Jowonews

Logo Jowonews Brown

Kabar Ndeso

Jaga Ekosistem Laut, Marmo-Zuber Tanam 11.111 Mangrove

SEMARANG, Jowonews.com – Sebanyak 11.111 pohon mangrove ditanam oleh pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Semarang 2015-2021 nomor urut satu Marmo-Zuber, Minggu (15/11/2015) di Lingkungan Tambak Rejo, Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara. Kampanye tanam belasan ribu pohon mangrove ini diinisiasi oleh Relawan Jempol Semarang pendukung Marmo-Zuber.

Penanaman 11.111 pohon Mangrove diawali dengan doa bersama dan penanaman mangrove pertama yang dipimpin langsung oleh calon wakil walikota Semarang Zuber Safawi. Dalam penanaman sebelas ribu seratus sebelas (11.111) pohon mangrove Zuber Safawi menyampaikan harapan besarnya agar pemerintah Kota Semarang yang akan datang lebih peduli terhadap ekosistem laut dengan membuat lebih banyak langkah-langkah konkret diantaranya menggalakkan program wisata mangrove untuk membangun kecintaan untuk menjaga keutuhan ekosistem alam pantai di Semarang.

“Selain itu, menjadikan hutan mangrove sebagai pusat belajar dan wisata alam yang menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan. Serta menggalakkan kampanye menanam sebagai bentuk sedekah oksigen dan penyelamatan alam adalah tugas kita semua,” jelasnya.

Lebih lanjut disampaikan oleh Zuber, penanaman 11.111 Mangrove merupakan upaya mengajak kepada warga masyarakat Kota Semarang untuk menjaga ekosistem Laut, memelihara karunia dan amanah Tuhan yang harus terus kita jaga. Calon Wakil Walikota Zuber Safawi hadir bersama ratusan  relawan jempol Mangrove pendukung pasangan Marmo-Zuber.

Menurut Koordinator relawan Jempol Fris Dwi Yulianto, pihaknya menginisiasi kampanye penanaman mangrove didorong oleh rasa tanggungjawab untuk menjaga kelestarian alam, terutama ekosistem laut.

“Kampanye penanaman mangrove yang dilakukannya bersama tim dan paslon 1 Sumarmo-Zuber sengaja dilakukan di Tambaklorok dengan pertimbangan bahwa mangrove atau disebut juga bakau adalah tumbuhan yang tumbuh di air payau dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai dimana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu,” jelas Fris.

BACA JUGA  PKS: Maju dan Memenangkan Pilkada Adalah Jihad

Selain itu, menurut Fris, Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya abrasi tanah; salinitas tanahnya yang tinggi; serta mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air laut. “Hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi,”pungkasnya. (JN03)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...