SEMARANG, Jowonews.com – Pemkot Semarang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Semarang tel;ah membentuk Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB). Forum ini diharapkan dapat meminimalisir dampak dari terjadinya bencana, baik banjir, tanah longsor maupun bencana lainnya.
Kepala Bidang BPBD Kota Semarang, Abel M Monteiro FG mengatakan, bahwa amanat Undang-Undang No. 24 / 2007 tentang Penanggulangan Bencana disebutkan, penanggulangan bencana meliputi tindakan pra bencana, saat bencana, dan pasca bencana. Hal ini menurutnya merupakan tanggung jawab bersama dan bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja.
“Paradigma yang berkembang saat ini adalah mencegah bencana lebih baik daripada melakukan tindakan tanggap darurat. Sehingga tindakan atau kegiatan pra bencana perlu mendapat porsi perhatian yang besar. Kota Semarang memiliki 16 wilayah Kecamatan 177 wilayah kelurahan, dan masing-masing wilayah memiliki potensi bencana yang beragam,” katanya, Minggu (22/11).
Kelembagaan Forum Pengurangan Resiko Bencana (F-PRB) merupakan sebagai wadah bagi seluruh stakeholder pelaku penyelengggara penanggulangan bencana. Sehingga pelaksanaan komunikasi, konsultasi, koordinasi, dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Sementara Pj Wali Kota Tavip Supriyanto berharap, forum ini dapat mengakomodir masukan dari berbagai elemen seperti Basarnas, perguruan tinggi, serta lembaga swadaya masyarakat.
Menurutnya, sejauh ini Kota Semarang siap menghadapi bencana karena telah melakukan berbagai upaya penanggulangan. Diantaranya workshop penanggulangan bencana, sosialisasi kepada warga melalui LPMK dan Kelurahan, serta kesiap siagaan petugas selama 24 jam.
“Potensi terjadinya bencana yang terjadi di tahun ini masih sama, namun kami tetap berupaya dapat meminimalisir risiko tersebut. Pemkot juga akan memberikan informasi terkait bencana melalui BPBD,” tuturnya. (JN01/JN03)
