Jowonews

Logo Jowonews Brown

Ratusan Umat Hindu Boyolali Gelar Ritual Mendhak Tirta

BOYOLALI, Jowonews.com – Ratusan umat Hindu Banyudono melakukan upacara ritual Mendhak Tirta atau Melasthi dengan kirab menuju ke sumber mata air Siraman Dalem Pengging Kabupaten Boyolali, Senin, untuk mengambil air suci.

Umat Hindu Boyolali tersebut melakukan ritual dengan kirab dari Pura Suci Saraswati, Desa Ngaru-Aru, Pengging, Banyudono, menuju mata air Siraman Dalem Pengging, untuk mengambil air suci atau air kehidupan yang akan digunakan dalam ritual Tawur Kesanga di Candi Prambanan, pada Kamis (15/3) mendatang.

Menurut Ketua Panitia Mendak Tirta, Parjiyanto, upacara ritual pengambilan air suci di sumber mata air Pengging tersebut diikuti sebanyak 400-san umat Hindu dari Boyolali, Surakarta, dan Sukoharjo dengan berpakaian adat khas umat Hindu yang dihiasi bunga di telinganya. Mereka kirab berjalan dari Pura Suci Saraswati, Desa Ngaru-Aru Banyudono menuju mata air Siraman Dalem Pengging atau berjarah sekitar satu kilometer.

Umat Hindu yang mengikuti kirab dengan diiringi alat musik kendang dan gamelan jawa berjalan membawa beragam gunungan hasil bumi sebagai wujud syukur atas limpahan kesejahteraan dan kedamaian seluruh umat.

Menurut Parjiyanto upacara ritual tersebut termasuk dalam rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi yang jatuh pada Sabtu (17/3) mendatang.

Ia mengatakan sumber mata air dari Siraman Dalem Pengging ini, merupakan satu dari tujuh mata air yang akan digunakan dalam Tawur Kesanga, sedangkan enam sumber air lainnya diambil dari Salatiga, Semarang, Klaten, dan Sragen.

Menurut dia, dari ketujuh mata air tersebut akan digunakan sebagai sarana penyucian diri umat hindu dengan alam semesta, sebagai persiapan Nyepi, dimana umat Hindu melakukan ritual Catur Brata sebagai wujud introspeksi diri, antara lain tidak melakukan kegiatan selama sehari penuh, termasuk tidak makan dan tidur.

Menurut Wagiyanto selaku Pemangku Pura Saraswati Banyudono, Umat Hindu meski menjadi minoritas di Banyudono, tetapi mereka selama ini hidup rukun dengan umat lainnya. Pada saat perayaan nyepi, yang mengharuskan umat Hindu untuk tidak beraktivitas dan berinteraksi sosial, masyarakat sekitar sudah saling mengerti. Mereka saling m,enghormati dan tidak pernah ada gesekan antar umat beragama di Boyolali.

Menurut Wagiyanto jumlah umat Hindu di Boyolali sekitar 2.000 orang tidak pernah ada masalah karena toleransi antar umat beragama sudah terjalin dengan baik selama ini. (JWN3/Ant)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...