Jowonews

Sriboga Flour Mill Gelar Baking Demo ‘Sehat Inovatif’ di Semarang, Dihadiri Lebih 250 UMKM dari Berbagai Kota

Sriboga Flour Mill Gelar Baking Demo ‘Sehat Inovatif’ di Semarang, Dihadiri Lebih 250 UMKM dari Berbagai Kota

SEMARANG – Di tengah riuhnya aktivitas Kota Semarang, Sriboga Flour Mill menggelar acara berjudul “Sehat Inovatif” atau Sehati, yang diadakan pada 8 Agustus 2024. Kegiatan ini bukan hanya sekadar baking demo; ia merupakan festival kreativitas kuliner yang menggabungkan inovasi resep dan pendidikan mengenai makanan sehat. Kegiatan ini adalah langkah kedua dari rangkaian acara yang sebelumnya sukses digelar di kota lain. Sriboga Flour Mill, yang dikenal dengan produk tepung terigu berkualitas tinggi, ingin memberikan lebih dari sekadar produk—mereka ingin menyebarluaskan pengetahuan dan inspirasi kepada para pelaku UMKM dan penggemar baking. Semangat inilah yang mendorong mereka untuk membawa acara ini ke Semarang, kota kedua dalam rangkaian acara mereka. “Gelaran acara parade grand baking demo tahun ini terbilang berbeda dan inovatif konsep acaranya,” terang Maria Wuri, Marketing Manager Sriboga Flour Mill, dikutip dari Tribun Jateng. Tema “Sehat Inovatif” menjadi sorotan utama, mencerminkan komitmen untuk memadukan kreativitas dalam resep dengan kesehatan yang berkelanjutan. Lebih dari 250 peserta dari berbagai latar belakang—dari pengusaha bakery, UMKM, hingga hobiis dari kota-kota seperti Semarang, Jepara, Kudus, Tegal, Brebes, dan Blora—berkumpul. Mereka datang dengan semangat yang tinggi, siap menyerap ilmu dan inspirasi dari acara yang mengkolaborasikan baking demo dengan seminar tentang makanan sehat. Acara ini menampilkan penampilan spektakuler dari empat chef handal, masing-masing dengan resep inovatif mereka sendiri. Para peserta menyaksikan dengan penuh perhatian ketika chef-chef tersebut mempresentasikan kreasi mereka, dari roti yang empuk hingga kue yang menggugah selera. Tidak hanya itu, seminar tentang makanan sehat yang dipandu oleh Dokter Olivia, seorang spesialis gizi klinik dari RSD K.R.M.T Wongsonegoro, menambahkan dimensi penting pada acara tersebut, memberikan wawasan tentang bagaimana mengolah makanan dengan cara yang lebih sehat. Bersamaan dengan itu, Sriboga Flour Mill juga memperkenalkan produk-produk tepung terigu unggulan mereka. Dari Hime yang ideal untuk roti, Double Zero untuk pastry yang lembut, Ninja untuk cookies yang renyah, hingga Yokozuna untuk cake premium—setiap produk dipresentasikan dengan detail yang menggugah rasa ingin tahu para peserta. Kegiatan ini didukung penuh oleh tim Sriboga Customer Center (SCC), yang bekerja sama dengan berbagai perusahaan bahan baku seperti Wincheez, Filma, dan Parrot Chocolate. Peran aktif mereka memastikan acara berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat maksimal kepada semua yang terlibat.

Wasiat Misterius di Balik Sejarah Kampung Bustaman Semarang

Kampung Bustaman Semarang

SEMARANG – Warga Kota Semarang dan sekitarnya pasti familiar dengan Kampung Bustaman yang terkenal dengan kegiatan seni budaya dan tradisi yang khas. Setiap menjelang Ramadan, kampung ini meriah dengan acara Gebyuran Bustaman yang melibatkan seluruh masyarakat. Di tengah gang-gang sempit Kampung Bustaman, ada keunikan tersendiri yang bisa ditemui, seperti Wasiat Bustaman yang tersimpan dalam tembok. Surat wasiat ini konon ditulis pada tahun 1938 dan ditetapkan untuk dibuka pada tahun 2030, enam tahun lagi. Tempat ditanamnya surat wasiat ini tak jauh dari Mandi Cuci Kakus (MCK), di tengah-tengah permukiman padat kampung. Pada temboknya terdapat tulisan jelas “Wasiat Bustaman Dibuka 2030” disamping Tetenger Bustaman, sebuah tiang listrik kayu berusia 86 tahun. Isi sebenarnya dari Wasiat Bustaman masih menjadi misteri bagi penduduk setempat. Mereka hanya bisa berspekulasi dan berharap agar surat wasiat tersebut tetap terjaga dengan baik hingga saatnya nanti, sesuai dengan petuah dari pembuatnya. “Kami hanya bisa menebak-nebak. Barangkali pesannya tentang kelestarian budaya, menjaga lingkungan, mempererat silaturahmi, dan memupuk toleransi, nilai-nilai yang telah dijaga di Kampung Bustaman selama ini,” ungkap seorang penduduk Kampung Bustaman dekat Jalan MT. Haryono, Kampung Purwodinatan, Semarang Tengah. Spekulasi ini juga didasarkan pada lokasi strategis Kampung Bustaman yang berdekatan dengan pusat kota. Pada masa akhir penjajahan Belanda, pusat kota Semarang tidak seperti sekarang yang terpusat di Simpang Lima – Tugu Muda, melainkan di sekitar Pasar Johar dan Kota Lama. Para sesepuh kampung diperkirakan ingin menjaga agar Bustaman tetap terjaga dari perubahan menjadi pusat bisnis. “Ada kekhawatiran bahwa kampung bersejarah ini akan mengalami transformasi serupa dengan yang terjadi di kampung-kampung lain yang kini telah berubah menjadi pusat bisnis seperti Gumaya, Sri Ratu, dan Setos,” lanjutnya.

