Jowonews

Logo Jowonews Brown

Rurabasa, Istilah Salah Kaprah dalam Bahasa Jawa yang Lazim Digunakan

SEMARANG – Bahasa merupakan cara yang digunakan manusia untuk berkomunikasi kepada manusia lainnya. Untuk itulah ketika berkomunikasi perlu menggunakan bahasa yang baik dan benar, agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik.

Dalam tradisi penggunaan Bahasa Jawa dikenal sebuah istilah rurabasa. Apakah rurabasa itu?

Dikutip dari surakarta.go.id, rurabasa berasal dari dua kata, yaitu rura yang berarti rusak dan basa yang berarti bahasa. Sehingga rurabasa dapat diartikan sebagai bahasa yang rusak atau salah kaprah.

Uniknya, bahasa yang salah kaprah ini masih digunakan dan dianggap lazim. Tidak hanya itu, istilah-istilah dalam rurabasa jika diucapkan dengan kaidah yang benar, justru menjadi aneh.

Sebenarnya tidak hanya bahasa Jawa, dalam bahasa Indonesia pun demikian halnya, terdapat beberapa kata yang digunakan masyarakat secara umum meskipun salah. Tapi karena sudah biasa dan umum digunakan, kata-kata tersebut menjadi kata umum dan biasa digunakan.

Berikut beberapa contoh rurabasa yang kerap digunakan di tengah masyarakat.

Adang Sega (Memasak Nasi)

Itilah ini adang sega ini lazim kita dengar dalam keseharian di tengah masyarakat Jawa. Jika menurut bahasa istilah yang paling tepat adalah adang beras. Yakni aktivitas memasak beras agar menjadi nasi.

Sebagian masyarakat memang ada yang menggunakan istilah yang lebih tepat yakni adang beras, namun istilah ini justru dianggap tidak lazim.

Ngethok Gedhang (Menebang Pisang)

Istilah ini sebenarnya lebih tepat jika diucapkan dengan kalimat ngethok wit gedhang atau arep apek gedhang (Menebang pohon pisang atau mau memetik buah pisang). Namun, kalimat di atas jika digunakan dianggap terlalu berbelit-belit dan terdengar kurang lazim di tengah masyarakat.

BACA JUGA  Kenapa Bahasa Jawa Ada di Google Translate? Ini Alasannya



Mbuntel Tempe (Membungkus Tempe)

Istilah ini merujuk pada aktivitas yang kerap dilakukan para produsen tempe. Istilah mbuntel tempe, secara bahasa lebih tepat dengan istilah mbuntel dele (membungkus kedelai). Namun jika digunakan di tengah masyarakat, maka aktivitas ini justru terdengar aneh.

Demikian beberapa contoh penggunaan ruraabasa dalam lingkup bahasa Jawa. Meski istilah-istilah rurabasa dianggap salah kapar, istilah tersebut masih sering dipakai dalam keseharian masyarakat dan dianggap sebagai salah satu khasanah bahasa Jawa.

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...