Jowonews

Tak Ada Libur Panjang Mudik Lebaran

JAKARTA, Jowonews- Pemerintah memutuskan peniadaan libur panjang untuk perjalanan mudik Idul Fitri 1442 Hijriah/2021 Masehi agar Program Vaksinasi Covid-19 dapat berlangsung optimal. “Sesuai arahan Presiden dan rapat koordinasi Menteri terkait pada 23 Maret 2021 di Kantor Kemenko PMK, serta hasil konsultasi dengan Presiden, ditetapkan tahun ini mudik ditiadakan,” kata Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Menko PMK), Muhadjir Effendy dalam Rapat Tingkat Menteri terkait Libur Idul Fitri 1442 H secara daring yang dipantau di Jakarta, Jumat (26/3). Keputusan tersebut berlaku mulai 6 hingga 17 Mei 2021 bagi seluruh masyarakat, termasuk aparatur sipil negara (ASN), TNI-Polri, karyawan swasta maupun pekerja mandiri. Harapannya, kata Muhadjir, dengan peniadaan libur mudik, Program Vaksinasi Nasional bisa sesuai yang diharapkan. Sejumlah pertimbangan mudik ditiadakan di antaranya kontribusi kebijakan libur panjang pada angka penularan dan kematian masyarakat serta tenaga kesehatan akibat Covid-19 yang relatif tinggi. “Seperti saat Natal dan Tahun Baru tingginya BOR (Bed occupancy rate) rumah sakit sehingga diperlukan cara antisipasi,” katanya. Keputusan itu juga sejalan dengan kebijakan pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro, penguatan protokol kesehatan hingga vaksinasi. “Cuti bersama Idul Fitri sehari tetap ada. Tapi, tidak ada aktivitas mudik,” katanya. Rapat dihadiri oleh sejumlah perwakilan kementerian terkait, di antaranya Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian Perhubungan, TNI-Polri serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).1

ASN Jateng Dilarang Bepergian Saat Libur Panjang

SEMARANG, Jowonews- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta seluruh aparatur sipil negara (ASN) dan masyarakat tidak bepergian atau berwisata saat libur Hari Isra Miraj serta Hari Nyepi pada tanggal 10—14 Maret 2021. Hal ini guna mengantisipasi penyebaran Covid-19. “Semua mesti mengikuti dengan kesadaran penuh, karena faktanya, setiap liburan itu ada penambahan kasus Corona. Maka ASN harus memberikan contoh kepada semua dengan tidak bepergian,” katanya di Semarang, Selasa (9/3). Ganjar menegaskan akan memanggil dan menjatuhkan sanksi kepada ASN yang nekat bepergian ke luar kota tanpa alasan penting atau tanpa mendapatkan izin. “Ya, mereka yang nekat (bepergian tanpa izin, red) pasti akan kami panggil, akan kami berikan sanksi disiplin,” ujarnya. Orang nomor satu di Jateng itu juga meminta warga Jawa Tengah tidak pergi ke luar kota saat libur Isra Miraj dan Hari Raya Nyepi mendatang atau dengan kata lain diminta liburan di rumah bersama keluarga dan menghindari kerumunan. “Kalau toh harus pergi, ya perginya di sekitar rumah saja, yang dekat-dekat. Hindari kerumunan, hindari mobilitas terlalu tinggi sehingga bisa menjaga diri semuanya,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Dirinya optimistis kebijakan mengurangi mobilitas saat libur nanti dapat berjalan dengan baik di Jateng sebab beberapa kali dilakukan uji coba ternyata hasilnya cukup baik. “Untuk Jateng sih beberapa kali uji coba sudah lumayan berhasil. Menurut saya bagus,” ujarnya. Ganjar juga berterima kasih kepada pemerintah pusat yang memangkas cuti bersama pada dua perayaan besar agama itu. “Saya rasa itu tindakan tepat dan sangat bagus, jadi bisa mengurangi. Kami berterima kasih pada pemerintah pusat yang telah mengambil keputusan pemotongan cuti bersama itu. Semoga ini bisa membantu,” katanya.