Jejak Sejarah Simpang Lima Semarang Tempo Dulu

Simpang Lima Semarang

SEMARANG – Simpang Lima Semarang, merupakan kawasan yang memiliki fungsi mirip dengan Malioboro di Yogyakarta. Kawasan ini menjadi pusat keramaian penting di Kota Lumpia ini. Lokasinya yang strategis, dikelilingi oleh gedung-gedung pemerintahan dan institusi pendidikan bergengsi, Simpang Lima telah menjadi magnet bagi para pengunjung. Di sini terdapat lima jalan utama yang saling berpotongan, termasuk Jalan Erlangga. Meski jalan Erlangga lebih kecil ukurannya dibandingkan yang lain, tetapi tetap memainkan peran penting yang turut mewarnai dinamika Simpang Lima. Meski demikian keberadaan jalan Erlangga tidak cukup menjadikan kawasan ini mendapatkan julukan “Simpang Enam”. Menariknya, Simpang Lima dulunya hanya memiliki empat persimpangan. Sejarah mencatat bahwa area ini dibangun antara tahun 1965 dan 1969 sebagai respon terhadap ketidakpuasan Presiden pertama Indonesia, Soekarno. Beliau kecewa dengan kondisi Alun-Alun Kota Semarang saat itu yang dipenuhi pedagang dan terlihat kurang terawat. Presiden menganggap lokasi tersebut tidak pantas menjadi pusat kota dan memerintahkan Pemerintah Kota Semarang untuk membangun alun-alun baru. Lokasi yang dipilih akhirnya menjadi Simpang Lima seperti yang kita kenal sekarang, yang dulunya hanya area rawa dengan tanaman kangkung tanpa bangunan di sekitarnya. Setelah selesai dibangun, Simpang Lima awalnya hanya memiliki empat persimpangan utama, tidak termasuk Jalan Ahmad Dahlan yang kemudian menjadi akses penting ke Rumah Sakit Telogorejo. Jalan Ahmad Dahlan baru dibangun setelah selesainya Gelanggang Olahraga (GOR) Simpang Lima, yang tidak hanya menjadi tempat untuk berbagai kegiatan olahraga tetapi juga panggung bagi para artis dan musisi terkenal pada tahun 1970-an dan 1980-an seperti Fariz RM, Chrisye, Rhoma Irama, dan God Bless. Pada tahun 1990, GOR tersebut dibongkar dan digantikan oleh mal serta Hotel Ciputra, sementara kawasan GOR yang baru dan lebih luas dibangun di Jatidiri. Meskipun GOR Simpang Lima telah hilang, Jalan Ahmad Dahlan, tetap menjadi bagian penting dari identitas Simpang Lima dan ikon kota Semarang. Pada masa ketika Simpang Lima hanya memiliki empat persimpangan, suasana lalu lintasnya tentu berbeda dengan sekarang. Namun, perkembangan ini tidak mengurangi daya tariknya sebagai pusat kegiatan dan identitas kota Semarang.

