Jowonews

Bongkar Pabrik Pupuk Palsu, Kapolda Sidak Langsung ke Lokasi

WONOGIRI, Jowonews.com – Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel, mengaku prihatin atas adanya pupuk palsu yang diproduksi di wilayah Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri. Ia berharap petani untuk lebih hati-hati. Adapun ciri-ciri pupuk palsu yang beredar, diantaranya pupuk palsu lebih lengket, kemasannya pun berbeda dengan yang asli.Kapolda Jateng juga menyampaikan, pupuk palsu ini pertama ditemukan kelompok tani di Kabupaten Klaten. Setelah Polres Klaten membawa pupuk tersebut ke laboraturium, diketahui bahwa pupuk tersebut jauh di bawah standar. Seperti diberitakan, jajaran Polda Jateng Tengah, bersama Polres Wonogiri dan Polres Klaten, telah berhasil menggrebek pabrik pembuatan pupuk palsu. “Para petani harus teliti saat membeli pupuk karena mulai dari kemasan hingga bentuk sama persis dengan yang asli,” papar Kapolda setelah melihat secara langsung pabrik pupuk palsu di Pracimantoro, Kamis (27/2). Informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, pupuk tersebut milik Farid Giri Saputra (28) warga Blindas RT 04 RW 05, Kelurahan Pracimantoro, Kecamatam Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri dan Teguh Suparman (53) penduduk Belik RT 01 RW 11, Kelurahan Pracimantoro, Kecamatan Pracimantoro. Pabrik pupuk milik Farid dibangun di Ngulu Kidul, Desa Pracimantoro, Kecamatan Pracimantoro dan di Blindas RT 04 RW 05, Desa Pracimantoro, Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri serta Karanglo, Desa Gebangharjo, Pracimantoro, Wonogiri. Pabrik pupuk palsu milik Teguh dibangun di Pule , Desa Gedong , Kecamatan Pracimantoro , Wonogiri Sementara itu Camat Pracimantoro, Warsito, saat ditemui menjelaskan bahwa pabrik tersebut dulunya merupakan penggilingan kalsit. “Kalau penggilingan kalsit sudah puluhan tahun. Warga tidak tahu kalau juga memproduksi pupuk palsu,” katanya.(jwn5/akh)

Kapolda Jateng Kunjungi Ribuan Korban Banjir di Kota Pekalongan

PEKALONGAN, Jowonews.com – Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Tengah, Irjen Polisi Rycko Amelza Dahniel, mengunjungi tempat pengungsian warga terdampak banjir di Masjid Al Karomah Kec Tirto Kota Pekalongan Selasa (25/2). Kunjungan Kerja ini disambut hangat oleh Walikota Pekalongan H.M Saelany Mahfudz, dan Bupati Pekalongan Asip Kolbihi beserta jajaran. Kedatangan Kapolda bersama istri dan jajarannya guna memberikan bantuan kepada korban banjir seperti sembako, makanan, obat-obatan, hingga perlengkapan anak. “Kami datang kesini sebagai bentuk rasa persaudaraan kami, rasa kasih sayang kami, saling berbagi saling membantu untuk memberikan bantuan dan jalan keluar atas musibah banjir yang terjadi,” ujar Kapolda Jateng saat berinteraksi dengan warga. Guna menjamin keamanan warga, Rycko meminta warga untuk tetap berada didalam pengungsian sampai air kembali surut. Dalam kesempatan itu, Kapolda meminta warga untuk memanfaatkan posko gabungan TNI, Polri dan pemerintah daerah yang telah disediakan. Posko siap membantu kebutuhan pengungsi dan menyediakan pelayanan kesehatan hingga pengamanan. “Tetap tinggal disini dulu sampai air surut. Rumahnya akan dijaga oleh tentara dan polisi, tenang. Kalau mau berangkat liat rumah lapor dulu ke polisi atau tentara biar aman. Jangan berangkat diam-diam malam malam nanti ada air tinggi lagi kesulitan untuk kembali kesini,” pesan Kapolda. Seperti diketahui, sekitar 80 persen wilayah kota pekalongan terdampak banjir setinggi rata-rata 30 cm akibat hujan sejak minggu (23/2). Hingga berita ini diturunkan, Kapolda terpantau meninjau lokasi banjir lain diantaranya di kec. Tirto dan kec. Pekalongan Barat, banjir juga mengenangi wilayah kec. Pekalongan Timur, Selatan, dan kec. Buaran. Bahkan hingga meluas di kecamatan Pekalongan utara yang hampir 75 persen wilayahnya terendam banjir setinggi 40 cm. Sementara itu, hingga saat ini tercatat sudah ada 1.587 orang pengungsi di kec. Pekalongan Barat yang memenuhi tempat pengungsian. Turut bergabung dalam kunjungan ini Dirsamapta Polda Jateng Kombes Pol Herry Purnomo, Dirpolair Polda Jateng Kombes Pol Risnanto, Dirintelkam Polda Jateng Kombes Pol Yuda Gustawan, Dansat Brimob Polda Jateng, Kombes. Pol. Tory Kristianto, Dirreskrimum Polda Jateng dan Kabid Dokkes.(fid/akh)

