Jowonews

Logo Jowonews Brown

Kabar Ndeso

Industri Pariwisata Banyumas Diharapkan Terus Bangkit

owabongBanyumas, Jowonews.com – Pariwisata di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, harus bangkit dan memiliki daya jual sehingga dapat mendukung kemajuan pariwisata Indonesia, kata praktisi kepariwisataan Didi Rudianto.

Selama ini, kata dia, Lokawisata Baturraden telah menjadi ikon wisata Kabupaten Banyumas, namun tata kelolanya masih jauh dari harapan karena belum dilakukan secara profesional.

Menurut dia, tata kelola tersebut meliputi manajemen, promosi, maupun pembangunan sarana dan prasaran di Lokawisata Baturraden. Bahkan, lanjut dia, tempat-tempat rindang di dalam Lokawisata Baturraden yang semestinya dapat dimanfaatkan wisatawan untuk berteduh justru digunakan oleh pedagang kaki lima untuk berdagang termasuk kebersihan yang kurang diperhatikan.

“Selain itu, biaya parkir di Lokawisata Baturraden kadang tidak sesuai dengan besaran yang ditentukan dalam perda (peraturan daerah). Berdasarkan perda, biaya parkir untuk sepeda motor sebesar Rp1.000, mobil pribadi Rp2.000, dan bus Rp5.000 nyatanya di Baturraden tidak berlaku,” kata Penasihat “Association Indonesian Tours and Travels Agencies” (Asita) Kabupaten Banyumas itu, Rabu (12/8) kemarin.

Ia mengharapkan segmen pasar Lokawisata Baturraden seperti era tahun 1980 hingga 1990-an dimana wisatawan asing masih berminat untuk tinggal lebih lama di Baturraden.

Saat itu, kata dia, wisatawan asing yang datang ke Baturraden setiap tahunnya berkisar 700-800 grup yang datang dari Belanda, Belgia, dan Jerman. “Padahal satu grup bisa mencapai 50-80 orang. Mereka biasanya menginap satu hingga dua malam namun sekarang tidak lagi,” katanya.

Didi mengatakan bahwa upaya mengembalikan kejayaan Lokawisata Baturraden dapat dilakukan dengan membangun jaringan dengan para pemangku kepentingan di luar negeri maupun di Jakarta.

Menurut dia, apa yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas selama ini hanya untuk wisatawan domestik.

Dalam hal ini, dia mencontohkan Taman Rekreasi Andang Pangrenan dan Bale Kemambang hanya untuk wisatawan lokal Banyumas. “Yang kita harapkan, ketika ada Andang Pangrenan dan Bale Kemambang juga bisa menarik wisatawan dari luar Banyumas, misalnya dari Yogyakarta dan Semarang. Sebelum mereka ke Baturraden, Owabong, dan kemana-mana, bisa transit di Andang Pangrenan dan Bale Kemambang,” kata pemilik Biro Perjalanan Wisata “Rudiant Tour” itu.

BACA JUGA  Musim Hujan, Waspada Tanah Longsor !

Akan tetapi, kata dia, faktanya Andang Pangrenan dan Bale Kemambang belum bisa dijual untuk wisatawan dari luar daerah karena keterbatasan parkir bus dan minimnya kamar mandi.

Ia mengatakan jika fasilitas-fasilitas di dua tempat rekreasi itu dimaksimalkan, wisatawan-wisatawan yang datang dini hari bisa diarahkan untuk transit di tempat-tempat tersebut. “Oleh karena tidak adanya tempat transit, wisatawan yang datang dari Jawa Barat transitnya di sekitar Wanareja, Kabupaten Cilacap, sedangkan dari Yogyakarta transit di Karanganyar dan Gombong, Kabupaten Kebumen,” katanya.

Khusus untuk Lokawisata Baturraden, dia mengaku lebih setuju jika tata kelolanya dilakukan oleh badan usaha milik daerah (BUMD) seperti yang dilakukan Pemkab Purbalingga terhadap Objek Wisata Air Bojongsari (Owabong) yang pengelolaannya diserahkan kepada Perusahaan Daerah Owabong.

Menurut dia, gebrakan-gebrakan baru harus dilakukan agar industri pariwisata Banyumas dapat bangkit dan tidak jalan di tempat sehingga tidak tertinggal dengan daerah lain. “Marilah kita isi HUT KE-70 Kemerdekaan RI ini dengan membangun industri pariwisata Banyumas agar bisa bangkit dan lebih maju,” pungkasnya. (JN03)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...