Jowonews

Bupati Kebumen Kukuhkan Paguyuban Kepala Desa Reksa Praja

Paguyuban Kepala Desa Reksa Praja

KEBUMEN – Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto mengukuhkan Paguyuban Kepala Desa Kabupaten Kebumen Reksa Praja masa bakti 2022-2025. Pengukuhan dilakukan di Pendopo Kebumian, Sabtu (20/8/2022). Kepala Desa Banjarsari Tasrip dilantik menjadi Ketua Paguyuban Kepala Desa Kabupaten Kebumen Reksa Praja dengan sebutan Glondong Sepuh. Sementara Wakil Ketua dijabat oleh Kasimin Kades Tanggulangin dengan sebutan Glondong Enom, Sekretaris Anam Lutfi Kades Patukgawemulyo, dan Bendahara Imad Durokhman Kades Logede. Ketua Paguyuban terpilih, Tasrip mengatakan paguyuban Reksa Praja dibentuk sebagai wadah perkumpulan kepala desa di tingkat lokal (Kebumen). Keberadaan organisasi ini menurutnya, bukan untuk menyaingi organisasi kepala desa yang sudah ada. “Ini sebenarnya digagas sudah lama sejak 2007. Ini merupakan wadah perkumpulan kepala desa tingkat lokal Kebumen. Sekupnya lokal, beda dengan Papdesi yang garisnya sampai nasional pusat. Tapi ini lokal, ya untuk menyelaraskan dan mendampingi progam dan visi misi Bupati,” ujar Tasrip, dikutip dari beritakebumen.co.id, Sabtu (20/8/2022). Ia mengungkapkan setidaknya ada 300 kepala desa yang hadir dalam acara tersebut. Tasrip juga menegaskan bahwa organisasi yang ia bentuk sudah berbadan hukum dan terdaftar di Kesbangpol. “Sudah legal semua. Selanjutnya kita fokus membuat program untuk kemajuan Kebumen,” tandasnya. Sementara itu, Bupati Arif Sugiyanto menyatakan, pihaknya menyambut baik dibentuknya organisasi paguyuban kepala desa Reksa Praja. Semakin banyak organisasi, maka kata Bupati, semakin menunjukan masyarakat Berkembang. “Banyak organisasi itu menunjukan masyarakat kita berkembang. Tapi disisi lain jangan sampai munculnya organisasi baru justru malah membuat gesekan di masyarakat karena kepentingan pribadi rebutan pengaruh. Ini jangan sampai,” ucapnya. Sebaliknya kata Bupati, adanya organisasi ini diharapkan bisa menjadi wadah tukar pikir dan pengalaman bagi para kepala desa, bisa saling menguatkan untuk kemajuan masyarakat desa. Karena pada dasarnya kemajuan kabupaten diukur dari masyarakat desanya. “Kita harapkan bersama para kepala desa yang tergabung dalam wadah paguyuban ini bisa melakukan sebuah program yang inovatif, utamanya dalam peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya. Bupati juga mewanti-wanti kepada kepala desa agar amanah menjalankan tugasnya. Terutama dalam penggunaan anggaran dana desa. Meski bukan PNS, namun kepala desa memegang uang negara, yang harus bisa dipertangungungjawabkan. “Saya mengingatkan jangan sampai Kades ini menyalahgunakan dana desa. Meski bukan PNS tapi kades ini diberi amanah mengelola uang negara. Jadi kalau disalahgunakan pasti pidana, ada konsekuensi hukumnya,” tandas Bupati. Kabar baiknya, Bupati bakal menaikan tunjangan kepala desa. Hal ini tentunya disesuaikan dengan PAD dan Pendapatan Asli Desa. Jika PAD Kebumen meningkat pastinya akan berdampak pada pendapatan tunjangan dari kepala desa dan perangkatnya.

