Jowonews

Magelang Larang Perayaan Tahun baru

MAGELANG, Jowonews- Pemerintah Kabupaten Magelang melarang kegiatan malam menyambut tahun baru 2021 untuk mencegah kenaikan angka penularan Covid-19. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang, Nanda Cahyadi Pribadi di Magelang, Jumat (18/12), mengatakan pemerintah daerah tidak mengizinkan kegiatan penyelenggaraan acara atau event perayaan akhir tahun. “Kami imbau kepada masyarakat Kabupaten Magelang agar merayakan malam tahun baru di rumah saja dengan keluarganya masing-masing,” katanya pada konferensi pers penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang di Ruang Command Center, SetKab Magelang. Nanda yang juga Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Kabupaten Magelang ini menyampaikan sebelumnya juga telah dilakukan rapat koordinasi lintas sektoral terkait Natal dan Tahun Baru 2021. Dalam rapat tersebut telah disepakati bahwa menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2021 akan dilaksanakan Operasi Lilin Candi untuk mendorong penerapan protokol kesehatan. Dalam hal ini pihak Polres Magelang akan menerjunkan sedikitnya 221 personel untuk pengamanan ibadah Natal. Terkait dengan ibadah Natal, dia tetap mempersilakan namun dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan yang sangat ketat. “Karena saat ini Kabupaten Magelang masih berada di zona merah, kapasitas gereja harus menyesuaikan, yaitu 25 persen,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Ia berharap protokol kesehatan harus dijaga, terutama pada saat masuk harus diukur suhu badannya, memakai masker, menggunakan hand sanitizer, dan bagi yang memiliki gejala juga harus segera dipisahkan supaya tidak jadi sumber penularan baru.

Tempat Hiburan di Magelang Belum Diizinkan Beroperasi

MAGELANG, Jowonews- Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah belum mengizinkan tempat hiburan beroperasi menjelang libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 untuk menekan penyebaran Covid-19. “Pemerintah Kabupaten Magelang hingga saat ini belum memberikan izin beroperasi terutama pada tempat-tempat hiburan,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang Nanda Cahyadi Pribadi di Magelang, Jumat (11/12. Ia menyampaikan hal tersebut pada konferensi pers penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang di Ruang Command Center Setda Pemkab Magelang. Ia menyebutkan tempat hiburan yang belum diizinkan beroperasi selama pandemi ini, antara lain tempat karaoke, kolam renang (wisata air), bioskop, “play ground” untuk anak-anak, dan SPA. “Bioskop sempat ada wacana akan diberikan ruang untuk beroperasi kembali. Ternyata di Bulan Desember ini penambahan Covid-19 di Kabupaten Magelang masih cukup tinggi sehingga harus dipertimbangkan lagi,” katanya sebagaoimana dilansir Antara. Kasubbag Humas Polres Magelang Iptu Tohir menyampaikan Polres Magelang telah menyusun rencana pengamanan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021, termasuk melakukan operasi gabungan (yustisi) untuk mencegah penyebaran Covid-19 di wilayah itu. “Operasi ini akan berbarengan dengan Operasi Lilin Candi 2020 yang dilaksanakan pada 21 Desember 2020 hingga 4 Januari 2021. Sebanyak 221 personel telah disiapkan untuk pengamanan Natal dan Tahun Baru,” katanya. Ia menuturkan potensi kerawanan di masa pandemi, Polri masih mengantisipasi adanya aksi terorisme, tindak kriminal, bencana alam, dan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas. Polres Magelang juga akan melakukan operasi yustisi bersama personel gabungan lainnya di lokasi-lokasi wisata, angkutan, dan tempat keramaian lainnya. “Hal ini akan menjadi satu kesatuan dalam operasi lilin yang pada dasarnya satu tujuan untuk menekan dan mencegah adanya kerumunan guna menekan angka penyebaran Covid-19 di Kabupaten Magelang,” katanya.

