SOLO, Jowonews.com – Pemerintah Kota Surakarta bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) untuk mengkaji rencana jalan alternatif baru dengan memanfaatkan tanggul Sungai Bengawan Solo dari Jurug sampai Mojo.
“Kita ingin menyiapkan jalan alternatif baru bukan jalan lingkar. Itu bisa memakai tanggul Sungai Bengawan Solo seperti ide yang ada,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Surakarta, Ahyani, di Solo, Senin.
Ia mengatakan modelnya nanti bukan seperti ringroad, karena tidak cukup di lokasi jalan alternatif. Kalau ringroad itu lebarnya butuh sekitar 40 meter, sedangkan jalan alternatif hanya butuh sembilan meter, itu nanti menghubungkan Pucangsawit sampai Mojo dan bisa dilanjutkan sampai ke selatan.
Dikatakan hal itu untuk mengantisipasi kemacetan lalu lintas, karena Jalan Kapten Mulyadi sudah tidak mampu lagi menampung kendaraan. “Jadi harus berpikir jalan alternatif untuk mengatasi kemacetan,” katanya.
Ia mengatakan nantinya jalan alternarif itu tidak diperbolehkan untuk dilintasi kendaraan berat tapi kendaraan bertonase di bawah 20 ton. Kalau jalan lingkarnya jadi dibangun malah untuk kendaraan berat.
Tahun depan, lanjutnya, sudah bisa menyusun detail engeneering design (DED). Nantinya hasil kajian itu akan diketahui apakah proyek itu memakan lahan warga atau tidak. Itu nanti harus ada proses sesuai undang-undang (UU) jika ingin menggunakan lahan warga untuk kepentingan umum bisa membebaskan atau membeli. Itu sangat dibutuhkan dan mendesak direalisasikan.
Ia mengatakan untuk merealiasasikan proyek jalan alternatif itu, pemkot akan menggandeng Pemerintah Pusat dalam hal ini BBWSBS dan Bina Marga, karena butuh anggaran yang cukup besar. “Kami akan menggandeng Pemerintah Pusat pastinya untuk merealisasikan proyek ini,” katanya.
Jalan lingkar timur-selatan itu tidak masuk wilayah Solo tapi luar kota. Paling Solo hanya menyiapkan akses-aksesnya, itu pun tidak membangun baru tapi memanfaatkan jalan yang sudah ada, katanya. (jn03/ant)
