Jowonews

Rumah Kontrakan Di Desa Sidokerto Pati Terbakar, Dua Balita Meninggal Di Tempat

Rumah Kontrakan Pati Terbakar

PATI – Sebuah rumah di Desa Sidokerto, Kecamatan Kota, Kabupaten Pati terbakar pagi ini. Akibat kejadian tersebut dua balita meninggal dunia di lokasi kejadian. Paman korban, Lukman Nul Hakim, mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 07.00 WIB. Kebakaran terjadi di sebuah kamar kontrakan yang ditempati lima orang. Peristiwa itu terjadi antara pukul 07.00 WIB hingga pukul 08.00 WIB. Ada lima orang di rumah, ketika kebakaran terjadi hanya ada dua orang saja. Kedua orang tuanya masih bekerja, kata Lukman dikutip dari Detik Jateng, Sabtu (24/9/2022). Diketahui dua balita yang meninggal berinisial AKZ (2) dan MAA (1). Keduanya, kata dia, ditemukan tewas di lokasi kebakaran. “Korban masih balita, yang saya dengar lokasi korban dekat pintu, akhirnya tidak bisa keluar,” ujarnya. Dia mengatakan orang tuanya sedang bekerja pada saat itu. Ayahnya bekerja di Kudus. Sedangkan ibunya mengantar anak pertamanya ke sekolah dan berbelanja ke pasar. “Jadi semua orang tuanya bekerja. Kebetulan ayahnya bekerja di pabrik, shift malam di Kudus. Ibunya bekerja di pasar Puri,” jelasnya. Lukman belum mengetahui pasti penyebab kebakaran tersebut. Dia sedang menunggu hasil penyelidikan petugas. Terpisah Kasi Humas Polres Pati AKP Pujiati belum menjawab saat dimintai konfirmasi pagi ini. Sementara Kepala Satpol PP Pati Sugiyono juga belum memberikan keterangan saat dimintai konfirmasi. Foto: dok. Istimewa

Pj Bupati Pati Henggar Budi Anggoro Resmi Dilantik Gubernur Jateng

Pj Bupati Pati Henggar Budi Anggoro

SEMARANG – Penjabat (Pj) Bupati Pati, Henggar Budi Anggoro secara resmi dilantik oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Senin (22/8/2022) malam. Pengambilan sumpah jabatan dan pelantikan dilaksanakan di Gedung Gradhika Bakti Praja Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang. Pada momen tersebut Gubernur Ganjar menekankan soal integritas kepala daerah. Menurutnya, OTT Bupati Pemalang oleh KPK beberapa waktu lalu merupakan pukulan telak yang perlu jadi pelajaran. “Kejadian kemarin pukulan cukup telak buat kita. Maka saya titipkan, biar diceritakan terus menerus dan saya nggak akan pernah bosan untuk bicara antikorupsi, layanan yang baik. Kalau ini kita bisa dorong dari bawah ya in syaa Allah pemerintah akan sangat baik, bisa melayani dengan tulus, transparan, akuntabel,” ujar Ganjar, dikutip dari Tribun Jateng. Ganjar mengigatkan, sebagai Pj Bupati Pati, Henggar punya kewajiban melapor pada dirinya tiap tiga bulan sekali. “Minggu depan saya akan brief semua. Apa yang mesti dikerjakan, berikan yang terbaik,” ucap dia. Ganjar berpendapat, penunjukan Pj Bupati dari kalangan pegawai pemerintah provinsi memiliki sisi positif tersendiri. “Ada positifnya, karena dikirim dari pegawai provinsi, saya dan Wagub lebih gampang, kalau ada apa-apa ‘tak jewer’, atau ini mesti diselesaikan tolong dikebut. Ada yang tidak baik segera diperbaiki. Itu biasanya sangat efisien. Beberapa yang kita tugaskan begini, biasanya langsung jalan, cepat mereka jalan, jadi ada positifnya,” tutur dia. Ganjar berpesan agar Henggar menjalin komunikasi dengan masyarakat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat di Pati, termasuk DPRD, agar roda pemerintahan bisa berjalan secara harmonis. “Kemudian karena menjelang 2024, di Pati juga akan ada Pilkada, semua sudah pasang kuda-kuda. Maka tugasnya pastikan netral, pastikan harmoni terjadi,” tandas dia. Sementara, Henggar Budi Anggoro menuturkan, apa yang mesti ia lakukan di Pati sudah tertuang dalam SK dari Mendagri mengenai penetapan penunjukan Pj Bupati Pati. Di antaranya, ia harus mampu menjalankan fungsi pemerintahan setelah bupati definitif 2017-2022 purna. “Sehingga mulai besok saya harus bisa jalankan itu di Pati,” ucap dia. Berikutnya ialah menjaga ketenteraman dan kondusivitas di Pati. “Ketiga bisa melakukan pengangkatan, penunjukan, mutasi dan sebagainya untuk pengisian jabatan yang mungkin di sana ada yang kosong. Lalu merencanakan anggaran untuk tahun-tahun berikutnya. Sehingga apa yang kita rencanakan untuk 2023 adalah apa yang saat ini sudah ditetapkan dalam KUA PPAS,” kata Henggar. Ia menambahkan, pihaknya juga diminta menyiapkan detail terkait Pilbup 2024 nanti. “Ini yang harus dilaksanakan. Dan ini butuh kebersamaan teman-teman legislatif dan eksekutif. Harus berjalan bersama sehingga mampu melanjutkan fungsi pemerintahan di Pati,” kata dia. Henggar meyakini, kondisi di Pati secara keseluruhan sudah baik, tinggal bagaimana meningkatkan yang sudah baik itu. “Di samping itu, Gubernur juga memberi amanat khusus pada saya untuk menekan angka kemiskinan dan mengurangi stunting,” tandas dia. Foto: doc. Istimewa

