perlu moratorium revitalisasi pasar tradisional,” kata politikus Partai Gerindra tersebut.

Ia mencontohkan Pasar Bulu yang masih menyisakan beberapa kerusakan bagian bangunan pasar. Pasar Penggaron yang tak kunjung rampung hingga Pasar Rejomulyo Baru yang tidak mau ditempati oleh pedagang.

Belum lagi, kata dia, Pasar Karangayu yang terkendala relokasi pedagang dan Pasar Peterongan yang harus dialokasikan kembali pembangunan tahun ini karena pembangunan tahun lalu batal.

Mualim menyebutkan, sesuai dengan target rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) memang dialokasikan anggaran untuk revitalisasi dua pasar tradisional dalam masing-masing tahun anggaran.

“Artinya, setiap tahun harus ada dua pasar yang direvitalisasi. Namun, kalau melihat hasil revitalisasi yang dilakukan, kami akan setop dulu sementara. Yang bermasalah harus diselesaikan dulu,” katanya. Jn16-ant

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...