Mudik Lebaran, Durasi Istirahat di Rest Area Maksimal 30 Menit

Rest Area

SEMARANG – Dalam menghadapi arus mudik dan balik Lebaran, pengguna jalan tol diminta untuk memanfaatkan rest area maksimal selama 30 menit agar tidak terjadi penumpukan kendaraan. Namun, bagaimana dengan para pengendara kendaraan listrik? Nasrullah, Direktur Utama Jasa Marga Jalan Tol Semarang-Batang, menggarisbawahi pentingnya penerapan aturan tersebut untuk mencegah kemacetan. Menurutnya, jika rest area sudah penuh, disarankan untuk beristirahat di tempat di luar tol. “Imbauan istirahat maksimal 30 menit adalah untuk kenyamanan pengguna jalan. Kepadatan lalu lintas bisa berpotensi menyebabkan kemacetan jika melebihi waktu tersebut,” ungkap Nasrullah pada Senin (25/3/2024) di kantor tol Manyaran Semarang. Aturan istirahat selama setengah jam ini ditegaskan Nasrullah melalui paparan slide dalam persiapan operasional jelang Hari Raya Idul Fitri. Selain itu, ditekankan juga untuk melakukan take away makanan dan menjaga kebersihan rest area. “Dalam kondisi rest area penuh, gunakanlah rest area di luar tol terdekat untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan. Manfaatkan posko pelayanan kesehatan di rest area jika diperlukan,” jelasnya. Mengenai Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Nasrullah menjelaskan bahwa tersedia di dua rest area di tol Batang-Semarang, baik arah Semarang maupun Jakarta. Dengan adanya aturan istirahat selama 30 menit di rest area, Nasrullah mengingatkan pemudik yang menggunakan mobil listrik untuk memperhitungkan perjalanan mereka. Pasalnya, pengisian daya mobil listrik biasanya membutuhkan waktu lebih dari satu jam. “Dalam rest area, akan selalu ada pengingat untuk tidak berlama-lama. Jadi, penting untuk mempertimbangkan kendaraan yang akan digunakan, apakah listrik atau konvensional,” tegas Nasrullah. Selain itu, terkait jumlah kendaraan pada arus mudik dan balik, Nasrullah memperkirakan akan ada 462.851 kendaraan menuju Semarang dan 468.244 kendaraan menuju Jakarta melalui gerbang tol Kalikangkung. Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada tanggal 6 April 2024 dengan perkiraan 71.901 kendaraan melintas di gerbang tol tersebut. “Diperkirakan pada arus balik, tanggal 15 April 2024, akan ada sekitar 69.796 kendaraan setiap harinya,” tambah Nasrullah.

Tradisi Ramadan di Masjid Layur Semarang , Jamaah Nikmati Kopi Arab Saat Berbuka

Masjid Layur

SEMARANG – Suasana Ramadan di Masjid Layur, Kota Semarang, selalu dipenuhi oleh aroma kopi Arab yang khas. Setiap sore menjelang berbuka puasa, jamaah memadati masjid ini untuk menikmati tradisi unik yang sudah berlangsung sejak ratusan tahun silam. Pada Kamis (22/3/2024), suasana khidmat terasa di ruang Masjid Layur ketika jamaah berkumpul untuk menjalankan ritual berbuka puasa. Mereka mengikuti pengajian dengan penuh khidmat, sambil melantunkan sholawat bersama. Ketika adzan berkumandang, satu per satu jamaah mulai menyeruput Kopi Arab yang menjadi ikon tradisional Ramadan di Masjid Layur. Tradisi ini telah diwariskan turun-temurun sejak tahun 1802. Kopi Arab di Masjid Layur memiliki cita rasa yang istimewa karena rempah-rempah yang dicampurkan dalam proses pembuatannya. Jahe, kapulaga, serai, cengkeh, pandan, jeruk wangi, dan kayu manis memberikan sentuhan khas yang membuatnya begitu lezat dan berbeda. Meskipun biasanya hanya tersedia 50 cangkir kopi dalam sehari, minuman ini tidak hanya diminum oleh jamaah masjid, tetapi juga menarik minat masyarakat luas yang ingin mencicipi kenikmatan Kopi Arab khas Masjid Layur.

Semarak Lebaran, Pasar Johar Semarang Ramai Pembeli Baju dan Perlengkapan Idul Fitri

Pasar Johar Semarang

SEMARANG – Suasana penuh semangat dan antusiasme menyambut lebaran mulai terasa di Pasar Johar, Kota Semarang. Meskipun masih memasuki minggu kedua bulan Ramadan, masyarakat sudah mulai berburu fashion dan perlengkapan ibadah untuk menyambut momen istimewa tersebut. Kios-kios penjual produk fashion di Pasar Johar Tengah ramai dikunjungi pembeli pada Jumat (22/3) kemarin. Menjelang Idul Fitri, pasar tradisional ini menjadi pusat perhatian para pemburu baju lebaran. Supana, Koordinator Wilayah Pasar Johar, mengungkapkan bahwa lonjakan pembeli terjadi, khususnya di sektor fashion. “Pengunjung meningkat sekitar 10 persen, sementara kebutuhan sembako masih stabil untuk kebutuhan sehari-hari,” jelasnya. Para pembeli tidak hanya mencari baju-baju khas lebaran seperti baju Koko, gamis, mukena, sarung, dan sajadah, tetapi juga memburu produk lain seperti baju batik dan kaos. Pasar Johar menjadi destinasi favorit karena harga yang lebih terjangkau, dengan kisaran harga antara 70 hingga 150 ribu rupiah. Bukan hanya untuk kebutuhan pribadi, beberapa pembeli juga memborong produk untuk dibagikan kepada keluarga dan kerabat, menambah semarak suasana lebaran. “Alhamdulillah, minat pembeli di Pasar Johar semakin meningkat,” tambah Supana dengan senyum.

