Jowonews

Liburan Panjang, Tim Jogo Tonggo Diminta Tingkatkan Kewaspadaan

BOYOLALI, Jowonews- Tim Jogo Tonggo Boyolali diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan Covid-19 terkait dengan kedatangan pemudik dari luar kota saat liburan panjang mulai 28 Oktober hingga 1 November mendatang. “Kami mengimbau Tim Jogo Tonggo di tingkat RW untuk meningkatkan kewaspadaan dan pengawasannya mengantisipasi pemudik pulang ke kampung halaman pada liburan panjang, sehingga, penularan Covid-19 dari luar daerah dideteksi sedini mungkin,” kata Kepala Dinkes Boyolali dr.  Ratri S Survivalina usai mengikuti evaluasi Program Jogo Tonggo dengan Pemprov Jateng secara daring di Dinas Kominfo Boyolali, Senin (24/10). Dia menjelaskan Tim Jogo Tonggo bisa diminta melakukan pemeriksaan awal dengan tes cepat atau dilanjutkan tes usap bagi pemudik. Hal ini sebagai penjagaan lingkungan masyarakat dari penyebaran virus corona jenis baru itu. Ia menjelaskan evaluasi Program Jogo Tonggo, di mana program ini menjadi unggulan Kabupaten Boyolali. Program ini dibuat dan disusun di setiap RW, untuk mendorong pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian penyebaran Covid-19 di wilayah masing-masing. Program Jogo Tonggo di Boyolali dilakukan secara terintegrasi dan terpadu lintas sektor. Sektor terkait di luar kesehatan, antara lain Dinas Sosial, Dinas Pemberdayaan Desa, Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, serta Dinas Pendidikan dan kebudayaan. Organisasi perangkat daerah (OPD) terkait tersebut, masing-masing berperan sesuai tugas pokok dan fungsinya. Mereka memberikan dukungan Tim Jogo Tonggo di masing-masing RW, supaya tim dapat melaksanakan pengawasan dan pengendalian Covid-19 dari berbagai aspek. Termasuk meningkatkan pemberdayaan atau menggali potensi masyarakat di wilayah masing-masing. Efektif Program Jogo Tonggo, katanya, efektif dilakukan karena dikerjakan orang-orang paling dekat dengan masyarakat. Pengawasan oleh tim itu dilakukan paling akurat dan dari masyarakat sendiri, terutama yang terdekat dengan lingkungannya. Pihak RW merupakan lingkungan yang dekat kepada masyarakat. Mereka mengetahui siapa-siapa saja warga yang sering bepergian atau mempunyai aktivitas yang kemungkinan menjadi sumber penularan Covid-19. Oleh karena itu, katanya, dari level terbawah tersebut dapat diantisipasi seandainya ada potensi penularan virus. “Jika sudah terjadi hal itu, maka dilakukan program-program pencegahan agar tidak terjadi penularan yang lebih meluas kepada masyarakat lainnya,” kata Ratri sebagaimana dilansir Antara. Ia mengimbau masyarakat tetap melakukan aktivitas dengan memperhatikan protokol kesehatan. Tes cepat atau usap sebelum dan sesudah bepergian sebagai keperluan penting. Masyarakat yang melakukan aktivitas, katanya, harus tetap menerapkan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun. “Jangan lupa menjauhi kerumunan karena adanya libur panjang mendatang, dapat berpotensi untuk menjadi salah satu sumber penularan COVID 19. Tanpa dukungan dari seluruh dukungan anggota masyarakat, kami tidak bisa menurunkan kasus COVID-19 di Boyolali,” kata Ratri

