Jowonews

Kue Lompong Purworejo, Kue Hitam Dengan Rasa Gurih Manis

Kue Lompong Purworejo, Kue Hitam Dengan Rasa Gurih Manis

Kue Lompong Purworejo merupakan kuliner tradisional yang berbahan dasar kue ketan, kacang tanah dan gula Jawa. Kue tradisional ini biasanya dijual pagi hari bersamaan dengan camilan lainnya di pasar tradisional daerah Kutoarjo, Purworejo, dan Grabag. Ciri khas kue lompong adalah warna kulitnya. Warna hitam pada kue ini berasal dari lompong. Lompong sendiri bagi orang Jawa adalah batang talas, sehingga pewarna yang digunakan adalah pewarna alami murni dan memiliki aroma yang khas. Sejarah nama kue Lompong Konon, kue tradisional ini sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Nama unik yang disematkan berasal dari daun talas kering (lompong) yang digunakan sebagai pewarna hitam pada kue. Daya Tarik Kue Lompong Rasa manis kue lompong berasal dari kacang tanah yang disangrai, ditumbuk, dan dibumbui. Istimewanya, sekarang isian kuenya semakin beragam. Mulai dari kacang hijau, keju, cokelat, dan lainnya. Sedangkan rasa kenyal dan gurihnya berasal dari campuran beberapa bahan dasar seperti tepung ketan, tepung merang, gula merah atau gula pasir. Bahan-bahan ini menutupi isian kue lompong yang manis. Untuk penyajiannya, kue lompong dibungkus dengan klaras atau daun pisang kering, kemudian diikat dengan benang. Menggunakan daun pisang kering membuat kue menjadi lebih istimewa baik rasa maupun aromanya. Kue lebih enak dimakan saat panas karena kulitnya akan lebih keras, jika dimakan dingin kulitnya cenderung alot, namun pembuatan kue saat ini telah memperhitungkan hal tersebut. Kini kue lompong bisa dikukus kembali jika ingin dimakan, jadi tidak perlu khawatir jika ingin menjadikan kue ini sebagai oleh-oleh untuk keluarga di rumah. Cara Membuat Kue Lompong Purworejo Cara membuat kue lompong sebenarnya sangat mudah. Pertama siapkan beberapa bahan dasar seperti campuran tepung ketan, abu merang, gula pasir, garam dan bumbu dasar sederhana. Bahan-bahan tersebut kemudian diuleni dengan air gula hingga diperoleh tekstur yang kental dan lentur. Pada zaman dahulu adonan kue lompong menggunakan santan dan gula merah. Namun penggunaan santan menjadikan kue ini tidak tahan lama. Solusinya, penggunaan santan diganti dengan minyak. Setelah adonan selesai, kita bisa menyiapkan bahan isiannya. Jika ingin membuat lompong khas, isiannya adalah kacang tanah. Namun jika ingin membuat versi modernnya, maka bisa diganti dengan keju, coklat, selai, kacang hijau dan lain-lain. Sangrai kacang terlebih dahulu, lalu buang kulitnya yang tipis dan tumbuk. Sedangkan untuk proses penghalusan dapat ditumbuk, diblender dan digiling, tergantung tingkat kehalusan yang diinginkan. Ingatlah untuk menambahkan beberapa bumbu seperti gula pasir atau gula jawa dan garam untuk mendapatkan rasa yang enak. Lalu aduk rata. Langkah selanjutnya adalah menambahkan isian ke adonan kue lompong yang sudah disiapkan. Kemudian gunakan daun pisang kering untuk membungkus dan mengikat. Jika Anda tidak memiliki tali dari akar, Anda dapat menggantinya dengan tali biasa. Setelah dibungkus dengan hati-hati, kue lompong dikukus selama kurang lebih dua jam. Ciri khas dari kue tradisional Purworejo ini adalah tidak mudah basi. Namun jika dibiarkan dalam waktu lama, kue akan menjadi kering dan keras. Tapi jangan khawatir, lompong bisa kita kukus ulang dan rasanya tetap sama.

Kulineran di Pasar Inis Purworejo, Menikmati Sajian Kuliner Tradisional di Tengah Sawah

Pasar Inis Purworejo

Ingin mengisi liburan akhir pekan bersama keluarga? Jangan bingung, datang saja ke Pasar Inis Purworejo. Pasar unik di tengah sawah ini mengajak pengunjung menikmati suasana sambil mencicipi hidangan tradisional. Pasar ini terletak di desa Brondongrejo, kecamatan Purwodadi. Meski berada di tengah pedesaan, destinasi wisata ini cukup mudah ditemukan. Jika sudah datang ke Jalan Jogja KM 7, pengunjung hanya perlu ke arah barat sekitar 3 km untuk melihat pasar tradisional yang terletak di tengah hamparan sawah yang sangat luas. Kata Inis sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti sejuk, segar dan semilir angin. Karena letaknya di pedesaan yang dikelilingi sawah dan pepohonan, pasar ini disebut Pasar Inis. Pasar buka setiap hari Minggu menawarkan berbagai produk unik. Mulai dari suasana, dari kostum para pedagang, dari makanan hingga transaksi yang harus menggunakan uang bambu. Makanan yang disajikan dijamin fresh, tanpa bahan pengawet. Perlu diperhatikan bahwa orang yang ingin membeli makanan harus menukarkan uangnya dengan ‘Dit Pring’ yang disediakan di lokasi penukaran mata uang yang telah disediakan. Jika membeli langsung dengan cash tidak akan dilayani Menu utama di Pasar Inis adalah nasi telang dan wedang telang. Namun banyak juga makanan tradisional yang ditawarkan dengan harga murah mulai dari Rp 500 hingga Rp 10.000. Usai membeli makanan, pengunjung bisa duduk santai di bangku bambu yang tertata rapi di halte Inis. Selain berbagai jenis makanan dan minuman tradisional, pasar ini juga menampilkan berbagai pertunjukan seni seperti tari dolalak dan pertunjukan lainnya. Tak hanya menyajikan aneka hidangan dan minuman, tempat ini juga dapat menjadi sarana refreshing dan quality time bagi keluarga setelah seminggu sibuk bekerja. Perlu dicatat bahwa Pasar Iris hanya buka setiap hari Minggu mulai pukul 06:00 WIB hingga 11:00 WIB.