Jowonews

Salatiga Pecahkan Rekor MURI Variasi Makanan Berbahan Kedelai Terbanyak

SALATIGA, Jowonews.com – Museum Rekor Indonesia (MURI) mencatat variasi makanan berbahan kedelai terbanyak dan tahu terbesar yang dibuat oleh Primer Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Primkopti) Handayani Salatiga, Sabtu (22/7/2023)

Pj Walikota Salatiga Sinoeng N Rachmadi, sangat mengapresiasi kegiatan Primkompti Handayani Salatiga dalam rangka Hari Koperasi ke-76 dengan banyak kegiatan yang positif dan bermanfaat.

“Yang dibutuhkan adalah istiqomah, harapannya Expo Kopti tahun depan bisa diadakan, jika dibutuhkan anak muda. Terimakasih Puskopti Jawa Tengah, Primkopti Kota Salatiga. Untuk pembuat tahu dan tempe boleh komplain tapi jangan putus asa,” pesan Sinoeng.

Sementara itu, Ketua DPRD Salatiga Dance Ishak Palit mendukung penuh upaya Primkopti Salatiga untuk mengubah kedelai menjadi bahan pangan, karena kedelai merupakan bahan pangan yang akrab di masyarakat dan mengandung gizi baik yang cukup banyak.



“Kalau kita memilih kedelai berdasarkan potensi yang ada di Salatiga, itu bagus karena bisa mengedukasi masyarakat bagaimana cara mengkonsumsi kedelai sehari-hari,” ujarnya.

Dance menuturkan, dulu tempe yang begitu familiar di masyarakat hanya bisa dibuat menjadi gorengan dan sejenisnya, namun ternyata dengan kreatifitas tempe bisa disulap menjadi berbagai bentuk olahan, seperti cokelat, es krim, dll.

Dance mengungkapkan konsumsi kedelai tinggi dan harganya juga tinggi, maka salah satu bentuk perhatian yang dilakukan DPRD Salatiga adalah memberikan subsidi sebesar Rp 2000/kg.

“Total anggaran subsidi sebesar Rp 200 juta untuk produsen Tahu dan Tempe di Salatiga dan ini yang pertama di Indonesia dan bisa dijadikan contoh,” jelasnya.

Presiden Primkopti Handayani Salatiga Sutrisno Supriyantoro menjelaskan sebanyak 79 variasi makanan berbahan dasar kedelai yang dipamerkan untuk memecahkan rekor MURI.

Selain untuk memperingati Hari Koperasi ke-76, kegiatan tersebut memang bertujuan untuk mempromosikan para pengrajin tahu dan tempe Salatiga yang banyak berguguran di masa pandemi Covid-19.

BACA JUGA  Tugu Jam Tamansari, Sejarah yang Terpatri di Jantung Salatiga

“Pada prinsipnya, ternyata banyak kemungkinan varian makanan berbahan dasar kedelai yang dapat diolah dan dapat memacu masyarakat untuk mengembangkan UMKM,” ujar Sutrisno.

Selain memecahkan rekor dunia tahu terbesar, terobosan ini tidak hanya dicatat oleh Muri, tetapi yang lebih penting lagi, untuk mendongkrak semangat para pembuat tahu dan pura di Salatiga.



“Untuk pulih dari resesi yang berkepanjangan akibat pandemi dan kenaikan harga kedelai,” ujarnya.

Sutrisno mengatakan, proses persiapan untuk memecahkan rekor tahu ini memakan waktu tujuh bulan dan melibatkan 15 pengrajin tahu di Salatiga. Bahan yang dibutuhkan untuk membuat masakan tahu raksasa ini adalah 300 kg kacang kedelai.

“Untuk tahu terbesar kami coba 3 kali, yang pertama dan kedua gagal, karena kami terburu-buru membuka kotak pencetak tahu. Ketiga kalinya Alhamdulillah berhasil,” tambah Sutrisno

Sementara itu, perwakilan Muri, Sri Widayati menjelaskan, Muri telah resmi mendaftarkan 79 varietas kedelai dan tahu olahan produksi Primkopti Handayani Salatiga, memecahkan rekor Muri.

“Rekor tahu terbesar sebelumnya dipegang oleh seorang pengrajin tahu di Kediri Jawa Timur dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi 86cm, sedangkan di Salatiga ini berukuran 1m x 1m dan tebal 65cm.

Foto Dok. Jateng Pos

Bagikan:

Google News

Dapatkan kabar terkini dan pengalaman membaca yang berbeda di Google News.

Berita Terkait