Jowonews

Walikota Semarang Klaim Warganya Sudah Biasa Hidup Berdampingan dengan Corona

JAKARTA, Jowonews.com – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan pihaknya sudah membiasakan warganya hidup berdampingan dengan virus corona penyebab COVID-19 melalui kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM). “Kami sudah menangkap sinyal adaptasi kebiasaan baru. PKM di Semarang sudah mengatur berbagai aspek dan sesuai dengan protokol kesehatan,” kata Hendi, panggilan akrabnya, dalam acara bincang-bincang Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang dipantau melalui akun Youtube BNPB Indonesia di Jakarta, Kamis. Hendi mengatakan penerapan PKM di Semarang adalah jalan tengah antara aspirasi yang menginginkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan yang menolak PSBB. Dalam penerapan PKM, sektor perekonomian di Kota Semarang tetap berjalan, tetapi dengan pembatasan-pembatasan. Misalnya, pabrik-pabrik boleh tetap beroperasi dengan membatasi karyawan yang bekerja dengan sistem shift dan pengaturan jarak. “Restoran-restoran juga dibatasi operasionalnya hanya sampai pukul 20.00 WIB dengan pembatasan pengunjung hanya setengah dari kapasitas dan penerapan protokol kesehatan,” tuturnya. Hendi mengatakan Kota Semarang menggantungkan perekonomian melalui sektor bisnis dan jasa. Karena itu, saat pendapatan masyarakat dan daerah menurun drastis akibat pandemi COVID-19, sektor bisnis dan jasa diperbolehkan tetap beroperasi dengan pembatasan-pembatasan. “Warga kami masih ada yang untuk makan bergantung pada hasil kerja hari ini. Karena itu, kalau PSBB atau lock down diterapkan, kami khawatir malah akan meningkatkan kriminalitas,” katanya. Karena itu, penerapan PKM di Kota Semarang terus disosialisasikan dengan patroli yang dilakukan tim yang beranggotakan TNI/Polri dan masyarakat untuk memberikan pemahaman tentang pandemi COVID-19. “Masyarakat Kota Semarang sudah teredukasi bagaimana memutus rantai penularan COVID-19 dan sudah membiasakan diri hidup berdampingan dengan corona. Edukasi dan sosialisasi menjadi tugas tim patroli,” jelasnya. (jwn5/ant)

Wali Kota Semarang Ungkap Sejumlah Klaster Baru COVID-19

SEMARANG, Jowonews.com – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengungkapkan kemunculan klaster baru penyebaran COVID-19 di Ibu Kota Jawa Tengah tersebut. “Ada penambahan beberapa klaster baru,” kata Hendrar Prihadi yang akrab disapa Hendi itu di Semarang, Selasa. Klaster baru yang sudah dilakukan penelusuran dalam dua hari terakhir tersebut, antara lain Pasae Jati Banyumanik, Pasar Prembaen, Pasar Burung Karimata, Rusunawa Kaligawe, serta salah satu kantor perbankan di Semarang. Untuk di pasar, kata dia, sudah dilakukan penelusuran terhadap pedagang maupun keluarganya. Temuan klaster-klaster baru itu, lanjut dia, menyebabkan tren COVID-19 di Kota Semarang tetap tinggi. Hingga hari ini, tercatat 127 pasien COVID-19 masih dirawat di berbagai rumah sakit di Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah tersebut. Ke depan, Pemkot Semarang akan memperbanyak tes swab di sejumlah lokasi dengan tingkat keramaian dan potensi penularan COVID-19. “Akan lebih banyak swab daripada rapid (tes cepat). Kami sudah belanja reagen,” katanya. Ia juga meminta masyarakat lebih disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan. “Tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga lingkungannya,” katanya. (jwn5/ant)