Pelaku Penyekapan dan Pencabulan Siswi SMP di Pati Tertangkap

Pelaku Penyekapan dan Pencabulan Siswi SMP di Pati

PATI – Pelaku penyekapan dan pencabulan terhadap seorang siswi SMP di Kabupaten Pati, tertangkap. Pelaku tertangkap di Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan bekerja sebagai anak buah kapal. Pelaku berinisial PH tersebut merupakan warga Dukuhdeti, Pati. Kapolres Pati AKBP Christian Tobing mengatakan PH ditangkap saat kapal yang ditumpanginya berlabuh di NTT, katanya Selasa (16/8/2022) dikutip dari JPNN Jateng. Berdasarkan keterangan AKBP Christian, Peristiwa yang menyebabkan korban hingga hamil itu bermula saat korban yang berinisial NIM (15) berkenalan dengan pelaku pada bulan April 2022. “Saat itu korban yang diberi telepon seluler oleh orang tuanya, kemudian berkenalan secara daring dengan pelaku,” terangnya. Selanjutnya hubungan keduanya berlanjut. Hingga suatu ketika pelaku mendatangi rumah korban saat orang tuanya pergi. “Melalui bujuk rayu, tersangka kemudian berhasil mengajak korban pergi dari rumah,” ucap AKBP Christian. Dia mengungkapkan setelah pergi, pelaku menyekap NIM di rumahnya dan mencabuli korban hingga hamil. Orang tua korban yang memperoleh informasi tentang keberadaannya kemudian menjemput NIM yang sudah dalam kondisi sakit dan tidak terawat sekitar akhir Juli 2022. Korban sempat dirawat di RS Soewondo Pati karena kondisinya yang kurus dan sakit. Atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak. (JPNN/Antara/Jowonews) | Foto: Doc. Antara