Kurang Sehat Setelah Liburan, Pekerja Diimbau Tak Masuk Kerja Dulu

SEMARANG, Jowonews- Pekerja yang merasa kurang sehat usai bepergiaan saat libur panjang diimbau untuk tidak langsung masuk bekerja. “Sepulang bepergian, misalnya masih meriang, jangan berangkat kerja dahulu,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam, di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (29/10). Menurut dia, imbauan kepada para pekerja sudah disampaikan sebelum dimulainya liburan panjang memeringati Maulid Nabi Muhammad saw. Masyarakat sudah diimbau untuk memastikan kondisi kesehatannya sebelum berpergian saat libur panjang ini. “Kalau bisa sebelum ke luar kota harus rapid test atau swab terleih dahulu. Di puskesmas pasti akan difasilitasi,” katanya. Hakam juga mengimbau masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan, memakai masker, menjaga jarak, serta selalu mencuci tangan. Ia juga menggarisbawahi peran Kampung Siaga Candi dalam upaya mengantisipasi penyebaran Covid-19 saat libur panjang ini. “Diharapkan jika nanti aktivitas perkantoran sudah dimulai, para pekerjanya dalam kondisi sehat,” katanya.

Liburan Panjang, KAI Tambah Lagi Kereta ke Jakarta

SEMARANG, Jowonews- PT KAI Daop 4 Semarang mengoperasikan kereta tambahan KA Tawang Jaya Premium tujuan Semarang-Jakarta pada tanggal 1 November 2020. “Dengan demikian ada tiga rangkaian KA tambahan yang dioperasikan selama libur panjang akhir pekan ini,” kata Manajer Humas PT KAI Daop 4 Semarang, Krisbiyantoro, di Semarang, Rabu (28/10). Sebelumnya, Daop 4 mengoperasikam dua KA tambahan untuk melayani penumpang saat libur panjang memeringati Maulid Nabi Muhammad SAW pada 28 Oktober hingga 1 November 2020, yakni KA Menoreh dan Argo Muria. Ia menjelaskan KA Tawang Jaya Premium akan diberangkatkan dari Stasiun Tawang Semarang pada pukul 20.15 WIB, lansir Antara. Menurut dia, baru sekitar 9 persen kursi dari total 70 persen kapasitas KA Tawang Jaya Premium yang tersedia telah terjual. “Jumlah tiket KA Tawang Jaya Premium yang terjual kemungkinan masih akan bertambah,” katanya. Kepada para penumpang yang telah memiliki tiket, kata dia, bisa memanfaatkan layanan tes cepat COVID-19 yang telah tersedia di Stasiun Tawang Semarang. Ia mengimbau penumpang bisa melaksanakan tes cepat paling lambat sehari sebelum keberangkatan.

Jelang Libur Panjang, Protokol Kesehatan Jangan Kendor

JAKARTA, Jowonews- Masyarakat diminta tidak kendor melakukan protokol kesehatan menjelang liburan panjang pekan depan. Yaitu menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan (3M) sebagai bentuk pencegahan penyebaran Covid-19. “Kita tidak boleh takabur, tidak boleh kendor bahwa bangsa kita masih bisa mengendalikan kasus Covid-19. dengan maksimal. Sementara beberapa negara sekarang mengalami peningkatan kasus,” kata Ketua Satuan Tugas Penanganan Doni Monardo  dalam diskusi Satgas Penanganan Covid-19. di Graha BNPB, Jakarta pada Kamis (22/10). Agar Indonesia bisa menahan penambahan kasus Covid-19., ia berpesan bahwa kerja sama pusat dan daerah yang melibatkan semua lapisan masyarakat sangat diperlukan. Meski dalam beberapa pekan terakhir angka Covid-19. tidak mengalami kenaikan drastis dan angka kesembuhan meningkat, kata dia, tapi semua itu bukan jaminan kondisi itu bisa berjalan sepanjang waktu. “Begitu kita lengah, kita tidak waspada, maka kasus dengan mudah akan meningkat lagi,” kata pria yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu. Dia memperingatkan bahwa berbeda dengan flu burung dan flu babi yang ditulari dari hewan, Covid-19.menular antarmanusia yang berpotensi dilakukan orang-orang terdekat. Ia menegaskan protokol kesehatan itu sangat penting, tetapi tidak cukup hanya untuk diri sendiri. Karena itu masyarakat perlu saling mengingatkan untuk melaksanakan 3M itu, sebab jika tidak dilakukan potensi penularan masih bisa terjadi. “Kebersamaan, kesadaran kolektif itu juga menjadi hal yang sangat penting sekali,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Dalam kesempatan itu Doni Monardo juga mengingatkan bahwa Covid-19 bukanlah konspirasi. Tapi penyakit yang telah menelan korban jiwa lebih dari satu juta orang di seluruh dunia.