Jowonews

Logo Jowonews Brown

Kabar Ndeso

Kontrol Konten Buku Harus Ketat

SEMARANG, Jowonews.com – Pakar pendidikan yang juga Guru Besar Universitas Negeri Surabaya Prof Muchlas Samani mengingatkan kontrol terhadap konten-konten buku yang beredar harus ketat.

“Munculnya kasus buku-buku pelajaran dengan konten yang tidak sesuai segmentasi pembacanya sebenarnya menunjukkan kemajuan. Artinya, kontrol semakin ketat,” katanya di Semarang, Minggu.

Hal itu diungkapkan mantan Direktur Ketenagaan Ditjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud itu saat “Pelatihan Praktik Yang Baik Dalam Pembelajaran Untuk SD/MI Modul 3” yang digelar USAID Prioritas Jateng.

Menurut dia, beredarnya buku-buku dengan konten yang tidak sesuai dengan pembacanya, khususnya buku pelajaran sebenarnya sudah ada sejak dulu, namun saat itu belum era keterbukaan seperti sekarang.

“Jadi, tidak banyak terpublikasi. Artinya, kontrol atau filter terhadap konten-konten buku itu sangat penting. Seperti, kasus buku di Jombang yang mengajarkan paham Islam radikalisme,” katanya.

Muchlas mengatakan buku-buku semacam itu jelas tidak cocok dikonsumsi anak-anak sekolah yang belum memiliki kemampuan memahami secara utuh, berbeda mungkin jika yang membaca adalah mahasiswa.

“Seperti sekarang maraknya isu LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender). Apa itu sebenarnya LGBT memang perlu diketahui, namun kan bukan untuk anak-anak,” kata mantan Rektor Unesa itu.

Persoalannya, kata dia, buku-buku dengan beragam konten sekarang ini pun diperjual belikan secara bebas kepada orang tanpa melihat usia karena mungkin saja penjual bukunya juga tidak tahu isinya.

“Mestinya, perlu disosialisasikan kepada para penjual buku mengenai konten buku. Sama seperti rokok, di luar negeri, anak-anak membeli rokok tidak akan dilayani. Namun, di sini tidak demikian,” katanya.

Selain itu, kata dia, Dinas Pendidikan harus lebih jeli dalam menyeleksi buku-buku pelajaran yang akan dijadikan acuan dalam pembelajaran di sekolah agar jangan sampai “kecolongan” lagi.

Kalau sampai ada buku pelajaran berisi konten yang tidak sesuai segmentasi anak didik sampai masuk ke sekolah, tegas Muchlas, berarti ada kelalaian dari dinas yang semestinya melakukan kontrol. (Jn16/ant)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...