Jowonews

Nasi Ponggol Setan Khas Tegal, Kuliner Legendaris Rasa Pedas dan Makna Unik Dibalik Namanya

Nasi Ponggol Setan Khas Tegal

Jika kamu mendengar istilah Nasi Ponggol Setan, mungkin bayangan pertama yang muncul adalah sesuatu yang menyeramkan. Tapi, jangan khawatir! Kuliner khas Tegal ini justru menawarkan rasa yang menggugah selera, terutama bagi pencinta makanan pedas. Dalam perjalanan sejarahnya, Nasi Ponggol Setan Tegal bukan hanya dikenal karena cita rasa sambal goreng tempe yang menggigit, tetapi juga karena kisah unik di balik penamaannya. Asal-Usul dan Makna “Setan” pada Nasi Ponggol Pernahkah kamu penasaran mengapa kuliner ini dinamakan “Ponggol Setan”? Sepertinya nama yang agak mengerikan ini tidak hanya menggambarkan rasa pedas yang “menyengat”, tetapi juga terkait dengan waktu penjualannya. Dahulu, Ponggol Setan banyak dijajakan di malam hari, mulai sore hingga dini hari, ketika suasana gelap dan sepi. Kebiasaan berjualan di malam hari inilah yang menambah aura misterius, seakan-akan hanya “setan” yang muncul pada jam-jam tersebut. Selain itu, rasa pedas pada sambal goreng tempe yang menjadi ciri khas hidangan ini memang sangat kuat. Bukan hanya sekadar pedas, tetapi benar-benar “mengguncang”, sehingga banyak orang menyebutnya seperti “setan”—pedasnya yang begitu kuat hingga membuat orang seakan-akan “kesetanan”. Namun, seiring waktu, penjual Ponggol Setan kini tak hanya terbatas pada malam hari. Banyak warung yang kini menjualnya sepanjang hari, mulai dari sarapan hingga makan malam, menjadikannya semakin populer di kalangan semua kalangan. Variasi Nasi Ponggol Setan dan Rasa Pedas yang Menggoda Secara umum, Ponggol Setan adalah nasi putih yang dibungkus dengan daun pisang, lengkap dengan berbagai lauk seperti sambal goreng tempe, mie bihun, telur balado, bahkan ikan pindang. Namun, yang membuatnya berbeda adalah sambal goreng tempe yang lebih pedas dibandingkan varian Ponggol biasa. Dengan sambal berwarna cokelat kemerahan yang menggoda, rasa pedasnya langsung terasa begitu kamu menyantapnya. Meskipun isian Ponggol Setan bervariasi, seperti adanya tambahan mi bihun, rebung, atau bahkan ayam goreng, sambal tempe yang pedas tetap menjadi karakteristik utama yang membedakan Ponggol Setan dari nasi ponggol lainnya. Selain itu, harga yang terjangkau, mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 8.000 per bungkus, menjadikannya pilihan yang sangat pas bagi siapa saja yang ingin menikmati makanan lezat dengan harga ramah di kantong. Dimana Menemukan Nasi Ponggol Setan di Tegal? Ponggol Setan kini bisa ditemui di berbagai penjuru Tegal, baik di jalan-jalan utama kota maupun di area ramai seperti Alun-Alun Kota Tegal, Pantai Alam Indah, dan beberapa pasar atau pusat keramaian lainnya. Tidak hanya itu, banyak kedai yang mulai membuka lapaknya sejak pagi hari, menyajikan Ponggol Setan untuk sarapan atau makan siang. Salah satu tempat yang sangat terkenal adalah Warung Ponggol Setan Ibu Kusniroh di Jalan Kemuning, Kejambon, Tegal Timur. Selain di kota Tegal, varian kuliner ini juga bisa ditemukan di beberapa daerah sekitar, termasuk di kawasan Slawi dan Brebes. Bahkan, kini banyak orang dari berbagai kalangan, termasuk yang sebelumnya tak begitu familiar dengan nasi ponggol, ikut mencicipi dan menikmati kelezatan yang ditawarkan. Sejarah dan Popularitas Nasi Ponggol Setan Asal-usul nama Ponggol Setan memang berasal dari sebuah cerita sederhana yang menjadi legendaris. Pada zaman dahulu, seorang tokoh politik lokal, Agil Abdurahim, sering mengajak teman-temannya berkumpul di rumahnya sampai larut malam. Begitu lapar, mereka biasanya meminta bantuan untuk membeli nasi ponggol dari seorang penjual tua yang membuka kedai hingga dini hari. Dengan sambal tempe yang pedas dan nasi yang masih panas, Agil dan teman-temannya pun menyebutnya “Ponggol Setan”, sebuah sebutan yang kemudian melekat hingga kini. Popularitasnya semakin melonjak setelah cerita tersebut menyebar dari mulut ke mulut. Ponggol Setan kini menjadi hidangan yang tidak hanya digemari pekerja kasar, tetapi juga kalangan masyarakat kelas menengah dan atas, yang tidak segan-segan mampir untuk menikmati seporsi nasi bungkus dengan sambal pedas yang legendaris. Kenapa Kamu Harus Mencobanya? Bagi pecinta pedas, Nasi Ponggol Setan Khas Tegal adalah pilihan yang wajib dicoba. Dengan rasa sambal tempe yang pedas menggigit, ditambah dengan lauk pilihan seperti telur balado, gulai hati, atau bahkan dengkil, pengalaman makan ini bukan hanya sekadar makan biasa, tetapi lebih seperti petualangan rasa yang memanjakan lidah. Dan jangan khawatir, meskipun nama “setan” mungkin terdengar menakutkan, kuliner ini pasti akan membuat kamu ketagihan!

