SEMARANG – Warga yang tinggal di kawasan bantaran Banjir Kanal Barat Semarang kini merasakan dampak buruk dari kerusakan jalan yang parah akibat banjir rob. Jalan yang seharusnya menjadi akses menuju Monumen Ketenangan Jiwa, yang menjadi salah satu destinasi bersejarah, kini dipenuhi lumpur dan sulit dilalui.
Menurut Yani (57), seorang warga setempat, “Setiap hari ini sudah mulai rob terus. Sampai ke rumah, selutut. Tapi hari ini biasa, nanti musim kesongo menurut nelayan, lebih parah lagi. Setiap hari pagi sampai sore rob terus,” dikutip dari Detik Jateng.
Masalah ini tidak hanya mempersulit aktivitas warga, tetapi juga menghambat wisatawan yang berkunjung ke monumen tersebut. Mereka terpaksa memarkir kendaraan jauh dari lokasi, sekitar 700 meter, dan harus berjalan kaki di kondisi jalan yang licin.
Elizabeth (49), yang juga tinggal di kawasan itu, mengungkapkan bahwa jalan tersebut sebelumnya dibangun dengan dana pribadi masyarakat. “Beruntung ada yang membuat jalan, ada yang tinggal di sini. Jadi kawasannya terang, kalau tidak nanti monumen itu tidak ada yang mendatangi,” tuturnya.
Ia menambahkan, banjir rob yang mencapai ketinggian 30 sentimeter semakin membuat warga kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti bersekolah dan berbelanja.
Penjaga Monumen Ketenangan Jiwa, Edi Wiyanto (74), menambahkan bahwa akses yang buruk telah membuat jumlah pengunjung menurun drastis. “Dulu banyak yang ziarah dari Jepang, rombongan biasanya satu bus. Sekarang karena kena rob sudah jarang yang ke sini,” ujarnya.
Ia berharap akses menuju monumen dapat diperbaiki segera, untuk merawat peninggalan sejarah tersebut.
Haryadi Dei Prasetyo, Subkoordinator Sejarah dan Cagar Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, mengungkapkan bahwa hingga saat ini lahan di Bantaran Sungai Banjir Kanal Barat bukan milik pemerintah kota.
“Sampai sekarang pun kita belum ada kejelasan status kepemilikan lahan itu,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa tanpa kepastian ini, tidak ada rencana untuk menggelar kembali upacara di monumen tersebut.
Dari informasi yang dihimpun, jika lahan tersebut resmi menjadi aset Pemkot Semarang, Monumen Ketenangan Jiwa berpotensi untuk dijadikan taman monumental sebagai penghormatan terhadap sejarah Pertempuran 5 Hari di Semarang.
Foto Dok. Detik Jateng / Arina Zulfa Ul Haq