Kapolda Jateng Tanam 1 Juta Mangrove di Jepara

JEPARA, Jowonews.com – Kapolda Jawa Tengah Irjen Rycko Amelza Dahniel bersama dengan Pangdam IV/ Diponegoro, Mayjen TNI Mochammad Effendi beserta perangkat daerah melaksanakan penanaman 1 juta mangrove , di pantai Pungkruk Jepara, Jumat (21/2). Penanaman dengan tagline ‘Tanam dan Rawat Pohon untuk Bumi Kita dan Generasi Kita di Masa Mendatang’ ini juga dihadiri Plt Sekda Prov. Jateng Heru Setiadie, Dandim dan Kapolres ekswil Pati, Bupati Jepara dan Grobogan. Kapolda menjelaskan penanaman Mangrove dengan jenis Rhizophpra (Bakau) merupakan Program Kelestarian Hidup yang digelar serentak sesuai arahan Kapolri. Kegiatan ini juga sebagai bentuk kelanjutan program Polda Jateng Go Green yang telah digelar sebelumnya.sdes “Hari ini bersamaan secara nasional Bapak Kapolri memimpin penanaman di Mauk, Tangerang Banten, untuk jajaran Polda Jawa Tengah di pantai Jepara ini,” tuturnya. Menurut Kapolda, kegiatan yang sama juga telah dilakukan sebelumya, bulan lalu di Kabupaten Demak selanjutnya terus geser ke Jepara kemudian akan ke Kabupaten Pati sehingga nantinya akan menyentuh pantura seluruhnya. Menurutnya, penghijauan hutan mangrove merupakan solusi cerdas dan inovatif untuk menjawab permasalahan pesisir pantai dari abrasi, rob, mengurangi dampak bencana gelombang tsunami, hingga menjaga kestabilan garis pantai. “Ini tujuannya untuk melestarikan lingkungan khususnya kita pilih di wilayah pesisir sehingga ekosistem pesisir ini supaya dapat lestari dan dapat memberi manfaat warga sekitar termasuk menjaga lingkungan di lestari,” katanya. Diharapkan masyarakat sekitar dan berbagai pihak dapat menjaga kelestarian hutan mangrove sehingga dapat segera merasakan manfaatnya. Sementara itu selain menjaga kelestarian hidup, penanaman kali ini juga dalam rangka mempererat silahturahmi antara Polda Jateng dengan seluruh elemen masyarakat. Hal tersebut diwujudkan dengan keikut sertaan elemen masyarakat mulai dari nelayan, komunitas jeep, mahasiswa, pecinta alam unsur kemaritiman hingga banser. “Kami ajak masyarakat disini, tadi Bupati Jepara juga sudah sepakat. Tanam dan rawat, ini merawatnya cuma diperhatikan ada ombak pasang lagi, tidak butuh pupuk.Tinggal diawasi,” pungkasnya.(jwn5/akh)