Pemkab Boyolali Targetkan Produksi Gabah Tahun 2020 295.855 Ton

BOYOLALI, Jowonews.com – Pemerintah Kabupaten Boyolali yang dikenal salah satu daerah lumbung pangan di Jawa Tengah menargetkan produksi gabah pada 2020 mencapai 295.855 ton. “Jumlah target produksi gabah di Boyolali tahun ini, meningkat dibanding 2019, yakni 292.987 ton gabah kering panen (GKP),” kata Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Boyolali, Bambang Jiyanto, di Boyolali, Selasa. Luas lahan pertanian di wilayah Kabupaten Boyolali mencapai sekitar 22.773 hektare yang terdiri dari 12.964 lahan pertanian dengan irigasi teknis dan sisanya lahan tadah hujan. Bambang Jiyanto mengatakan untuk persediaan pangan di Boyolali masih aman. Produksi gabah pada 2019 mencapai 94,1 persen dari jumlah yang ditargetkan, dan masih mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. “Produksi gabah di Boyolali pada 2019 mencapai sebanyak 275.771 ton GKP atau sekitar 94,1 persen dari jumlah yang ditargetkan mencapai 292.987 ton,” kata Bambang. Menurut dia, produksi gabah pada 2019 yang tidak memenuhi target tersebut karena lahan padi sejumlah daerah mengalami puso, yakni sekitar 1.000 hektare. Untuk itu, Dispertan Boyolali berupaya memaksimalkan pada masa tanam 2020 ini. Dia mengatakan produksi gabah pada 2020 ini, diperkirakan semakin banyak. Hal ini, karena masa tanam untuk 2019 bergeser ke belakang sehingga ada padi yang tanam November-Desember nanti panennya pada tahun ini, dan targetnya dinaikan sekitar 2.513 ton GKP. Hal tersebut, kata dia, berbeda dengan produksi jagung di Boyolali pada 2019 mampu melampaui target. Produksi jagung mencapai 138.096 ton atau mampu melebihi yang ditargetkan 137.082 ton. Hal ini, karena produktivitas jagung di Boyolali rata-rata mencapai 5,5 ton per hektare. Petani banyak tanam tanaman jagung pada akhir-akhir 2019, dan bakal dipanen di tahun ini, sehingga prodduksinya, diperkirakan akan meningkat. Kendati demikian, pihaknya mengimbau sering terjadi cuaca ekstrim saat ini, berimplikasi pada kondisi alam yang kurang cocok untuk pertanaman, masyarakat untuk bersama berbagai pihak lain untuk melaksanakan gerakan pengendalian hama penyakit. “Kami menyediakan pestisida dan lain-lain, silahkan gerakan secara gotong royong oleh masyarakat. Termasuk untuk tanam jagung. Kami minta para petani lebih sering memantau perkembangan tanamannya karena sekarang ini, musim hujan banyak hama serang tanaman. (jwn5/ant)

Kasus Penemuan Bayi Perempuan di Boyolali Berhasil Terungkap Polisi

BOYOLALI, Jowonews.com – Satuan Reskrim Polres Boyolali mengungkap kasus penemuan bayi perempuan yang sempat menggegerkan warga Dukuh Welar, Desa Pandean dengan menangkap ibu kandungnya. “Kejadian penemuan bayi perempuan itu di teras rumah milik Warsito, Jumat (10/1), pukul 05.00 WIB. Selang beberapa jam, polisi mengamankan ibu kandungnya berinisial Nn di Solo,” kata Kasat Reskrim AKP Mulyanto mewakili Kapolres Boyolali AKBP Kusumo Wahyu Bintoro di Boyolali, Sabtu. Setelah diamankan,  Nn (warga Solo) langsung dibawa ke Polres Boyolali untuk menjalani pemeriksaan terkait dengan kasus tersebut. Karena kondisi Nn masih lemah sehabis melahirkan, kata Mulyanto, pemeriksaan ditunda. Nn bersama bayi perempuannya langsung dibawa ke RSUD Pandan Arang untuk menjalani perawatan. “Kondisi bayinya sehat dan kini sudah ditangani oleh dokter di rumah sakit,” kata Kasat Reskrim AKP Mulyanto. Kasus tersebut terungkap setelah pihaknya menerima informasi dari salah satu saksi. Selanjutnya, pihaknya memeriksa HP yang bersangkutan yang terdapat foto ibu kandung bayi (Nn). Bermodal foto Nn, petugas langsung mencari ke Solo, lalu mengamankan ibu kandung bayi tersebut. Nn di hadapan petugas mengaku bayi perempuan tersebut sengaja diletakkan di teras rumah warga Desa Pandeyan, Ngemplak, karena dianggap rumah itu milik kakek dan neneknya bayi. “Rumah itu diduga milik orang tua dari bapaknya bayi perempuan ini. Kami belum meminta keterangan Nn karena dia masih dirawat di RSUD Pandan Arang,” katanya. Sebelumnya, polisi melakukan penyelidikan kasus penemuan bayi jenis kelamin perempuan di dalam sebuah tas pakaian di depan rumah warga, Warsito, Dukuh Welar, Desa Pandeyan, Kecamatan Ngemplak, Jumat (10/1). Informasi dari warga di lokasi kejadian, bayi perempuan tersebut diketahui pertama kali oleh istri Warsito, Nanik (42), saat menemukan sebuah tas pakaian berwarna merah yang diletakkan di teras rumahnya sekitar pukul 05.00 WIB. Bahkan, berdasarkan informasi dari warga setempat banyak yang melihat sebuah mobil Avanza melintas di jalan desa dan berhenti di depan rumah Warsito. Namun, mobil itu hanya sebentar parkir, kemudian langsung meninggalkan lokasi. Kepala Polres Boyolali AKBP Kusumo Wahyu Bintoro memperkirakan bayi perempuan ini berusia sehari ketika warga setempat menemukannya. “Kasus ini masih dalam penyelidikan polisi untuk mengungkap siapa orang tuanya,” kata Kapolres. (jwn5/ant)