Longsor di Magelang, Jalan Putus

MAGELANG, Jowonews- -Bencana tanah longsor terjadi di Dusun Jeketro, Desa Windusari, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mengakibatkan jalan penghubung antara Desa Windusari-Gondangrejo putus total. Kepala BPBD Kabupaten Magelang Edy Susanto di Magelang, Kamis, mengatakan longsor terjadi dini hari sekitar pukul 01.00 WIB, setelah di daerah tersebut diguyur hujan sejak Rabu (2/12) siang. Ia menyampaikan hujan dengan intensitas ringan-sedang yang terjadi di Wilayah Kecamatan Windusari sejak Rabu pukul 14.30 WIB hingga malam hari menyebabkan saluran drainase di samping jalan tidak mampu menampung debit air sehingga air menggerus dan mengikis tanah di bawah jalan. “Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun jalan penghubung Desa Windusari dengan Desa Gondangrejo terputus total,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Warga Gondangrejo, Sulis mengatakan hujan dengan durasi yang cukup panjang mengakibatkan air irigasi meluap dan menggenang di jalan penghubung antardesa tersebut. Ia menyampaikan diduga karena tidak kuat menahan derasnya air irigasi menyebabkan jalan dengan panjang sekitar 60 meter dan ketinggian 90 meter longsor. “Akibat jalan yang terputus tersebut, kini warga terpaksa harus berputar melalui jalan lain yang lebih jauh sekitar tiga kilometer,” katanya. Selain memutus jalan, katanya, longsor juga memutus saluran air bersih menuju ke Desa Gondangrejo. 

Magelang Bangun Jalur Sepeda

MAGELANG, Jowonews- – Kabar gembira bagi para pesepeda di Kota Magelang. Pemerintah setempat membangun jalur khusus pesepeda di sejumlah ruas jalan. “Jalur ini menjadi salah satu fasilitas yang dibangun Pemkot Magelang di penghujung tahun ini untuk para pesepeda agar tetap aman dan nyaman berkendara,” kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Candra Wijatmiko Adi dalam keterangan tertulis Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemkota Magelang di Magelang, Selasa (24/11). Kota Magelang, kata dia, memiliki jalur sepeda dengan pembatas permanen cukup panjang yang tidak dimiliki oleh semua daerah. Ia menjelaskan jalur khusus tersebut, sebetulnya bukan hanya bagi pesepeda, akan tetapi juga pejalan kaki dan becak. Jalur tersebut dilengkapi rambu khusus di 18 tempat di Kota Magelang. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 59/2020 tentang Keselamatan Pesepeda di Jalan menyebutkan bahwa jalur sepeda paling sedikit harus dilengkapi dengan marka khusus sepeda, rambu sepeda, penerangan jalan, dan alat pembatas lajur sepeda, dan lajur kendaraan bermotor. Marka khusus jalur sepeda di daerah setempat dibuat di sembilan ruas jalan protokol, antara lain Jalan Tidar, Jalan Tentara Pelajar, Jalan Alun-Alun Barat, Jalan Yos Sudarso, Jalan Veteran, Jalan Pahlawan, Jalan Ahmad Yani, Jalan Pemuda, dan Jalan Jenderal Sudirman. “Kami sudah ada perencanaan awal tahun. Tapi karena ‘refocusing’ anggaran penanganan Covid-19, maka baru pada anggaran perubahan bisa terlaksana. Selain dari APBD, kita juga dibantu Kemenhub berupa marka jalur sepeda dan alat pembatas lalu lintas,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Kepala Bidang Lalu Lintas dan Perparkiran Dishub Kota Magelang Noor Singgih mengatakan saat ini sudah terpasang 18 rambu jalur sepeda di jalanan protokol dengan APBD Rp726.600 per rambu. Sedangkan anggaran dari Kemenhub berupa marka jalur sepeda, 200 “traffic cone”, dan 72 “water barrier”. Marka jalur terbagi dalam segmen 1 di Jalan Tidar, Jalan Tentara Pelajar, Jalan Alun-Alun Barat, Jalan Yos Sudarso, Jalan Veteran, dan Jalan Pahlawan senilai Rp198.303.600 dan segmen 2 di Jalan Ahmad Yani, Jalan Pemuda, dan Jalan Jend Sudirman senilai Rp199.575.900. “Adapun anggaran ‘traffic cone’ dan ‘water barrier’ Rp 199.100.000,” katanya. Dia mengatakan marka segera dibuat dengan target selesai pada 11 Desember 2020. Marka terbuat dari bahan “thermoplastic” berukuran 3×1,5 meter dengan jarak antarmarka enam meter. Untuk pengawasannya, pihaknya akan menggiatkan patroli dan operasi ketertiban lalu lintas.