Festival Kaliratu Jogosimo Kebumen Meriah, Mulai dari Festival Budaya hingga Konser Musik

Festival Kaliratu Jogosimo

KEBUMEN – Festival Kaliratu di Desa Jogosimo, Kecamatan Klirong, Kabupaten Kebumen berlangsung meriah. Festival yang digelar untuk memeriahkan bulan Muharram dan HUT Republik Indonesia ke-77 ini berhasil menarik masyarakat, khususnya wilayah pesisir selatan Kebuman untuk menyaksikannya. Festival yang digelar pada 12-14 Agustus 2022 ini juga terdapat arak-arakan 4 gunungan yang terdiri dari berbagai macam sayur-sayuran. Arak-arakan tersebut kemudian diperebutkan masyarakat yang mengikuti festival tersebut. Bupati Kebumen yang turut hadir di Festival Kaliratu, Arif Sugiyanto mengatakan, kegiatang yang dipadukan dengan kebudayaan, pariwisata dan ekonomi ini juga dalam rangka memerti desa, atau syukuran desa. Selain itu ia juga mengungkapkan bahwa festival ini dapat menjadi gambaran kecil Kebumen International Expo. “Banyak masyarakat hadir untuk mengikuti semua rangkaian kegiatan, dari tumpengan massal, ada juga konser musik, dan juga pameran dari produk-produk UMKM dari masyarakat di Kecamatan Klirong,” katanya. Menurutnya Kaliratu pada nantinya dapat dikembangkan untuk wisata kuliner malam. Hanya saja perlu penataan agar lebih terlihat rapih. Misalnya dengan diberi stand, dan lampu, serta panggung hiburan. “Kita akan sulap kaliratu dari sesuatu yang belum pernah ada, menjadi ada,” tandasnya. Pada kesempatam itu, Bupati juga menyempatkan nyekar atau tabur bunga di Sungai Kaliratu. Festival Kaliratu juga diadakan berbagai lomba, seperti panjat pinang. Kemudian ada juga gerakan bersih-bersih pantai. Foto: Doc. iNews/Joe Hartaya

Larungan Tanggulangin Kebumen Diselenggarakan Kembali, Bupati Naik Kuda Joget

Larungan Tanggulangin Kebumen

KEBUMEN – Warga Desa Tanggulangin, Kecamatan Klirong, Kabupaten Kebumen, tumpah ruah mengikuti tradisi Larungan Tanggulangin. Arak-arakan tradisi sedekah bumi dan sedekah laut itu membawa gunungan yang terdiri dari sayur-sayuran, ayang ingkung, nasi kuning dan kepala kerbau. Prosesi arak-arakan dimulai dari Balai Desa Tanggulangin dan berakhir di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) desa setempat yang menjadi pusat kegiatan acara. Selanjutnya gunungan dan berbagai sesajian yang telah diarak sebelumnya dilarung ke laut melalui muara Kali Ratu. Mengutip dari kebumenekspres.com, Kamis (11/8/2022), arak-arakan tersebut menjadi lebih menarik dan meriah karena dibarengi iring-iringan kuda joget. Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto yang turut menaiki kuda joget mengucapkan rasa syukur karena kegiatan ini dapat terlaksana kembali. Menurutnya kegiatan ini sangat positif, selain untuk melestarikan budaya, juga dapat memacu perputaran ekonomi. “Alhamdulillah, sedekah laut dan bumi tahun ini dapat terlaksana kembali. Masyarakat dapat berkumpul di sini untuk nguri-nguri budaya. Menjaga tradisi kearifan nenk moyang,” kata Arif. Lebih lanjut Arif mengungkapkan pada bulan Muharram seperti sekarang ini, banyak masyarakat di wilayah pesisir Pantai Selatan Jawa banyak yang menyelenggarakan Sedekah Laut. Tradisi sedekah laut bukan hanya menjaga budaya, tapi juga jadi sarana masyarakat untuk saling berkumpul kembali. “Dengan berkumpul begini ini, masyarakat dapat memanfaatkannya untuk berjualan,” ungkapnya. Foto: doc. kebumenekspress.com