Sungai Kemiri Masih Meluap, Komisi D DPRD Jateng Pantau Proyek dan Minta Penjelasan

Sungai Kemiri

TEGAL – Air Sungai Kemiri di Kota Tegal masih sering meluap dan membanjiri pemukiman warga sekitar. Melihat kondisi tersebut, Komisi D DPRD Provinsi Jawa Tengah melakukan pemantauan terhadap tebing Sungai Kemiri dan meminta penjelasan dari Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Pemali Comal Dinas Pengelolaan Sumber Daya dan Tata Ruang (Pusdataru). Ketua Komisi D, Alwin Basri, menanyakan komposisi bahan-bahan untuk pembangunan bendungan atau parapet di Sungai Pemali Comal. Ia menilai hal itu penting, mengingat kekuatan bendungan saat air mulai meluap. “Kami masih mendapat laporan bahwa air sering keluar dan menyebabkan banjir di lingkungan sekitar pemukiman penduduk. Kenapa tidak pakai batu beton dan besi saja, mungkin jadi lebih kuat. Selain itu, lingkup kerja pembangunan sampai mana saja?,” tanyanya. Nur Hidayat, Sub Koordinator Pembangunan & Rehabilitasi Bidang Sungai Bendungan & Pantai Dinas Pusdataru Provinsi Jateng, menjawab pertanyaan tersebut didampingi Kepala Balai PSDA Pemali Comal Hendra Agustian. “Dalam pembangunan parapet, kami menggunakan konstruksi beton yang terdiri dari dua campuran yaitu beton siklop dan batu belah. Betonnya sendiri menggunakan beton ready mix 60 persen dan batu belah 40 persen. Ini insya Allah sudah kokoh menggulangi luapan air sungai,” jelas Nur. Penggunaan beton siklop dipilih karena harganya yang lebih murah, yaitu Rp 900.000 sampai Rp 950.000/kibik, dibandingkan dengan besi yang mencapai Rp 1.000.000. Anggota Komisi D, Masfui Masduki, menanyakan soal penghitungan 60% dan 40% tersebut, serta penyusunan pembuatan parapet agar kualitas tetap kokoh dan tidak jebol ataupun rembes. Nur Hidayat menjelaskan bahwa penyusunan beton dan batu belah dilakukan secara terpisah. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi rembesan dan kerapatan beton terjaga. “Kami juga selalu mengontrol komposisi kualitas beton, supaya terjaga 60-40 persennya itu dilihat dan dihitung dari dimensi tertentu dan luas tertentu. Lalu, untuk pengadonannya batu ditata dulu, ditempel disamping-sampingnya, baru masukin beton. Itu sambil dilempar-lemparkan batunya sehingga batu terbalut beton semua,” terangnya. Peninggian tanggul saat ini hanya dilakukan di sebelah kanan karena elevasi pengukuran awal menunjukkan perbedaan tinggi tanggul sisi kanan dan kiri. Sisi kiri lebih tinggi sampai di jembatan pantir. Lingkup pekerjaan meliputi hulu rel, normalisasi pengerukan kanan kiri sungai, dan pembersihan tanaman keras di sepanjang hulu rel. Tanaman keras tersebut menyebabkan penghambatan aliran dan luapan air sungai sehingga menggenangi perumahan warga. Kendala utama dalam pembangunan adalah anggaran. Penanganan dilakukan secara bertahap dan sesuai skala prioritas. “Pada 2023 ini sudah mengusulkan untuk 2024 tapi belum ada ketersediaan, nanti akan dilanjutkan pada 2025 untuk melanjutkan pembangunan tanggul Sungai Kemiri untuk mengurangi dampak luapan air di pemukiman warga,” tandasnya. (adv)

