Jowonews

Mudik Dilarang, Jateng Lakukan Persiapan

SOLO, Jowonews- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo segera melakukan sejumlah persiapan terkait kebijakan larangan mudik Lebaran yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat. “Tidak ada mudik ini kan kebijakan dari pusat, jadi kami akan menyiapkan tidak ada mudik. Namun kami selalu siaga,” katanya di Solo, Senin (29/3). Ia mengatakan sejauh ini belum ada arahan resmi dari pemerintah pusat, termasuk terkait langkah-langkah yang harus dilakukan. “Namun, kami selalu siaga, mudah-mudahan pekan ini kami bisa segera rapat dengan Jakarta, dengan Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) untuk menyiapkan langkah-langkah,” katanya sebagaiman dilansir Antara. Terkait hal itu, pihaknya akan belajar dari tahun lalu yang juga dilakukan pelarangan mudik Lebaran akibat pandemi Covid-19. “Belajar dari tahun lalu, minimal bagaimana penjagaannya di perbatasan. Kami tunggu Kementerian Perhubungan membuat aturan terkait dengan alat transportasi yang boleh, nanti Kementerian Agama juga biar mengatur terkait tata cara bulan Ramadhan sekaligus shalat Idul Fitri,” katanya. Selain itu, katanya, untuk sektor lain nantinya disesuaikan dengan keputusan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. “Selanjutnya, Kapolri juga akan mengatur bagaimana sistem informasi dan penegakan hukumnya. Kami di daerah tinggal melaksanakan. Namun demikian, pakem-pakem untuk kedaruratan juga kami siapkan,” ucapnya. Sama dengan tahun lalu, beberapa fasilitas yang disiapkan, di antaranya rumah sakit dan tempat isolasi. Selain itu, akan dilakukan penjagaan perbatasan dan kerja sama antarperbatasan, baik dengan kabupaten, kota, maupun provinsi lain.

TikTok Dilarang Permanen di India

JAKARTA, Jowonews- Aplikasi TikTok dilarang permanen di India mulai Juni nanti. Kementerian elektronik dan teknologi informasi India telah mengeluarkan pemberitahuan larangan permanen tersebut pada aplikasi video TikTok dan 58 aplikasi China lainnya. Ketika pertama kali memberlakukan larangan, pemerintah India memberi 59 aplikasi tersebut kesempatan untuk menjelaskan posisi mereka tentang kepatuhan terhadap persyaratan privasi dan keamanan. Perusahaan, termasuk platform distribusi video populer TikTok milik ByteDance, platform perpesanan WeChat milik Tencent dan peramban UC Browser milik Alibaba, juga diminta untuk menanggapi daftar pertanyaan soal privasi dan keamanan. “Pemerintah tidak puas dengan tanggapan/penjelasan yang diberikan oleh perusahaan-perusahaan ini. Oleh karena itu, larangan 59 aplikasi ini sudah permanen sekarang,” surat kabar India melaporkan, menurut sumber yang mengetahui pemberitahuan tersebut, dikutip dari Reuters, Selasa (26/1). Kementerian ITE India, pada Juni, mengeluarkan perintah pemblokiran dengan menyatakan bahwa aplikasi-aplikasi tersebut “merugikan kedaulatan dan integritas India, pertahanan India, keamanan negara dan ketertiban umum.” Perintah, yang oleh India disebut sebagai “serangan digital,” merupakan buntut dari bentrokan pasukan China di perbatasan Himalaya yang menewaskan 20 tentara India. Pada bulan September, India memblokir 118 aplikasi seluler lainnya, termasuk video game populer dari Tencent, PUBG, yang meningkatkan tekanan pada perusahaan teknologi China. Perwakilan TikTok, menurut media India, mengatakan sedang mengevaluasi pemberitahuan tersebut dan akan menanggapinya sebagaimana mestinya.