Jowonews

Nasi Jagung Bu Sartinah, Hidden Gem Kuliner Kudus yang Wajib Dicoba

Nasi Jagung Bu Sartinah

KUDUS – Dunia kuliner di Kabupaten Kudus memang selalu menawarkan kejutan. Banyak penganan lezat yang masih tersembunyi dari perhatian para penggemar kuliner setempat. Salah satu di antaranya adalah Nasi Jagung Bu Sartinah, yang berlokasi di Desa Cranggang, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Menu ini dikenal dengan cita rasa yang otentik dan memikat. Meski lokasinya tersembunyi di tengah pemukiman dan tidak terlihat dari jalan raya, warung ini tak pernah sepi pengunjung. Banyak pecinta kuliner yang sudah menjadikan tempat ini sebagai destinasi wajib. Perjalanan Kuliner yang Menyentuh Bu Sartinah, pemilik warung, telah berjualan sejak 20 tahun lalu, awalnya dengan cara berkeliling desa. Kini, setelah menetap di rumah, Nasi Jagungnya semakin populer. Keistimewaan dari penganan ini terletak pada sambal terasi yang menjadi kunci kenikmatan. Rasa pedas dan gurih dari sambal tersebut melengkapi nasi jagung, kuluban daun ketela, dan rempeyek teri dengan sempurna. Nasi Jagung Bu Sartinah memang layak mendapatkan predikat kuliner yang sederhana namun memikat, seperti yang diungkapkan oleh pengamat kuliner. “Silahkan mampir dan mencicipi Nasi Jagung otentik kami, InsyaAllah kami buka tiap hari,” ungkapnya, dikutip dari Muria News. Menu yang Menggoda dan Harga Terjangkau Satu porsi nasi komplit ini hanya dibanderol dengan harga Rp 5 ribu, dan Anda juga bisa menambah gorengan atau sayur lompong yang tidak kalah enak. Gorengan yang disajikan selalu dalam keadaan hangat dan renyah, sedangkan sayur lompongnya dapat menjadi penyeimbang rasa jika Anda menginginkan sesuatu yang berkuah. Warung ini buka setiap hari, mulai dari jam delapan pagi. Namun, perlu dicatat bahwa tempat duduknya terbatas. Pengunjung biasanya harus duduk di emperan rumah atau tempat seadanya, tetapi suasana pedesaan yang sejuk membuat pengalaman makan di sini menjadi lebih menyenangkan. Lokasi Warung Mudah Ditemukan Bagi Mas dan Mbak Yu yang ingin mencoba Nasi Jagung Bu Sartinah, tidak perlu khawatir tersesat. Warung ini sudah terdaftar di Google Maps, memudahkan pengunjung menemukan lokasi yang tepat. Sekarang, usaha kuliner ini dikelola oleh Bu Sartinah bersama menantunya, Rika. Mereka terus menjaga keaslian rasa Nasi Jagung yang telah ada selama dua dekade ini. Nasi Jagung Bu Sartinah memang menawarkan pengalaman kuliner yang tak hanya memuaskan perut, tetapi juga memberikan kenangan manis di setiap suap. Jika Anda berada di Kudus, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi kelezatan yang satu ini.

PSKQ Kudus Gelar Pameran Seni Rupa dan Kaligrafi “Berkah Ramadan”

