Jowonews

Logo Jowonews Brown

Kapolda Papua Diminta Selesaikan Kasus Penembakan Warga

MIMIKA, Jowonews.com – Tokoh masyarakat Suku Kamoro di Kabupaten Mimika Georgorius Okoare meminta Kapolda Papua Irjen Polisi Boy Rafli Amar datang ke Timika untuk menyelesaikan penembakan seorang warga Kolaka Emakeparo (55) yang meninggal terkena peluru aparat kepolisian pada Minggu dini hari.

“Saya minta Kapolda dan Pangdam harus hadir di sini). Kami mau tahu siapa-siapa pelaku yang terlibat. Kita harus lihat fakta yang benar seperti apa di lapangan,” kata Georgorius di Kantor DPRD Mimika, Minggu.

Wakil Ketua I Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro (Lemasko) itu menegaskan warga Suku Kamoro selaku suku asli di Mimika sudah banyak menjadi korban tindak kekerasan oleh aparat keamanan.

Seharusnya, kata Georgorius, aparat keamanan baik TNI maupun Polri berperan melindungi masyarakat, bukan sebaliknya menjadikan masyarakat sebagai sasaran kebrutalan mereka.

“Kami mengutuk keras tindakan oknum aparat yang telah menembaki warga kami,” ujarnya.

Georgorius meminta aparat kepolisian tidak membuka blokade Jalan Cenderawasih, tepat di depan Kantor DPRD Mimika sebagai bentuk rasa solidaritas atas peristiwa duka yang dialami oleh masyarakat Kamoro di Mimika.

“Palang itu tidak boleh dibuka, kami sedang berduka, tolong hargai kami,” kata Georgorius.

Jenazah Kolaka Emakeparo, ibu rumah tangga yang bermukim di Pulau Karaka (Pulau Karaka berjarak beberapa ratus meter dari Pelabuhan Cargodock Portsite Amamapare PT Freeport Indonesia) hingga Minggu malam masih disemayamkan di Kantor DPRD Mimika.

Massa yang tidak puas dengan kejadian itu masih memblokade ruas Jalan Cenderawasih yang menghubungkan Kota Timika-Kuala Kencana dengan membakar ban mobil di tengah ruas jalan mengakibatkan ruas jalan itu tidak bisa dilintasi kendaraan dari dua sisi.

Beberapa warga Kamoro lainnya mengancam akan tetap menyimpan jenazah Kolaka Emakeparo di Kantor DPRD Mimika jika tidak ada pihak yang bertanggung jawab atas penembakan yang terjadi di sekitar jembatan Pelabuhan Cargodock Portsite Amamapare pada Minggu dini hari itu.

“Kami tidak mau bawa jenazah untuk dikuburkan kalau tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas masalah ini. Semua yang terlibat harus dihadirkan,” ujar salah seorang warga Kamoro.

Peristiwa penembakan terhadap Kolaka Emakeparo bermula saat tiga warga Pulau Karaka dilaporkan memasuki kawasan pabrik pengeringan konsentrat milik PT Freeport.

Menyikapi itu, anggota pengamanan internal perusahaan melakukan pengejaran.

Seorang diantaranya berinisial NR (18) ditangkap petugas lalu dibawa ke Pos Security Portsite untuk diinterogasi.

Selanjutnya NR hendak dibawa ke Polres Mimika untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Namun di tengah perjalanan melalui jalur perairan, NR melompat dari speed boat dengan kondisi tangan terborgol.

Ia berteriak meminta tolong kepada warga di sekitar area penyeberangan Porsite-Cargo Dock.

Sejumlah warga kemudian berusaha melindungi NR dan menghalau aparat dengan lemparan batu.

Sempat terjadi keributan hingga terdengar letusan senjata api milik aparat Brimob.

Selanjutnya pada Sabtu (3/2) malam sekitar pukul 23.00 WIT, korban atas nama Kolaka Emakeparo dilaporkan mengalami luka robek pada bagian kening hingga menembus kepala bagian belakang karena terkena proyektil peluru.

Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Timika dengan kendaraan medis SOS PT Freeport.

Namun setiba di RSMM, korban dinyatakan sudah meninggal dunia. (JWN3/Ant)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...