Rencana Penerapan New Normal di Semarang Berpotensi Molor

SEMARANG, Jowonews.com – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan skema normal baru atau “new normal” di Ibu Kota Jawa Tengah ini mundur dari waktu yang dijadwalkan, menunggu tren pasien positif COVID-19 bisa dikendalikan. “Kalau tingkat penularannya di bawah 1 ya kita jalankan ‘new normal’,” kata Wali Kota Semarang di Semarang, Kamis. Namun, lanjut dia, jika tingkat penularan atau RO tidak bisa di bawah 1 maka bisa saja pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) diperpanjang, bahkan bisa pula dilaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar. Pemkot Semarang sendiri berencana memulai “new normal” pada 8 Juni 2020, usai PKM tahap 2 selesai dilaksanakan. Namun, ia mengatakan, telah terjadi penambahan 41 kasus positif baru COVID-19 dalam 10 hari terakhir di Semarang. Peningkatan kasus baru terjadi menjelang Lebaran dan mencapai puncaknya pada 28 Mei 2020. Oleh karena itu, kata dia, kesiapan Kota Semarang dalam melaksanakan “new normal” sangat bergantung pada tingkat ketertiban masyarakat dalam menjalankan SOP kesehatan. “Perlu upaya bersama, perlu pengorbanan bersama, perlu saling mengingatkan,” katanya. (jwn5/ant)

Wali Kota Perintahkan Jajarannya Siapkan Konsep Normal Baru di Semarang

SEMARANG, Jowonews.com – Pemerintah Kota Semarang mulai meminta organisasi perangkat daerah di wilayah Ibu Kota Jawa Tengah ini untuk menyiapkan konsep normal baru dalam upaya menghadapi pandemi COVID-19. “Saya sudah minta dinas-dinas untuk membuat terobosan. New normal harus disiapkan karena pandemi ini akan sangat lama,” kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Semarang, Selasa. Ia mencontohkan konsep yang harus disiapkan Dinas Pendidikan dalam menyiapkan kondisi tersebut. “Misalnya, mulai Juli siswa kelas 5 dan 6 SD sudah boleh masuk. Sementara kelas 1 sampai 4 masuk seminggu dua kali,” katanya. Ia meminta OPD yang ada di lingkungan Pemkot Semarang ini menyiapkan konsep tersebut maksimal pada 6 Juni, karena pada 8 Juni sudah akan mulai diterapkan. Melalui konsep normal baru ini, ia berharap aktivitas ekonomi akan kembali berjalan. Saat ini, lanjut dia, pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) yang diperpanjang hingga 7 Juni 2020 masih terus berjalan. PKM, kata dia, merupakan jalan tengah untuk membuat masyarakat semakin paham tentang prosedur standar kesehatan. (jwn5/ant)

Pemkot Perpanjang Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Semarang Hingga 7 Juni

SEMARANG, Jowonews.com – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi memutuskan memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PKM) hingga 7 Juni 2020 menyusul lonjakan aktivitas orang di Ibu Kota Jawa Tengah ini menjelang Lebaran. “Beberapa hari ini cukup banyak warga yang beraktivitas di jalanan, pusat perbelanjaan, dan pasar. Seolah mereka lupa kalau kita sedang menghadapi pandemi COVID-19,” kata Wali Kota yang akrab disapa Hendi itu di Semarang, Jumat. Menurut dia, keputusan memperpanjang PKM selama 14 hari yang seharusnya berakhir pada tanggal 24 Mei 2020 itu berdasarkan konsultasi dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kota Semarang. Lonjakan aktivitas masyarakat tersebut, kata dia, menyebabkan tren grafik COVID-19 di Kota Semarang kembali naik. Meski demikian, kata dia, terdapat beberapa perubahan dalam penerapan perpanjangan PKM tersebut. Ia mencontohkan jam operasional PKL dan restoran yang sebelumnya wajib tutup pukul 20.00 WIB menjadi pukul 21.00 WIB. Sementara itu, Kapolrestabes Semarang Kombes Pol. Auliansyah Lubis mengatakan bahwa petugas tetap melakukan pengetatan terhadap jalur menuju Kota Semarang. Menurut dia, petugas tetap akan memutar balik kendaraan yang diketahui ditumpangi oleh pemudik yang berasal dari zona merah. “Kalau yang dari sekitar Semarang akan kami lihat dahulu secara situasional serta dengan pemeriksaan medis,” katanya. (jwn5/ant)