Pameran Seni Rupa

KUDUS – Di bulan Ramadan yang penuh berkah, Pesantren Seni Rupa & Kaligrafi Al-Qur’an (PSKQ) Kudus berkolaborasi dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus menggelar pameran seni rupa dan kaligrafi bertajuk “Berkah Ramadan”. Pameran ini berlangsung selama sepekan, mulai 26 Maret hingga 2 April 2024, di Museum Kretek Kudus. Penjabat Bupati Kudus Muhammad Hasan Chabibie mengapresiasi penyelenggaraan pameran tersebut. Menurutnya, karya-karya kaligrafi yang dipamerkan semakin memperkaya makna bulan suci Ramadan. “Lukisan dan kaligrafi yang dihadirkan sangat sesuai dengan tema ‘Berkah Ramadan’,” ujar Hasan. “Semoga pameran ini dapat membawa hidayah bagi kita semua.” Hasan menilai, karya seni dan kaligrafi memiliki makna yang mendalam, hasil dari kontemplasi diri para seniman. Oleh karena itu, karya seni dapat menyentuh sisi terdalam hati seseorang. “Setiap karya seni pasti punya makna yang mendalam, baik itu dari pengalaman, kontemplasi, maupun pemikiran,” tuturnya. Hasan juga menyebut bahwa pameran seni rupa dan kaligrafi ini dapat menjadi pilihan masyarakat untuk “ngabuburit” atau menghabiskan waktu menjelang buka puasa. Kegiatan ini juga menjadi bukti kekayaan khazanah seni rupa di Kabupaten Kudus. “Masyarakat bisa datang ke sini untuk ngabuburit sekaligus menikmati keindahan seni rupa dan kaligrafi yang dipamerkan,” paparnya. Perwakilan PSKQ Muhamad Assiry mengungkapkan, pameran kali ini berkolaborasi dengan Sanggar Omah Kayu. Sebanyak 200 karya seni dipamerkan, dengan tujuan untuk menambah edukasi wisata seni religi di bulan Ramadan dan mensyiarkan seni Islam. “Semoga pameran kaligrafi di bulan Ramadan ini semakin berkah,” pungkasnya. Foto Dok. Jateng Pos

Cerita Perajin Logam Desa Pandai Besi Jekulo”, Tetap Eksis dan Merambah Pasar Online

Desa Pandai Besi Jekulo

KUDUS – Desa Pandai Besi Jekulo di Kabupaten Kudus masih terjaga eksistensinya hingga kini. Bahkan, para perajin logam di sana kini mulai merambah pasar online. Terpantau detikJateng, sebagian warga Desa Pandai Besi Jekulo sibuk menghasilkan berbagai alat dari logam, mulai dari pisau hingga bendo atau parang. Menurut Ketua UMKM Logam Kudus, Sahri Badlowi, desa ini memiliki sejarah yang kaya sebagai cikal bakal sentra pembuatan senjata oleh Empu Tingal. Legenda menyebutkan bahwa Empu Tingal, murid Sunan Muria, adalah ahli pembuat senjata tajam yang digunakan prajurit Kerajaan Demak. “Dahulu, senjata-senjata itu diboyong dari Kerajaan Majapahit yang telah runtuh, dan Empu Tingal membawanya ke Demak. Lokasi tepatnya berada di Bareng, Desa Pandai Besi Jekulo. Di sana juga terdapat makam sesepuh bernama Empu Tingal,” cerita Sahri kepada detikJateng. Kisah tersebut menjadi inspirasi bagi banyak perajin logam atau pandai besi di Desa Pandai Besi Jekulo. Saat ini, diperkirakan ada sekitar 200 perajin logam yang masih aktif berproduksi di desa tersebut, meskipun jumlah ini menurun dari sebelumnya. Para perajin logam ini mempekerjakan 2-3 orang pekerja dan menjalankan produksi di rumah masing-masing. Mereka menghasilkan berbagai macam alat dari logam, mulai dari pisau hingga sekop. Di tengah persaingan dengan teknologi modern, perajin logam selalu berinovasi. Mereka memasarkan produknya baik secara tradisional maupun melalui platform online. Selain itu, mereka menjalin kerja sama dengan berbagai pihak swasta dan bahkan sudah masuk ke pasar supermarket. Harga produk yang mereka tawarkan bervariasi, mulai dari Rp 10 ribu hingga ratusan ribu, tergantung pada jenis logam dan pesanan. Untuk menjaga kelangsungan usaha, para perajin juga mengandalkan kredit usaha rakyat. Sahri sendiri pernah menggunakan kredit dari Rp 25 juta hingga Rp 30 juta. Harapannya ke depan, produk kerajinan logam tetap diminati pembeli sehingga para perajin tetap dapat eksis. “Kami harus terus berinovasi agar tetap relevan di era modern seperti sekarang ini,” tutup Sahri