Kapolda Jateng Letakan Batu Pertama Pembangunan Polsek Tugu

SEMARANG, Jowonews.com – Kapolda Jateng secara langsung melakukan pelatakan batu pertama pembangunan polsek tugu di Graha Padma Samping Polsek Tugu Jalan Walisongo nomor 4 Jerakah, Kamis (20/2). Peletakan batu pertama polsek tugu tersebut dihadiri Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Kapolda Jateng Irjen Pol Dr. H. Rycko Amelza Dahniel MSi, Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Auliyansyah Lubis, Dirut PT. Graha Padma Intetnusa Hendra Setiadji, Kepala BPN Sigit Rahmawan Adi. Pembangunan Polsek ini sebagai wujud inovasi pelayanan masyarakat yang maksimal dan demi kenyamanan pelayanan kepada masyarakat. Pembangunan Kantor Polsek Tugu tersebut dengan 3 lantai, tanah bangunan 1.259 m², luas tanah 761.625 m² yang dilaksanakan oleh PT Graha Padma Intetnusa. Wali Kota Semarang menyampaikan semoga cepat terbangun akan tetapi jangan sampai tidak sesuai dengan spekfikasi bangunan. Pemerintah kota semarang juga telah menghibahkan 5 aset milik Polsek ke Polda agar di kelola dengan baik dan semestinya. “Terbangunnya polsek tugu ini membuat masyarakat lebih cepat dalam pengaduan atau layanan masyarakat dan menguatkan keamanan daerah Tugu ini. Pembangunan polsek Tugu ini juga menjadi bagian pengurai kemacepatan dan sebagai titik perlintasan sebagai kota baru di kota semarang,” kata Walikota. Kapolda Jateng Rycko Amelza Dahniel juga berharap masyarakat dapat meminta pelayanan optimal oleh Polsek kedepannya. Tidak hanya itu saja, dengan dibangunnya Polsek Tugu maka diharapkan tingkat kejahatan di Kota Semarang akan semakin turun, terciptanya kamtibmas untuk mewujudkan Kota Semarang semakin hebat. Acara tersebut diakhiri dengan MOU dan penandatanganan Hibah serta Pelatakan Batu pertama. “Kami juga berterima kasih kepada Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi atas dukungannya selama ini. Semoga dengan adanya pembangunan Polsek Tugu ini nantinya tingkat kejahatan di Kota Semarang akan semakin menurun,” ungkap Kapolda Jateng.(jwn5/akh)

Kapolda Jateng : Para Bandit Jangan Coba-Coba Ganggu Kota Pemalang

PEMALANG, Jowonews.com – Kapolda Jawa Tengah Irjen. Pol. Dr. H. Rycko Amelza Dahniel MSi memimpin upacara penutupan dan pengukuhan tim khusus Penjaga Gangguan Kota Pemalang (Puma) yang dibentuk Polres Pemalang di bawah pembinaan Kapolres Pemalang AKBP Edy Suranta Sitepu SIK MH di halaman Polres Pemalang, rabu (19/02). “Hari ini saya telah menutup pelatihan sekaligus mengukuhkan pembentukan tim khusus Puma, yang merupakan singkatan dari penjaga gangguan Kota Pemalang,” ucap Kapolda Jateng. Kapolda Jawa Tengah mengatakan, tim khusus tersebut merupakan sebuah tim yang dibentuk dari satuan Sabhara Polres Pemalang dan dilatih secara khusus oleh Batalyon B Pelopor Brigade Mobil Pekalongan Polda Jawa Tengah. “Tim dilatih secara khusus, untuk menangani situasi yang khusus dan dilengkapi dengan peralatan-peralatan khusus,” jelasnya. Tujuan utamanya pembentukan tim khusus ini, tentunya untuk memberikan rasa aman pada masyarakat, pengamanan dan pengawalan VVIP, menangani kejahatan-kejahatan yang berintensitas tinggi dengan menggunakan persenjataan, dan tentunya dapat diperbantukan dalam pengamanan Pilkada di wilayah Kabupaten Pemalang. Menurutnya, satuan-satuan Kepolisian di seluruh dunia sangat lazim memiliki satuan-satuan khusus, seperti Spesial Weapons and Tactics (SWAT) yang dikhususkan untuk menghadapi situasi tertentu. Atas inovasinya, Kapolres Pemalang AKBP Edy Suranta Sitepu, SIK MH mendapatkan apresiasi dari Kapolda Jateng dalam membentuk tim khusus untuk meningkatkan kualitas pelayanan Kepolisian kepada masyarakat. “Pembentukan ini diharapkan dapat semakin meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, dan bisa dijadikan contoh atau tauladan bagi satuan-satuan kepolisan lain di jajaran Polda Jawa Tengah,” harapnya. Pada kesempatan tersebut, Kapolda Jateng mengingatkan, agar para pelaku kejahatan untuk tidak mecoba-coba untuk melakukan aksi kejahatan di wilayah Kabupaten Pemalang. “Kepada para calon pelaku kriminal dan para bandit, jangan coba-coba, karena Tim Puma sudah dilatih. mudah-mudahan dapat memberikan efek gentar kepada calon-calon bandit untuk tidak melakukan kejahatan di Kota Pemalang, karena saat ini Polres Pemalang memiliki pasukan khusus Puma,” imbuhnya. Terkait kerawanan, Kapolda Jateng mengungkapkan, wilayah pantura memiliki jumlah penduduk yang cukup tinggi, sehingga tidak ada perbedaan dengan daerah lain, yang membedakan hanya jumlah dan intensitas kejadiannya. “Yang menjadi konsern kita, kejahatan jalanan seperti premanisme, penganiayaan, pengeroyokan, pengrusakan, termasuk kasus terorisme, radikalisme, dan pengamanan VVIP,” pungkasnya.(jwn5/akh)