Wali Kota Semarang: Kesadaran Warga Tinggal di Rumah Masih Rendah

SEMARANG, Jowonews.com – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi prihatin masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk tetap tinggal di rumah saat pandemi COVID-19, khususnya pada malam hari. “Kalau masyarakat bisa disiplin, bisa menjadi lebih besar harapan COVID-19 ini bisa turun di Indonesia, khususnya di Kota Semarang,” kata Wali Kota yang akrab disapa Hendi itu di Semarang, Kamis. Wali Kota masih menjumpai masyarakat yang berkumpul pada malam hari di berbagai lokasi, seperti tempat hiburan hingga warung makan. Ia meminta kesadaran masyarakat untuk tidak beraktivitas yang tidak perlu. Kepada pemilik usaha, seperti warung makan, dia megimbau agar hanya menerima pesanan yang dibawa pulang. Kepada Tim Gugus Tugas COVID-19, Wali Kota mengimbau agar tidak lelah dalam mengingatkan masyarakat. “Jangan pernah lelah karena tugas kita masih panjang,” katanya. (jwn5/ant)

Wali Kota Semarang Minta Masyarakat Rela Tidak Mudik

SEMARANG, Jowonews.com – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi memohon kerelaan masyarakat yang ada di daerah itu maupun yang berada di luar Ibu Kota Jawa Tengah tersebut untuk tidak pulang kampung saat pandemi COVID-19. “Saya minta masyarakat yang ada di Kota Semarang maupun yang sedang merantau agar legawa. Kalau persoalan ini disepelekan tidak akan selesai,” kata dia di Semarang, Minggu. Dia menjelaskan penularan virus corona baru itu dapat terjadi melalui seseorang tanpa gejala sekali pun. Meskipun dilakukan pengecekan kondisi tubuh di sejumlah posko yang dilalui dalam perjalanan mudik, ia menilai penularan oleh seseorang tanpa gejala itu harus diwaspadai. “Manfaatkan media komunikasi yang ada. Bersilaturahmi tanpa harus pulang kampung,” katanya. Bertahan sementara waktu di tempat saat ini bekerja, lanjut dia, merupakan keputusan bijak guna mendukung upaya serius dan bersama-sama mencegah penyebaran COVID-19. Ia juga menyambut baik rencana Presiden Joko Widodo yang akan mencarikan hari pengganti masa mudik. Meski sudah banyak pasien positif corona yang dinyatakan sembuh, kata dia, tren kenaikan penyebaran virus tersebut masih cukup tinggi. (jwn5/ant)

Wali dan Wawali Kota Semarang Sumbang Gaji demi Penanganan Corona

SEMARANG, Jowonews.com – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dan Wakil Wali Kota Hevearita G.Rahayu mengikhlaskan tiga bulan gajinya sebagai pemimpin Ibu Kota Jawa Tengah tersebut untuk membantu penanganan dampak pandemi Covid-19. “Ini sebagai bentuk darma bakti kader PDIP Kota Semarang bagi masyarakat yang terkena dampak corona,” kata Hendrar Prihadi di Semarang, Minggu. Selain dirinya dan wakil wali kota, 19 kader PDIP yang saat ini mendapat amanah sebagai anggota DPRD Kota Semarang juga memastikan siap merelakan gajinya sebagai legislator untuk penanganan pandemi ini. Menurut Ketua DPC PDIP Kota Semarang itu, gaji para kader partai yang menduduki posisi penting di lingkungan Kota Semarang untuk tiga bulan ke depan akan diberikan untuk membantu upaya penyebaran Covid-19 yang berdampak terhadap perekonomian maupun kesehatan masyarakat. “Ini merupakan inisiatif kami yang sudah dikoordinasikan dengan seluruh pimpinan partai,” katanya. Jika memang dampak Corona belum juga selesai dalam tiga bulan ke depan, kata dia, kader PDIP tetap siap mendonasikan penghasilannya hingga permasalahan yang dihadapi ini tuntas. Ia menjelaskan gaji para kader PDIP ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan konkrit dalam menghadapi pandemi ini, seperti pembelian alat pelindung diri bagi para tenaga medis, hingga bahan kebutuhan pokok untuk masyarakat. (jwn5/ant)