Jowonews

Kopi Babah Kaca Mata Salatiga, Warung Kopi Legendaris Sejak 1966

Kopi Babah Kaca Mata Salatiga, Warung Kopi Legendaris Sejak 1966

Kopi Babah Kaca Mata Salatiga merupakan salah satu minuman yang dapat kamu nikmati untuk menghangatkan badan di tengah dinginnya udara Kota Salatiga. Salatiga dikenal dengan kota singgah karena lokasinya yang berada dekat dengan kota-kota besar seperti Semarang, Solo, Yogyakarta, dan Magelang. Juga berada dekat dengan Gunung Merbabu, Merapi, Telomoyo, Ungaran membuat Salatiga menjadi kota yang dingin. Todak jarang kota ini dijadikan sebagai destinasi berlibur dan melepas penat dari hiruk pikuk kota besar. Salah satu aktivitas untuk menikmati dinginnya Kota Salatiga adalah ngopi. Minum kopi bersama di cuaca dingin menjadi aktivitas yang menenangkan. Ada salah satu kuliner bersejarah di Salatiga yang menjajakan kopi yaitu Kopi Babah Kacamata. Gerai ini hanya menjual kopi robusta, cocok untuk penikmati kopi dengan rasa pahit yang kuat. Kopi Babah Kacamata adalah kopi olahan rumahan yang sudah ada sejak 1966 di Salatiga. Pertama kali dibuka oleh sepasang suami istri Warsono (Tan Tjun Gwan) dan Lucia Rusmiyati. Kopi ini sudah terkenal seantero kota. Di tiap warung kopi, cafe, kebanyakan menggunakan Kopi Babah Kacamata. Sudah 54 tahun Kopi Babah Kacamata Salatiga bertahan sampai generasi kedua, Astono. Hal ini karena hingga saat ini Kopi Babah Kacamata masih mempertahankan produk kopinya yang baik. Sangrai kopinya masih mengikuti metode yang digunakan orang tuanya – menggunakan mesin sangrai bath berbentuk seperti tabung, lalu di bawahnya dinyalakan tungku berisi kayu bakar dan api menyala. Tabung itu setelah diisi 20 kg kopi robusta Pingit, lalu diputar oleh mesin di atas tungku api. Jadi tidak ada resep khusus, yang penting kopi disajikan secara murni tanpa tambahan biji jagung yang lumrah ditemui pada kopi tubruk lainnya. Kopi yang digunakan adalah biji kopi utuh, robusta green been dari Temanggung. Dalam sehari, mereka bisa 5 kali sangrai dengan masing-masing kapasitas 20 kg. Kopi Babah Kacamata mempunyai tekstur halus seperti kopi bubuk sasetan. Soal grind size ukurannya fine. Karena tekstur dan gilingan yang halus itu. Kopi Babah Kacamata biasa dinikmati dengan cara ditubruk – cara paling cepat menyajikan kopi. Ampasnya terhitung sangat lembut, hampir ikut larut saat meminumnya. Nama Babah Kacamata sendiri berasal dari pelanggan yang menjuluki Pak Warsono (pendiri) sebagai Babah Kacamata karena beliau menggunakan kacamata. Sehingga, bungkus Kopi Babah Kacamata di desain sablon orang berkacamata yang makin membuat kopinya semakin otentik dan jadul. Kopi Babah Kacamata dapat dibeli bahkan dinikmati di toko sederhana yang berlokasi di Jalan Kalinyamat No 16 Salatiga. Bagi penikmat kopi jangan lewatkan untuk mencoba kopi jadul ini.