Jowonews

Logo Jowonews Brown

Kabar Ndeso

Ombak Tinggi, Ribuan Nelayan Tak Melaut

CILACAP, Jowonews.com – Ribuan nelayan tradisional di Kabupaten Cilacap tidak berani melaut akibat gelombang tinggi di perairan selatan Jawa Tengah.

“Saat ini, gelombang sangat tinggi sehingga nelayan-nelayan kecil (nelayan tradisional) lebih memilih menambatkan perahunya di daratan seperti di Pantai Teluk Penyu,” kata Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cilacap Sarjono di Cilacap, Selasa (31/1).

Bahkan, lanjutnya, nelayan-nelayan yang menggunakan kapal berukuran besar dan sudah terlanjur berada di lautan lepas banyak yang tidak berani untuk kembali ke daratan.

Selain karena hasil tangkapannya belum bisa memenuhi biaya operasional, lanjut dia, awak kapal-kapal itu tidak berani menerjang gelombang tinggi. “Kadang ada pula yang menitipkan hasil tangkapannya pada kapal-kapal yang hendak pulang lebih dulu ke daratan,” katanya.

Menurutnya, gelombang tinggi atau cuaca buruk biasa terjadi pada bulan Desember hingga Februari yang merupakan puncak musim angin barat.

Dijelaskan, nelayan kecil atau nelayan tradisional paling merasakan dampak dari cuaca buruk tersebut. “Nelayan kecil yang kapalnya di bawah 10 GT (Gross Tonage) tidak berani melaut. Kalaupun nekat melaut, hanya jarak dekat dan hasilnya sangat sedikit karena ikan-ikan lebih banyak berada di tengah laut,” jelasnya.

Sarjono memperkirakan kondisi tersebut masih akan terus berlangsung hingga wilayah perairan selatan Jateng memasuki musim angin timuran sekitar bulan Maret.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan pihaknya kembali mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di perairan selatan Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang berlaku hingga tanggal 1 Februari 2017.

“Tinggi gelombang di wilayah pantai selatan Jateng-DIY maupun Samudra Hindia selatan Jateng-DIY berpotensi mencapai 2,5-4 meter akibat pengaruh tekanan rendah di Samudra Hindia barat Australia. Kondisi tersebut berbahaya bagi nelayan tradisional yang menggunakan perahu kecil,” tandasnya. (jn19/ant)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...