Jowonews

Logo Jowonews Brown

Kabar Ndeso

Steampunk Sulap Astrea Star jadi Motor Fantasi

SEMARANG, Jowonews.com – Di tengah berbagai aliran modifikasi sepeda motor, gaya modifikasi “steampunk” sampai saat ini masih dilirik oleh para “builder” (modifikator) yang bermukim di Semarang.

“Kebetulan, tiga ‘builder’ yang ada di Semarang menggarap gaya ‘steampunk’,” kata Benediktus Hengky Purwanto, pemilik bengkel modifikasi “69 Nerakatau Inc” Semarang, di Semarang, Sabtu.

Hal itu diungkapkan di sela kegiatan “Suryanation Motorland 2016” yang berlangsung di Perumahan Citra Grand Semarang, sebagai ajang bagi penikmat sepeda motor “custom” di Semarang dan sekitarnya.

Pria yang lebih nyaman disebut “art builder” karena lebih menonjolkan seni itu, menjelaskan aliran modifikasi “steampunk” muncul sekitar 2012, dan sampai sekarang di Semarang masih tetap bertahan.

Hal itu dibuktikan dengan sepeda motor Honda Astrea Star keluaran 1990 hasil garapannya yang tampil sebagai satu di antara 76 peserta “Suryanation Motorland 2016” yang memilih mengusung gaya “steampunk”.

Pria bertubuh kurus dan berkaca mata itu, menjelaskan “steampunk” merupakan aliran modifikasi dari konsep “science-fiction” yang memadukan era mesin uap sebagai tema utama dengan berbagai elemen fiksi dan fantasi.

Hal itulah, katanya, membuat tampilan sepeda motor bergaya “steampunk” berbeda dengan gaya modikasi kebanyakan yang rapi dan mengkilat.

Ia mengaku tak jarang menggunakan barang bekas dan loak untuk memodifikasi motor.

Alhasil, barang-barang limbah pun “nemplok” di sepeda motor milik seorang arsitek itu, seperti piston bekas untuk hiasan gagang persneling, gelas untuk filter bensin, dan tutup lampu yang sudah rusak.

Selain itu, warna cat yang digunakan untuk gaya modifikasi “steampunk” itu juga cenderung gelap, seperti warna merah tembaga, kuningan, dan besi, berbeda dengan motor kebanyakan yang berwarna mencolok.

Meski dominasi barang bekas yang diadopsi dalam membangun sepeda motor, biayanya belum tentu murah, seperti Astera Star itu yang menghabiskan total biaya sekitar Rp14 juta, belum termasuk harga beli motor.

“Ya, karena ‘art’ (seni, red.) itu tidak bisa dihargai dengan uang. Saya tidak sombong, motor Astera Star ini pernah mau dibeli ‘builder’ California,” kata Hengky yang sudah menghasilkan lima motor “steampunk” itu.

Denny Yoh, koordinator EO (event organizer) “Suryanation Motorland 2016” di Semarang itu, mengakui perkembangan industri “custom”, terutama sepeda motor relatif cepat dan luas.

“Sekarang ini, bukan cuma di Bandung dan Jawa Barat, tetapi sudah hampir di seluruh Indonesia mendalami dunia ‘custom’. Ini bisa menggairahkan kawan-kawan pelaku industri lokal,” katanya.

Tampil dalam kegiatan itu, berbagai pelaku industri kreatif “custom”, di antaranya Bandung, Solo, dan Yogyakarta yang menawarkan produk-produknya, seperti helm, pelindung sepatu, hingga aksesoris “bikers”. Jn16-ant

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...