Sejarah dan Asal-Usul Nama Kabupaten Pati Hingga Julukan Hogwarts Van Java

Sejarah dan Asal-Usul Nama Kabupaten Pati Hingga Julukan Hogwarts Van Java

Asal-usul nama Kabupaten Pati Jawa Tengah menurut Babad Pati ternyata terinspirasi oleh segarnya minuman dawet yang terbuat dari perpaduan pati aren, santan kelapa dan gula aren. Bahan-bahan baku pembuat dawet itu, kemudian dijadikan nama wilayah yang disebut dengan Kadipaten Pati-Pesantenan. Kota kecil yang berada di kawasan Pantura itu, saat ini dikenal dengan sentra peternakan ikan bandeng dan sentra kerajinan kuningan. Juwana adalah salah satu daerah di Pati yang terkenal dengan bandengnya. Selain itu, Pati juga memiliki beberapa julukan-julukan unik yang menandakan keunikan atau kekhasan kabupaten Pati. Salah satu julukan paling populer Kabupaten Pati adalah Hogwarts Van Java. Seperti diketahui, Hogwarts merupakan sekolah dan asrama di film Harry Potter untuk para penyihir. Jauh sebelum Pati Jawa Tengah mendapat julukan Hogwarts Van Java, Serat Kidungan yang ditulis Ki Ronggosutrasno pada 1929 juga menyebut makhluk halus paling ditakuti di Tanah Jawa salah satunya berasal dari Pati. Sebelum menelusuri Pati Jawa Tengah dari sisi mistisnya, berikut sejarah atau asal-usul nama Pati Jawa Tengah menurut Babad Pati yang ditulis Sosrosumanto dan Dibyosudiro pada 1925. Asal-usul Nama Kabupaten Pati Sumber tertulis yang menelusuri sejarah Pati cukup terbatas. Salah satu sumber rujukan para peneliti selama ini ialah Babad Pati. Babad Pati ditulis Sosrosumanto dan Dibyosudiro menggunakan aksara Jawa pada tahun 1925 dan diterbitkan NV. Mardimulya (Jogja). Babad Pati baru dialihbahasakan pada 1980 oleh Yanti Darmono dan diterbitkan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah. Babad Pati adalah karya sastra yang menceritakan sejarah Pati sejak bernama Pesantenan pada abad ke-13 (sekitar 1292) dan diakhiri dengan perang tanding antara Adipati Jayakusuma melawan Panembahan Senopati pada tahun 1600. Dalam babad itu disebutkan bahwa Pati mulanya adalah sebuah wilayah yang terdiri dari beberapa daerah kecil yang berdiri sendiri. Di antara daerah-daerah itu ada dua kadipaten yang dianggap besar dan mendominasi di Pati. Dua kadipaten itu adalah Paranggaruda yang dipimpin Yujopati dan negeri Carangsoka yang dipimpin Puspa Handungjaya. Selain itu, ada beberapa daerah lain seperti Kemaguhan (dipimpin Yuyu Rumpung), Matesih (dipimpin Singabangsa), Jambangan (dipimpin Kudasuwengi), Majasem (dipimpin Sukmoyono), dan Bantengan (dipimpin Kembang Joyo). Dalam Babad Pati disebutkan pemimpin Bantengan, Kembang Joyo, adalah tokoh yang mempersatukan wilayah-wilayah tersebut dalam kesatuan politis yang kuat dengan membentuk kadipaten bernama Pesantenan. Kembang Joyo kemudian memilih tinggal di desa Kemiri sehingga mendapat julukan Ki Ageng Kemiri. Selanjutnya, Kembang Joyo berusaha memperluas wilayah dengan menundukkan daerah-daerah lain. Dia juga membuka daerah baru dengan membuka hutan untuk dijadikan sebagai desa-desa baru. Saat Kembang Joyo membuka Hutan Kemiri menjadi perkampungan, datanglah seorang laki-laki penjual dawet bernama Ki Sagola. Terkesan oleh segar dan manisnya minuman dawet dari gentong yang dipikul Ki Sagola, Kembang Joyo pun menanyakan bahan dasarnya. Ki Sagola lalu menceritakan minuman dawet terbuat dari pati aren yang diberi santan kelapa dan gula aren. Mendengar jawaban itu Kembang Joyo pun terinspirasi. Setelah pembukaan hutan itu selesai, dia menamainya dengan Kadipaten Pati-Pesantenan. Inilah embrio kabupaten Pati, yang mana Kembang Joyo sebagai founding fathers-nya. Sumber Referensi: Detik Jateng