Jowonews

Logo Jowonews Brown

Kabar Ndeso

Pilgub Jateng Makin Panas, Eks Menteri Jokowi Sudirman Said Masuk Bursa Cagub

JAKARTA, Jowonews.com – Eks menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menanggapi soal namanya yang masuk di bursa bakal calon gubernur dari Partai Amanat Nasional untuk Pilkada Jawa Tengah 2018.

Nama Mantan Menteri ESDM Sudirman Said digadang maju Pilgub Jateng. Salah satu parpol yang sudah melirik Mas Dirman adalah Partai Amanat Nasional (PAN) pimpinan Zulkifli Hasan. Lalu apa tanggapan Sudirman Said? Ketika ditemui di Istana Wakil Presiden, dia menanggapinya dengan tertawa.”Nggaklah itu soal pencalonan urusan partai, saya lagi sibuk bertanam bawang di kampung, nanam cabai,” ujar mantan menteri ESDM tersebut di Istana Wakil Presiden, baru-baru ini.

Ketika ditanya mengenai kesiapannya maju di Pilkada Jawa Tengah 2018, Sudirman menyerahkan pada perkembangan berikutnya. Menurut Sudirman, hal ini sepenuhnya adalah keputusan partai.”Itu prosesnya masih lama kan, jadi nanti kita lihat saja kalau memang apa namanya ini kan urusan partai, ya kita lihat bagaimana partai memutuskan,” kata Sudirman.

Selain itu, mengenai komunikasi dengan partai politik Sudirman juga enggan berkomentar dengan lugas. Dia juga tidak menjawab dengan tegas ketika dikonfirmasi apakah sudah dihubungi oleh Partai Amanat Rakyat.”Teman-teman banyak, tapi apa kita sibuk di kampung nih. Enggaklah, itu kan orang-orang besar kan. Kalau kita rakyat jadi kita tunggu saja yah,” kata Sudirman.

Terkait dengan kedatangannya bertemu wakil presiden, Sudirman mengatakan, dia mengantarkan pengurus Asosiasi Koperasi Syariah Indonesia. Sudirman datang bersama Ketua Umum Majelis Pengurus Pusat Perhimpunan Baitul Maal Wat Tamwil (PBMT) Indonesia, Jularso dan pengurus PBMTI lainnya.

“Saya kebetulan diminta mereka menjadi dewan pakar koperasi ini. Tadi mereka presentasikan ke Pak Wapres progress-nya. Bulan Agustus nanti akan ada musyawarah nasional. Jadi sekaligus mereka menyampaikan undangan ke pak Wapres itu saja,” kata Sudirman.

Sudirman Said menuturkan ada kelompok masyarakat yang mendorongnya maju. Namun ia tak mau nggege mongso (buru-buru). Karena bagi Sudirman Said berkompetisi politik seperti Pilkada bukanlah hal yang biasa ia jalani.

“Berkompetisi politik seperti Pilkada itu memerlukan keterampilan, kemampuan dan energi yang belum tentu saya punya. Jadi saya tidak terlalu memikirkan dengan serius, tapi teman-teman parpol dan kelompok masyarakat yang ngasih pandangan, ngasih dorongan, tapi sejauh ini saya belum berpikir ke arah sana,” kata Sudirman.

Sudirman Said yang lahir di desa Slatri, Kecamatan Larangan-Brebes, Jawa Tengah 54 tahun lalu ini sudah sejak SMA merantau ke Jakarta. Melihat kondisi Jawa Tengah saat ini, menurutnya, wajar saja kalau ada aspirasi warga Jawa Tengah yang ingin daerahnya maju seperti daerah di sekelilingnya.

“Aspirasi untuk lebih maju itu di mana-mana muncul. Kalau masyarakat Jawa Tengah berharap seharusnya kita bisa lebih maju saya kita wajar saja dan saya kira itu sebenarnya tugas dari penyelenggara pembangunan, tanggungjawab pemerintah,” kata Sudirman.

Ada sejumlah persoalan serius di Jawa Tengah, antara lain masalah lapangan kerja. “Usia terdidik bertambah kemudian mereka masuk di usia kerja tapi kemudian lapangan kerjanya tidak tumbuh seperti halnya pertumbuhan tenaga kerjanya,” kata Sudirman.

Selain itu banyak juga warga Jawa Tengah yang menjadi TKI di Hong Kong, Timur Tengah, namun bukan sebagai tenaga terampil.

“Jadi kalau kita bicara pembangunan daerah bagaimana caranya memacu PAD, saya punya pengalaman sangat baik berdiskusi dengan Pak Nurdin Abdullah di Bantaeng, sebenarnya kabupaten bisa memenuhi sendiri kebutuhan dasar seperti air, pangan, energi, dan ini mengurangi beban pemerintah. Jadi penting bagaimana setiap kabupaten bisa memenuhi sendiri kebutuhan dasarnya,” kata Sudirman.

Dan bicara mengenai potensi Jawa Tengah, Sudirman memandang, banyak yang belum tersentuh, padahal potensinya sangat besar.

“Masih banyak hutan, masih banyak sawah, kebun-kebun, itu sebenarnya potensinya besar sekali. Yang lain kita punya sentra kerajinan seperti Jepara, Solo, Pekalongan dengan batiknya, Banyumas, di Pantura kan industri banyak sekali itu juga potensi yang bisa digerakkan. Jadi kalau fokusnya di kabpaten memncukupi kebutuhannya sendiri itu akan sangat baik,” tutupnya. (JWN3)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...