Jowonews

Vita Aprilia Safitri, Dari Guru Honorer Menjadi Pebisnis Sukses di Bidang Pertanian

Vita Aprilia Safitri

MAGELANG – Kisah sukses seorang ibu rumah tangga, Vita Aprilia Safitri, membangun bisnis pertanian dan wirausaha tanaman kaktus dan cabai, menjadi inspirasi bagi banyak orang. Vita, yang dulunya seorang guru honorer, memulai perjalanan bisnisnya setelah memutuskan untuk fokus menjadi ibu rumah tangga. “Awalnya saya hanya fokus sebagai ibu rumah tangga tanpa pekerjaan lain. Namun, setelah setahun, saya merasa penting untuk mencari aktivitas tambahan demi mendapatkan penghasilan lebih,” ungkap Vita dalam wawancara di kanal YouTube CapCapung. Meskipun perjalanan awalnya tidak mudah, dengan hanya berhasil menjual satu atau dua kaktus selama tiga bulan pertama, Vita tidak menyerah. Pada bulan September 2018, dengan modal usaha dari sisa uang belanja suaminya, ia memulai usaha berjualan tanaman kaktus. Tantangan terbesar datang saat pandemi COVID-19 melanda, menghentikan penjualan Vita. Namun, dengan dorongan untuk beralih ke penjualan online melalui e-commerce, bisnis Vita kembali meraih kesuksesan. “Berjualan online melalui e-commerce memberikan dorongan besar bagi bisnis saya. Saya dapat menjual minimal 20 paket per hari,” ungkap Vita. Meski mengalami kerugian dan rintangan di sepanjang perjalanan, Vita terus berjuang dan berhasil meraih kesuksesan yang luar biasa. Saat ini, dia mengembangkan bisnis pertaniannya dengan menanam cabai, yang sesuai dengan kondisi lingkungan tempat tinggalnya. Kisah inspiratif Vita Aprilia Safitri menjadi bukti bahwa dengan tekad dan kerja keras, mimpi besar bisa diwujudkan, bahkan di tengah situasi yang sulit sekalipun.

Warga Desa Krincing Magelang Manfaatkan Tenaga Surya Untuk Pengairan Sawah

PLTS Kerincing

MAGELANG, Jowonews.com – Masyarakat Desa Krincing, Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah tidak lagi khawatir kekurangan air untuk mengairi sawah saat musim kemarau tiba. Saat ini warga Desa Krincing sudah bisa menggunakan pompa bertenaga surya atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk menimba air dari sungai. Kepala Desa Krincing Purwanto mengatakan, pembuatan PLTS ini bermula saat petani kesulitan mendapatkan air saat musim kemarau dan membuat lahan pertanian tidak produktif. “Dengan memompa air dari Sungai Bogowonto dengan PLTS, sekitar 10 hektare lahan pertanian bisa diairi dan ditanami saat musim kemarau,” jelasnya, Jumat (21/7). Ia mengatakan, sawah di desanya adalah sawah tadah hujan, jika hujan air cukup, tetapi pada musim kemarau air tidak bisa kembali. “Kami menggunakan pompa air tenaga surya. Sudah beroperasi sejak 2019 dengan anggaran sekitar Rp 300 juta dari dana desa,” ujarnya.  Dijelaskannya, jarak antara sumber air dengan persawahan atau areal pertanian rakyat sekitar 450 meter dengan ketinggian vertikal sekitar 40 meter. “Pompa ini bekerja 24 jam sehari dengan mengambil tenaga dari panel surya di tengah sawah,” ujarnya. Menurut dia, sistem ini tidak memiliki masalah yang berarti, namun harus rutin memeriksa pipa di bawahnya, karena tangki air sering tersumbat lumpur dan tersumbat sampah. “Selain mengairi sawah, sistem pompa air tenaga surya ini juga mengairi puluhan tambak ikan milik warga,” jelasnya. Salah seorang petani Solikhin, mengaku puas dengan sistem irigasi bertenaga surya karena bisa mengolah sawah sepanjang tahun. “Kami sangat bersyukur dengan adanya panel surya sehingga kami masih bisa bercocok tanam di musim kemarau. Sebelumnya di musim kemarau kami kesulitan mendapatkan air untuk bercocok tanam,” ujarnya. Foto dok. Detik Finance

Petani Milenial Ngablak Gelar Agro Expo UMKM

Petani Milenial Ngablak

Petani Milenial Desa Ngablak, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang menyelenggarakan Pameran Hasil Pertanian Agro Expo Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM). Pameran ini dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia (HPD) setiap tanggal 16 Oktober. Pameran itu bertajuk “Bangkit Bersama Petani Milenial untuk Kedaulatan Pangan Nasional”. Festival Seni Budaya dan Expo Agribisnis UMKM dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang, Romza Ernawan. Bersama Camat Ngablak Pujo Ihtiarta, Kepala Desa Ngablak Ani Anggraini dan Forkompimcam Ngbalak. Agro Expo berlangsung selama 3 hari, dari Jumat hingga Minggu (21-23 Oktober 2022) di Lapangan Desa Ngablak. Kepala Distan Kabupaten Magelang Romza Ernawan mengatakan, badan pangan atau FAO telah memperingatkan bahwa banyak negara menghadapi kerawanan pangan. Ketahanan pangan saat ini menjadi isu yang sangat sulit dalam konteks peningkatan perubahan iklim, tekanan ekonomi global, degradasi lingkungan dan pandemi Covid-19 saat ini. Agro Expo ini merupakan langkah nyata agar semakin terbuka dan terexpose. Regenerasi petani tidak dapat dicapai hanya dengan pembentukan dan penetapan kelompok usaha. “Namun perlu upaya konkrit dan dan menyeluruh untuk menjadikan sektor pertanian sebagai salah satu sektor yang paling menjanjikan dan menguntungkan bagi generasi muda atau milenial, sehingga mereka mau memberanikan diri untuk masuk ke dalam kawasan pertanian”, ujarnya.