Jowonews

Logo Jowonews Brown

Organda Bingung Tentukan Tarif Angkutan

angkot semarang foto: motorviar.blogspot.com
angkot semarang foto: motorviar.blogspot.com

KENDAL, Jowonews.com—Rencana pemerintah untuk kembali menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi membuat para pengusaha angkutan darat memutar otak. Sebab harga BBM menyangkut tarif angkutan umum.

Ketua Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Kendal, Jamaludin mengatakan naik turunnya harga BBM yang kerap dilakukan pemerintah membuat pengusaha angkutan darat bingung dalam menentukan tarif. Padaha untuk menaikkan tarif angkutan umum tidaklah mudah.

Yakni pembahasannya melibatkan beberapa unsur, seperti masyarakat, pengusaha angkutan darat, pemerintah dan DPRD. Sehingga tidak bisa pengusaha angkutan umum menaikkan tarif angkutan secara sepihak.

Setidaknya, kenaikan harga BBM ini adalah yang kali ketiga sejak awal 2015. Sehingga jika ada kenaikan tarif angkutan, pengusaha angkutan umum khawatir akan kehilangan penumpang.  “Sebab, kalau harga BBM naik, tarif angutan juga naik. Kalau BBM turun, taruf juga turun. Karena operasional transportasi bergantung pada BBM,” kata Jamaludin, Minggu (29/3).

Padahal, bulan lalu, Organda bersama pihak pemerintah, masyarakat dan DPRD telah memutuskan tidak menaikkan tarif angkutan umum. Tapi dengan rencana kenaikan BBM, membuat pengusaha angkutan umum di Kendal kebingungan.

“Perubahan harga BBM sangat cepat, padahal tarif angkutan juga perlu disesuaikan. Baru disosialisasikan tarif angkutan naik, tapi disaat yang tidak lama pemerintah membuat menurunkan harga BBM. Praktis pengusaha angkutan mengembalikan tarif angkutan ke harga lama. Nah sekarang mau naik dan berubah lagi,” keluhnya.

Menurutnya, pemerintah sedianya dapat membuat perencanaan yang matang terhadap harga BBM bersubsidi. Yakni dengan membuat perencanaan kebutuhan Indonesia selama satu tahun kedepan. “Sehingga masyarakat juga mendapatkan jaminan,” tambahnya.

Menurutnya, harga BBM yang terus berubah membuat tarif angkutan umum tidak pasti. Hal itu bakal memacu perang harga antar transportasi umum yang tidak sehat. Di Kabupaten Kendal, selain angkutan umum resmi juga terdapat angkutan umum plat hitam.

Angkutan umum ini beroperasi hingga malam hari. Selain itu, di wilayah Kaliwungu terdapat angkutan umum berplat hitam yakni mobil bak terbuka. Biasanya, angkutan ini beroperasi Kaliwungu-Boja.

BACA JUGA  Organda Jateng: Kemacetan Rugikan Pengusaha Angkutan Umum

Keluhan serupa juga dikatakan Parjo, salah seorang buruh pabrik di Kendal. menurutnya, naik turunnya harga BBM yang berubah sewaktu-waktu membuat para buruh pabrik kebingungan.

“Sedianya saat naik, para buruh mendapatkan tambahan tunjangan tranportasi dan kenikan gaji karena harga sembako juga ikut naik. Tapi belum sampai pabrik menaikkan gaji dan transport, pemerintah menurunkan kembali harga BBM,” tandasnya.

Sehingga menurutnya,  naik turunnya harga BBM membuat para buruh, petani dan rakyat kecil yang paling banyak merasakan imbasnya. “Terutama kebutuhan yang juga ikut naik, tapi gaji belum naik. Nah masyarakat kecil kan yang dirugikan,” tambahnya

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...