Jowonews

Logo Jowonews Brown

Kabar Ndeso

Mbak Ita Berbelanja dan Bersih-bersih Pasar

itaSEMARANG, Jowonews.com – Bakal calon (balon) Wakil Walikota Semarang Hj. Hevearita Gunaryanti Rahayu ternyata memiliki perhatian besar terhadap ‘wong cilik’. Pasalnya, isu beras plastik yang marak dan musibah kebakaran Pasar Johar, sangat mengusik perhatiannya.

Mbak Ita, begitu dia biasa disapa, Minggu (24/5) kemarin turun langsung ke Pasar Kapling, Kedungmundu dan Pasar Pedurungan. Ia ingin memastikan pasar tradisional bebas dari distribusi beras plastik serta memiliki langkah antisipatif pencegahan kebakaran.

Selain berbelanja, Mbak Ita dan sejumlah relawan dari Yayasan Semarang Waras Sejahtera (SWS) juga melakukan aksi bersih-bersih pasar. Dengan menggunakan sapu lidi, dia tak segan membersihkan dan mengumpulkan sampah yang berserakan di pasar.

 Di sela berbelanja, dia juga berdialog dengan sejumlah pedagang. Diantaranya dengan Suparti, pedagang beras di Pasar Kapling. Mbak Ita mewanti-wanti agar penjual waspada dengan maraknya isu beras plastik. Peredaran beras berbahaya tersebut harus diantisipasi agar tak merugikan pembeli dan penjual sendiri.

“Beras yang ada kandungan plastiknya jelas merugikan kesehatan jika dikonsumsi. Penjual juga kasihan jika mendapat beras tersebut dari distributor,” ungkapnya.

Menanggapi hal tersebut, Suparti berujar dirinya yakin beras yang dijualnya aman dari kandungan plastik. “Saya sejak dulu mengandalkan distributor lama, yaitu sejak tahun 1982. Sehingga Insya Allah aman,” ujarnya.

Hal yang sama diungkapkan Ismiyati, pedagang beras di Pasar Pedurungan. Guna mencegah beredarnya beras plastik, dirinya mengaku mengambil beras dari selep (tempat penggilingan padi) secara langsung. “Saya langsung ambil dari selep di Karangawen, Demak, jadi berasnya lebih terjamin kualitasnya,” ungkapnya.

Lebih lanjut Mbak Ita mengatakan, kejadian terbakarnya Pasar Johar juga harus diantisipasi di pasar tradisional lainnya. Salah satu yang menjadi fokusnya adalah penataan instalasi listrik.

“Instalasi listrik di Pasar Kapling, Kedungmundu yang rapi dapat dijadikan contoh sehingga relatif aman dari kemungkinan korsleting yang bisa menyebabkan kebakaran,” tuturnya.

BACA JUGA  350 Pedagang Pasa Johar Tempati Lapak Sementara

 Ya, pasar tradisional selalu memiliki tempat tersendiri di hati Mbak Ita. Baginya, pasar tradisional tak sekedar tempat transaksi antara penjual dan pembeli. Lebih dari itu, di pasar, terjadi interaksi dan dialog langsung antara berbagai lapisan masyarakat.  “Yang tak kalah penting, berbelanja di pasar tradisional jauh lebih murah daripada di swalayan atau pusat perbelanjaan. Saya tadi belanja beras 2,5 kilogram cukup membayar Rp 75 ribu,” ujarnya. (JN01)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...