PURWOKERTO, Jowonews.com – Mitigasi atau pengurangan risiko bencana angin kencang penting dilakukan guna meninimalisasi jatuhnya korban, kata Kepala Pusat Mitigasi Bencana LPPM Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Dr Endang Hilmi.
“Misalkan, perlu dibuat informasi di lokasi rawan bencana angin puting beliung agar masyarakat tidak berteduh di bawah pohon ketika terjadi angin kencang dan hujan petir,” katanya di Purwokerto, Kamis (9/11).
Pernyataan tersebut disampaikan terkait dengan kejadian hujan dan angin kencang di Banjarnegara pada Rabu (8/11) yang mengakibatkan tumbangnya sejumlah pohon.
Selain itu, dia juga mengingatkan tentang pohon yang menjadi pengantar energi yang baik bagi petir dan angin.
Oleh karena itu, dia mengingatkan agar warga menghindari berteduh di bawah pohon ketika hujan lebat.
Selain itu, dia juga mengingatkan pentingnya pemeliharaan secara intensif terhadap tanaman yang sudah tua.
“Harus diperhatikan tanaman-tanaman yang sudah tua agar proses pemeliharaannya lebih intensif,” katanya.
Dia mengingatkan perlu adanya kegiatan pemangkasan cabang pohon atau yang dikenal dengan “prunning” secara berkala.
Dia menambahkan proses pengurangan risiko bencana angin puting beliung harus berjalan dengan baik.
“Perlu pemberian pemahaman kepada masyarakat tetang proses mitigasi bencana tersebut. Pemberian kurikulum pengurangan risiko bencana juga harus diberikan ke semua tingkatan anak-anak sekolah,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara, Arief Rahman menambahkan bencana angin kencang terjadi di wilayah Banjarnegara yang mengakibatkan tumbangnya sejumlah pohon pada Rabu (8/11).
“Hujan deras disertai angin kencang yang terjadi sekitar pukul 12.30 WIB mengakibatkan sejumlah pohon tumbang, baliho rubuh, hingga adanya rumah roboh karena tertimpa pohon,” katanya.
Bahkan, satu orang meninggal dunia akibat tertimpa pohon beringin yang tumbang di Alun-Alun Banjarnegara.(jwn4/ant)