Ritual Selamatan Kambing Kendit di Balik Perbaikan Tanggul Sungai Wulan

Kambing Kendit

KUDUS – Kisah tentang kearifan lokal muncul dari upaya perbaikan tanggul Sungai Wulan yang jebol, mengakibatkan banjir di sepanjang Jalan Pantura Demak-Kudus, terutama di Kecamatan Karanganyar dan sekitarnya. Cerita ini menjadi perbincangan di media sosial karena terkait upacara selamatan dengan penyembelihan kambing kendit, sebagai bagian dari ritual untuk memperbaiki tanggul tersebut. Tujuan dari selamatan ini adalah agar tanggul yang diperbaiki tidak akan jebol lagi di masa mendatang. Menurut cerita yang beredar dari Mbah Suripto, seorang tokoh masyarakat Desa Norowito, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, penyembelihan kambing kendit dilakukan sebagai bagian dari upacara selamatan. Kambing kendit ini didatangkan dari Kabupaten Kudus. Kambing kendit memiliki ciri khas berupa corak putih yang memutar di perutnya, mirip seperti mengenakan sabuk, yang menjadi penanda khusus untuk prosesi selamatan tersebut. Prosesi penyembelihan dilakukan pada pukul 09.00 WIB di lokasi perbaikan tanggul yang jebol. Menurut Mbah Suripto, permintaan untuk menyelamatkan tanggul dengan kambing kendit muncul dari seorang operator eskavator yang sedang melakukan pekerjaan perbaikan. Saat itu, operator tersebut bertemu dengan seorang kakek tua yang memberi peringatan bahwa tanggul akan jebol kembali, dan meminta kambing kendit sebagai syarat untuk menghindari kejadian tersebut. Kisah ini menjadi viral di masyarakat sekitar setelah diceritakan oleh sang operator eskavator. Warga merasa tenang dan yakin bahwa dengan melakukan upacara selamatan, tanggul akan terhindar dari ancaman jebol di masa mendatang. Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen Deddy Suryadi, memberikan tanggapannya saat meninjau perbaikan tanggul tersebut. Ia mengungkapkan keyakinannya pada doa-doa masyarakat setempat untuk kelancaran dan keselamatan pekerjaan perbaikan tersebut. Para prajurit TNI juga turut serta membantu dalam proses penambalan tanggul tersebut.

Pasar Malam Dandangan Kudus, Kemeriahan Budaya Menyambut Bulan Suci Ramadhan

Pasar Malam Dandangan Kudus, Kemeriahan Budaya Menyambut Bulan Suci Ramadhan

KUDUS – Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, kembali menggelar pasar malam dalam tradisi dandangan yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari menyambut bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah. Acara yang menampung ratusan pedagang ini juga menampilkan beragam atraksi budaya yang memukau. Menurut Kabid Pedagang Kaki Lima (PKL) Dinas Perdagangan Kudus, Imam Prayitno, tahun ini Pemkab Kudus akan fokus menonjolkan sisi budaya, yang akan dikelola oleh organisasi perangkat daerah (OPD) terkait. Hal ini sejalan dengan upaya pelestarian warisan budaya tak benda (WBTB) yang diatur dalam SK Mendikbud. Sentra kegiatan pasar malam dandangan kali ini akan berpusat di Alun-alun Kudus Kulon, di mana lebih dari 400 pedagang, dengan prioritas pedagang lokal, akan mempromosikan produk mereka. Meskipun begitu, kegiatan budaya juga tetap menjadi fokus, seperti yang terlihat dari kosongnya tenda pedagang di depan Taman Menara Kudus. Tradisi Dandangan Kudus juga akan diramaikan dengan kirab dandangan, menampilkan potensi budaya dari berbagai desa di Kudus. Rute kirab yang melintasi jalan-jalan protokol akan diakhiri dengan adegan yang menggambarkan perkembangan Islam secara sederhana, diikuti dengan pemukulan bedug yang menandai dimulainya bulan puasa Ramadhan. Pasar malam dandangan ini dijadwalkan berlangsung selama 10 hari sebelum bulan puasa, mulai dari 1 hingga 10 Maret 2024. Dengan semangat budaya yang kental, acara ini diharapkan dapat memperkaya pengalaman masyarakat Kudus dalam menyambut bulan suci Ramadhan.