Jowonews

Logo Jowonews Brown

Kabar Ndeso

MAJT Gelar Acara Nonton Gerhana Matahari Total

SEMARANG, Jowonews.com – Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) bekerjasama dengan Bidang Urusan Agama Islam Pembinaan Syariah Kanwil Kementerian Agama Jateng dan Jurusan Ilmu Falak Fakultas Syariah UIN Walisongo Semarang, Rabu 9 Maret 2016 mendatang, akan menggelar acara Nonton Bareng Gerhana Matahari Total.

Ketua Panitia Ahmad Izzuddin menjelaskan, untuk menghindari kebutaan dan dampak negatif  untuk mata semua peserta harus memakai kacamata antiradiasi yang sudah disiapkan panitia.‘’Mohon maaf kami tidak terlalu banyak menyiapkan kacamata, sangat terbatas,’’ katanya, Selasa (23/2).

Kacamata bisa diperoleh di Sekretariat MAJT Jl Gajahraya Semarang telp (024) 6725412 atau 082 134 970 000, di Radio DAIS Menara Al-Husna telp (024) 6746352 atau 0821 33 670000.

Menurut Izzuddin, setelah menyaksikan proses Gerhana Matahari mulai pukul 06.30, umat Islam akan diajak menunaikan shalat sunat Kusufus Syamsi atau Shalat Gerhana Matahari. Bertindak selaku imam KH Ulil Abshor Al-Hafidz dan khatib Dr H Noor Achmad MA. Acara diakhiri dengan mujahadah Sukses UN/SNMPTN bagi murid SMP/MTs, SMA/MA/SMK yang akan dipimpin Habib Ja’far Al-Musawwa.

‘’Sampai hari ini pihak-pihak yang sudah berkoordinasi dengan MAJT antara lain Musyawarah Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (MGMP PAI), Ikatan Guru Raudlatul Atfal (IGRA) dan Bidang Urais Binsyar Kanwil Kemenag Jateng,’’ katanya.

Jarang Terjadi

Izzuddin yang juga Ketua Tim Ilmu Falak, Hisab dan Rukyat Masjid Agung Jawa Tengah  menjelaskan, Gerhana Matahari Total (GMT) merupakan salah satu fenomena gerhana yang jarang terulang  dan jarang terjadi pada suatu lokasi di permukaan Bumi.

Sejak Tahun 1970 hingga sekarang, Wilayah Indonesia yang membentang 1/5 keliling Bumi hanya terlintasi dua kali Gerhana Matahari Total yaitu GMT 11 Juni 1983 yang melewati wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawsi selatan. GMT 18 Maret 1988 yang melewati pulau Sumatera (bagian Selatan), Bangka-Belitung dan Kalimantan. GMT 24 Oktober 1995 yang hanya melewati sebagian kecil wilayah Indonesia di Sangihe Talaud.

‘’GMT akan kembali terjadi pada 9 Maret 2016 dan akan melintasi wilayah Indonesia dari Barat hingga Indonesia Timur. Sehingga GMT 2016 merupakan GMT dengan lintasan terpanjang yang membelah Indonesia. Disamping itu, GMT 2016 merupakan GMT yang hanya dapat disaksikan dari wilayah Indonesia. Sehingga pada tahun 2016 dapat dipastikan kegiatan pengamatan GMT dunia akan berpusat di Indonesia,’’ kata Izzuddin.

BACA JUGA  Gerhana Matahari Total Kelilingi 11 Provinsi

GMT akan kembali melintasi Indonesia pada tanggal 20 April 2042, yang berarti 26 tahun lagi. Oleh karenanya, GMT 2016 merupakan momen yang penting bagi masyarakat, khususnya siswa/pelajar untuk mengenal dan mengapresiasi fenomena alam sebagai sebuah bagian dari sains.

Menurut Izzuddin, GMT disamping merupakan fenomena yang menarik, juga merupakan fenomena yang berbahaya sekira tidak berhati-hari dalam mengamati fenomena tersebut karena dapat merusak mata. ‘’Diperlukan sosialisasi dan perlengkapan yang benar mengenai cara pengamatan matahari. Karena itu kami sudah menyiapkan kacamata khusus,’’ katanya.

Sementara itu di Pelataran Plaza MAJT yang akan dipakai tempat mengamati Gerhana Matahari Total dan Shalat Kusufus Syamsi, kemarin tampak mulai terlihat kesibukan. Beberapa karyawan dipimpin Kepala TU Fatquri Busyeri sibuk membersihkan salah satu alat teropong yang dipasang di puncak Menara Al-Husna.

Menurut informasi, kata Fatquri, tim Falak dari UIN dan beberapa ahli dari Bandung akan menyiapkan seperangkat alat teropong yang khusus untuk mengamati gerhana matahari.

Gubernur Ganjar Pranowo bersama pejabat muspida, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dan muspida Kota direncanakan akan ikut bergabung menunaikan shalat Kusufus Syamsi di halaman Plaza MAJT. (JN01/JN03)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...