Kapolda Jateng: Ini Bukan Soal Budaya, Namun Murni Kriminal

SEMARANG, Jowonews.com – Kapolda Jateng Irjen Rycko Amelza Dahniel mengatakan bahwa Polda Jateng akhirnya meningkatkan penyelidikan Keraton Agung Sejagat ke tingkat penyidikan. Dalam prosesnya, polisi menggandeng Universitas Diponegoro (Undip) untuk mendalami berbagai kejanggalan di balik klaim kerajaan itu. Dalam hal ini Kapolda menegaskan bahwa fenomena ini bukan soal budaya atau sejarah akan tetapi murni tindak kriminal. “Saya langsung menghubungi Pak Rektor Undip, Prof Yos. Beliau menugaskan tiga guru besar untuk menelusuri fenomena ini apakah ada kaitannya dengan sebuah budaya atau sejarah. Hasilnya bahwa semua ini murni tindakan kriminal,” ujar Kapolda Jateng Irjen Rycko Amelza Dahniel saat jumpa pers di Mapolda Jateng, Semarang, Rabu (15/1). Rycko menjelaskan polisi menilai sejumlah aspek sebelum menindak ‘Raja’ dan ‘Ratu’ Keraton Agung Sejagat itu. Di antaranya aspek filosofis, nilai kebangsaan, dan ideologi. Tiga guru besar yang diutus oleh Rektor Undip untuk menelusuri kasus ini mengungkap sejumlah persoalan, di antaranya masalah dari sisi sosiologis, yakni warga merasa resah.  “Kami juga lakukan penilaian aspek historis. Apa betul ada jejak Mataram. Ternyata tanggal 13 (Januari 2020) itu terjadi keresahan masyarakat, melapor ke polisi. (Ada) kegiatan-kegiatan yang tidak biasa dan tidak sesuai dengan norma warga sekitar,” ujar Rycko.  Sedangkan dari aspek Yuridis, Rycko menegaskan, polisi telah menemukan bukti permulaan yang cukup untuk menetapkan tersangka dalam kasus ini.  Bukti permulaan ditemukan adanya motif untuk melakukan penipuan dengan menarik dana dari masyarakat, iuran, dengan cara-cara tipu daya dengan menggunakan simbol-simbol kerajaan, menawarkan harapan baru, sehingga orang tertarik menjadi pengikutnya. “Ini ranahnya penipuan dimana yang bersangkutan meminta iuran mulai dari Rp3 juta hingga Rp30 juta kepada para anggota yang nantinya dijanjikan akan mendapat jabatan serta upah yang lebih besar. Namun pada kenyataan sampai dengan saat ini yang bersangkutan tidak memberikan imbalan kepada pihak-pihak yang sudah ditarik iuran,” terangnya. *Tersangka Bukan Pasangan Suami Istri Kapolda menambahkan bahwa Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat, Toto Santoso (42) dan Fanni Aminadia (41) kini menyandang status tersangka penipuan dan keonaran. Ternyata Toto dan Fanni bukan merupakan pasangan suami-istri (pasutri) yang sah. Saat ini Toto dan Fanni tidak lagi berpakaian kebesaran kerajaan yang mereka klaim. Keduanya kini mengenakan baju tahanan polisi. Rycko pun mengungkap tipu daya Toto dan Fanni untuk merekrut anggota Keraton Agung Sejagat.Tidak hanya itu, Rycko juga menyebutkan, meski Toto mengklaim memiliki kerajaan baru di Purworejo, ternyata si raja itu tinggal di rumah kontrakan di Sleman, DIY. Diberitakan sebelumnya Toto dan Fanni ditangkap polisi pada Selasa (14/1) petang di Purworejo setelah ulah mereka mendirikan Keraton Agung Sejagat membuat resah masyarakat. Keduanya kini resmi ditetapkan sebagai tersangka. Toto dan Fanni dijerat dengan Pasal 14 UU RI No 1 Tahun 1946 tentang menyiarkan berita bohong dan menerbitkan keonaran serta Pasal 378 KUHP tentang penipuan “Ternyata semua simbol (Keraton Agung Sejagat) ini palsu, ini dipalsukan. Kemudian tempat tinggalnya, tersangka ini KTPnya di Ancol, Jakarta Utara. Sedangkan yang diakui sebagai permaisuri bukan istrinya, di Kalibata, Jakarta Selatan. Ngekos di Yogyakarta. Keratonnya di Purworejo,” pungkasnya.(jwn5)