Nelayan Tegal Gelar Sedekah Laut Dengan Melarung 7 Kepala Kerbau

Nelayan Tegal Gelar Sedekah Laut Dengan Melarung 7 Kepala Kerbau

TEGAL – Nelayan di Kota Tegal selenggarakan Sedekah Laut dengan melarung tujuh kepala kerbau. Mereka berharap penyelenggaraan sedekah laut memberikan keberkahan dan menjauhkan mereka dari berbagai musibah. Setelah pembacaan doa, tujuh ancak dilarung menggunakan kapal Sea Rider, milik Mako Angkatan Laut Tegal. Sedangkan tamu VIP, Angkatan Laut Tegal juga menurunkan kapal Maribaya, termasuk Polres Tegal Kota menurunkan Kapal dari Kepolisian Air dan Udara (Polairud). Turut hadir dalam acara ini Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Tegal, Forkopimcam Tegal Barat, Lurah Tegalsari dan Muarareja serta ribuan nelayan Kota Tegal. Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Tegal, Eko Susanto mengatakan acara Sedekah Laut Nelayan Kota Tegal dapat menjadi momentum untuk menghidupkan kebudayaan lokal setempat. Ia berharap ke depan acara seperti ini dapat berlangsung lebih meriah. “Semoga sedekah laut 2022 dapat berjalan lancar, dan ke depan juga bisa lebih meriah laggi, lebih mengena, satuan bisa lebih banyak lagi. Semoga nelayan Kota Tegal semakin maju dan sejahtera,” kata Eko, dikutip dari iNews Tegal. Lebih lanjut Eko berharap Pemerintah Kota Tegal supaya menyediakan alat pemadam. Hal ini untuk mengantisipasi agar kejadian kebakaran kapal tidak terulang kembali. Sementara itu, Wali Kota Tegal H Dedy Yon Supriyono mengatakan, rencana ke depan Pemerintah Pusat akan merevitalisasi Pelabuhan Perikanan Kota Tegal seluas 60 hektare. Diharapkan setelah revitalisasi pelabuhan mampu menampung Kapal-kapal ikan yang bersandar. “Ini salah satu upaya untuk menanggulangi kejadian kebakaran kapal di Kota Tegal,” kata Dedy Yon. Ia menghimbau kepada pemilik kapal dan Anak Buah Kapal (ABK) agar dapat bekerja sama untuk menjaga kapal masing-masing selama bersandar. “Perlu kerja sama yang baik, pemilik kapal dengan awak kapal, terkait penataan parkir, pemilik kapal memberikan edukasi kepada awak kapal, kapal yang bersandar harus ada yang bergiliran berjaga, aki dilepas,” kata Dedy Yon. Ia berharap tidak akan terjadi lagi kebakaran kapal seperti peristiwa sebelumnya. “Kompor juga dilepas, selain itu jika sedang menguras menggunakan pompa, agar tetap dijaga jangan sampai mesin terbakar,” ujarnya. Foto: Doc. Tribun Pantura

Kasus Konser Dangdut di Tegal, Polisi Belum Pastikan Tersangka Lain

PEMALANG, Jowonews- Pihak kepolisian belum dapat memastikan adanya tersangka lain pada kasus konser dangdut di Kota Tegal karena masih menunggu hasil pengembangan. “Untuk sementara belum, hasil pengembangan belum. Nanti perkembangan atas pertimbangan penyidik yang akan kita kembangkan lebih lanjut,” kata Kapolda Irjen Polisi Achmad Luthfi di Pemalang, Selasa (29/9). Pada kunjungan ke Polres Pemalang, Kapolda Achmad Luthfi memerintahkan pada jajaran-nya untuk menegakkan hukum jika menemui kasus serupa seperti konser dangdut di Tegal. “Seluruh kapolres dari 35 polres di jajaran Polda Jateng sudah kita perintahkan untuk menegakkan hukum yang sama,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Ia mengatakan saat ini Polda Jateng sudah menetapkan tersangka (Wakil ketua DPRD Kota Tegal Wasmad Adi Susilo, red.) sebagai penyelenggara konser dangdut di Tegal. “Sudah penetapan tersangka, nanti kita periksa berproses tahapan lebih lanjut akan dilaksanakan oleh penyidik,” ucap dia. Periksa 19 Saksi Kepala Bidang Humas Polda Jateng Iskandar Fitriana Sutrisna dalam siaran pers-nya mengatakan sebanyak 19 saksi telah diperiksa (kasus konser dangdut, red.). Tiga di antaranya adalah saksi ahli pidana, kesehatan, dan ahli bahasa. “Saksi lain dari sipil maupun anggota sudah kami periksa 16 orang. Adapun lima orang di antaranya adalah anggota Polri,” tuturnya. Adapun beberapa barang bukti sudah disita polisi, kata dia, yaitu surat keterangan, surat-surat yang diajukan dari awal dan setelah ada pencabutan dari Polsek Tegal Selatan. Menurut dia, dalam pengajuan izin hajatan, tersangka tidak menyebutkan adanya panggung hiburan dan musik. Namun, setelah Polsek Tegal Selatan mengetahui bahwa kegiatan itu adalah dangdutan yang cukup besar maka izin tersebut dicabut. “Akan tetapi, hal ini tidak dihiraukan oleh penyelenggara hajatan dan tetap melaksanakan kegiatan. Oleh karena, penyidik Polda Jateng dan Polres Tegal Kota tidak pandang buluh kepada siapa pun untuk yang melanggar protokol kesehatan sehingga tersangka dijerat 2 pasal yaitu pasal 93 UU Nomor 6 tentang Kesehatan dan pasal 216 KUHP,” katanya.