Jowonews

Logo Jowonews Brown

ISIS Akui Bom Gereja Katedral Mesir

KAIRO, Jowonews.com – IS, Minggu (20/2), menyebarkan video mengancam penganut Kristen Mesir dan menampilkan pernyataan terakhir seorang pria, yang disebut bertanggung jawab dalam pengeboman mematikan di Katedral Koptik Kairo pada Desember.

Pria bertopeng dengan baju perang itu, yang oleh kelompoknya disebut Abu Abdallah al-Masri, terlihat mendorong petempur seluruh dunia tidak menyerah dan berjanji bahwa anggota terpenjara di Mesir segera dibebaskan ketika kelompok itu “memerdekakan” Kairo.

Presiden Abdel Fattah al-Sisi mengenali pengebom itu sebagai mahasiswa berusia 22 tahun bernama Mahmoud Shafik. Abu Abdallah al-Masri diduga nama aliasnya. Ia ditahan dua bulan pada 2014 sebelum bergabung dengan IS di Sinai, kata pemerintah.

“Akhirnya, untuk saudara-saudara saya di penahanan, bersukacitalah, Anda orang percaya, tidak goyah atau berduka. Saya bersumpah, demi Tuhan, kami akan segera membebaskan Kairo dan membebaskan Anda dari penahanan. Kami akan datang membawa bahan peledak. Saya bersumpah, kami akan. Bersukacitalah Anda, yang percaya,” katanya dalam video.

Setidak-tidaknya 28 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas pada Desember ketika sebuah bom meledak di sebuah kapel yang berdampingan dengan Katedral St Mark, tempat kepausan koptik.

Ortodoks koptik, yang dianut sekitar 10 persen dari 90 juta warga Mesir, adalah komunitas Kristen terbesar di Timur Tengah.

IS mengaku bertanggung jawab atas pengeboman itu, serangan yang paling mematikan di Mesir di luar Semenanjung Sinai, tempat kelompok itu melancarkan pemberontakan sejak 2013.

Serangan Kairo, ditambah dengan menggunakan simbol grup baru “IS di Mesir” untuk melawan “Provinsi Sinai”, menunjukkan perluasan operasi ke seluruh negara.

Pemerintah Mesir mengatakan pada Desember bahwa pengebom mendukung gerakan Ikhwanul Muslimin. Tetapi kelompok itu mengutuk serangan itu dan menuduh pemerintahan Sisi gagal melindungi gereja.

Sisi merebut kekuasaan pada tahun 2013, menggulingkan kelompok Ikhwanul Muslimin Presiden Mohamed Mursi, dan sejak itu telah melarang kelompok tersebut dalam sebuah aksi penindakan keras yang menyebabkan ratusan tewas dan ribuan dipenjara.

Kelompok itu mengatakan bahwa gerakannya adalah gerakan damai tetapi kelompok itu telah terbagi menjadi beberapa kelompok yang saling bersaing. Beberapa mantan pendukung membentuk kelompok yang melaksanakan serangan terhadap polisi dan pejabat yudisial.

Kecewa dengan kegagalannya menerima demokrasi, pendukung muda kelompok itu telah pergi berjuang ke Suriah atau bergabung dengan sayap lokal IS, yang sejak tahun 2013 membunuh ratusan tentara dan polisi di Sinai.

Pada Sabtu, satu pengadilan Mesir mengumumkan gerakan fanatik Hasm, yang diduga memiliki hubungan dengan kelompok terlarang Ikhwanul Muslimin, sebagai organisasi teroris.

Hasm mengaku bertangung-jawab atas sejumlah serangan hingga menewaskan beberapa polisi di Mesir, tapi gerakan tersebut mengutuk ledakan di tempat ibadah pada Desember, yang menewaskan 20 pemeluk Koptik, dan mengatakan Hasm membidik petugas keamanan, bukan warga.(jn22/ant)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...