BKKBN Jateng Gandeng IPKB untuk Sukseskan Program Keluarga Berencana

BKKBN Jateng

SEMARANG – Badan Kependudukan Keluarga Berencana (BKKBN) Perwakilan Jawa Tengah telah menghidupkan kembali Ikatan Penulis Keluarga Berencana (IPKB) untuk periode 2024-2029. Keputusan ini diambil setelah musyawarah yang digelar di sebuah hotel di Semarang pada Rabu (20/3). Eka Sulistia Ediningsih, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, menyampaikan kebahagiannya atas aktivasi kembali IPKB. Dia berharap IPKB dapat memberikan kontribusi yang signifikan, terutama dalam mendukung dan mengimplementasikan program-program terkait penurunan stunting dan Program Bangga Kencana. “Selamat dan saya percaya IPKB Jateng akan memberikan kontribusi besar karena memiliki potensi yang kuat, tidak hanya dalam pemberitaan tetapi juga dalam advokasi penurunan stunting dan Program Bangga Kencana bersama dengan pihak lainnya,” ujarnya. Eka berharap bahwa IPKB yang baru dibentuk dapat segera mewujudkan rencana aksi yang telah disusun, bukan hanya sekadar melaporkan informasi, tetapi juga memberikan masukan dan sumbangan nyata terhadap program-program yang sedang berjalan. Dia juga berharap agar IPKB Jateng dapat berdiskusi langsung dengan Kepala BKKBN pusat dan Gubernur Jateng untuk menyampaikan laporan positif serta menunjukkan bahwa Jateng memiliki IPKB yang aktif. Struktur kepengurusan IPKB Jateng melibatkan beberapa tokoh penting, termasuk pelindung yang diwakili oleh Kepala BKKBN Provinsi Jawa Tengah dan pembina dari berbagai lembaga media seperti PWI, RRI, Satupena, dan ANTARA. Sementara itu, pengurus harian terdiri dari berbagai wartawan yang berasal dari media-media ternama di Jateng serta perwakilan dari BKKBN Jateng. (Antara)

Yayasan Sam Poo Kong Gelar Tebus Beras Murah Untuk Bantu Ketahanan Pangan di Semarang

Yayasan Sam Poo Kong

SEMARANG – Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, memberikan apresiasinya terhadap kolaborasi yang dilakukan oleh berbagai institusi dan yayasan dalam menjaga ketahanan pangan di Ibu Kota Jawa Tengah (Jateng). Salah satu contoh kolaborasi yang menginspirasi adalah yang dilakukan oleh Yayasan Sam Poo Kong Semarang. Mereka menyelenggarakan kegiatan tebus beras murah pada Rabu (20/3), di Kelenteng Sam Poo Kong Semarang. Dalam kegiatan ini, masyarakat diberi kesempatan untuk menebus 3 kilogram beras dengan memberikan sumbangan seiklasnya. “Momen tebus beras seiklasnya ini bertujuan untuk memberikan dorongan kepada masyarakat agar tetap mandiri dengan membayar sesuai dengan kemampuan mereka,” ujar Mbak Ita, sapaan akrab Hevearita Gunaryanti Rahayu. Yayasan Sam Poo Kong Semarang telah menyiapkan 5 ton beras, setara dengan 1.600 paket. Setiap paket berisi 3 kilogram beras. Kegiatan ini dianggap sangat relevan karena diadakan menjelang bulan puasa dan Idulfitri. Mbak Ita menyadari bahwa dukungan semacam ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat, terutama karena harga beras yang masih tinggi dan melebihi harga eceran yang ditetapkan. Banjir yang melanda daerah seperti Demak dan Grobogan juga berpotensi mengganggu suplai beras. Ketua Yayasan Sam Poo Kong Semarang, Mulyadi, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk toleransi dan kepedulian sosial. “Kami senang dapat membantu masyarakat dalam situasi sulit seperti ini. Ini merupakan momen yang tepat untuk memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan,” katanya. Salah satu warga, Riyanto, menyampaikan rasa terima kasihnya atas kegiatan tebus beras murah ini. “Saya sangat senang dan berterima kasih atas kegiatan ini. Semoga kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan di masa mendatang,” ucapnya.