Jowonews

Logo Jowonews Brown

Kabar Ndeso

KPPU Usulkan Ada ”Bulog Ayam”

SEMARANG, Jowonews.com – Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengusulkan adanya institusi pangan semacam Badan Urusan Logistik (Bulog) sebagai “buffer stock” atau penyangga stok untuk cadangan daging ayam.

“Kami mengusulkan ada ‘Bulog ayam’ sebagai ‘buffer stock’, sebab daging ayam sekarang ini penting karena sudah jadi kebutuhan dasar konsumsi,” kata Komisioner KPPU Saidah Sakdan di Semarang, Kamis.

Hal tersebut diungkapkannya setelah FGD (Foccus Group Discussion) bertajuk “Penyelenggaraan Vaksinasi Meningitis Untuk Jemaah Umroh” diprakarsai KPPU di Semarang.

Saidah menjelaskan daging ayam menjadi kebutuhan dasar konsumsi masyarakat akan protein hewani karena sumber-sumber protein hewani lain, seperti ikan terkadang hasil tangkapannya mengandalkan musim.

Menurut dia, KPPU sudah mencoba mengurai persoalan stok daging ayam dari hulu yang ternyata cukup pelik, seperti adanya kesepakatan untuk melakukan afkir dini terhadap PS (parent stock) untuk menaikkan harga.

Ia menyebutkan setidaknya ada 12 perusahaan yang diduga melakukan kesepakatan secara tertulis yang tujuannya bisa untuk memainkan harga, serta mengatur pasokan dan produksi ayam di pasaran.

“Bayangkan, baru diafkir dua juta DOC (day of chicken-ayam berumur sehari) dari rencana enam juta DOC, harga DOC sudah naik dari Rp3.600/ekor menjadi Rp6.000/ekor. Yang kasihan peternak mandiri,” katanya.

Belum lagi, kata dia, dugaan adanya “posko” berisi perusahaan-perusahaan yang saling terintegrasi yang bisa mengatur harga jual dan pasokan, sehingga terjadi permainan dalam perdagangan ayam di hilir.

Oleh karena itu, Saidah mengatakan dalam jangka panjang perlu ada pemisahan antara hulu dan hilir dalam perdagangan ayam untuk memecah peran perusahaan besar yang bermain sehingga merugikan peternak mandiri.

“Jadi, yang sudah bermain di hulu tidak boleh bermain lagi di hilir. Kasihan petani mandiri. Di Demak, Jawa Tengah, peternak mandiri sudah habis, gulung tikar semua. Jadi, harus dipecah,” katanya.

Selain itu, kata dia, harus ada kebijakan penetapan harga eceran tertinggi DOC dan pakan karena 70 persen operasional sarana produksi peternakan (sapronak) ternyata habis untuk DOC dan pembelian pakan. (Jn16/ant)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...