Magelang Bentuk Satgas Covid-19 Hingga Tingkat RT/RW

MAGELANG, Jowonews- Pemerintah Kota Magelang Provinsi Jawa Tengah membentuk Satuan Tugas Kampung Siaga Covid-19 hingga tingkat rukun tetangga dan rukun warga. Hal ini untuk mengintensifkan penanganan dampak pandemi virus corona jenis baru itu di daerah setempat. “Kegiatan ini menjadi ikhtiar Pemkot Magelang untuk menekan penyebaran Covid-19,” kata Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito dalam keterangan tertulis di Magelang, Kamis (1/10). Ia mengharapkan melalui satgas tingkat RT-RW tersebut, para pamong dan tokoh masyarakat secara proaktif mengedukasi warga tentang penerapan secara ketat dan disiplin atas protokol kesehatan guna mencegah penyebaran Covid-19. Pencanangan Satgas Kampung Siaga Covid-19 Kota Magelang di Aula Kantor Kecamatan Magelang Tengah pada Rabu (30/9). Kegiatan itu dihadiri Kapolres Magelang Kota AKBP Nugroho Ari Setyawan dan Dandim 0705/Magelang Letkol Czi Anto Indrianto dengan menerapkan protokol kesehatan. Ia menjelaskan tentang gerakan penanganan dampak pandemi melalui satgas itu bekerja sama dengan Satgas Jogo Tonggo yang diinisiasi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Ia juga menjelaskan tentang pentingnya warga kompak menekan penyebaran virus itu, termasuk menyamakan persepsi dan sinergi antarlembaga di tingkat lingkungan masing-masing. “Saya melihat pergerakan di lapangan soal penanganan Covid-19 di Kota Magelang sangat membanggakan. Kemarin (29/9) kita mendapat peringkat terendah ketiga se-Jawa Tengah untuk kasus Covid-19, per hari ini Rabu (30/9) sudah nomor dua terendah,” ujarnya. Bahkan, kata dia, Magelang mendapat apresiasi dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo lantaran dinilai berhasil dalam mengendalikan pandemi. Berdasarkan fakta tersebut, Pemkot Magelang tak perlu lagi melakukan pembatasan akses masyarakat. “Pamong di tingkat RT dan RW di Kota Magelang ini sudah sangat cerdas dan mampu menginspirasi warganya, untuk patuh terhadap protokol kesehatan. Soal akses, tidak dibatasi lagi, karena langkah kita untuk menyelamatkan ekonomi rakyat agar tidak terjun ke jurang resesi,” katanya. Swadaya Ketua RW/8 Kelurahan Kemirirejo Tartib Karyadi menyatakan jauh sebelum ada pencanangan Satgas Jogo Tonggo maupun Kampung Siaga Covid-19, masyarakat setempat sudah membentuk satgas secara swadaya. Tidak jauh berbeda dengan program kedua gerakan itu, katanya, masyarakat melakukan pencegahan penyebaran Covid-19, mulai dari pengadaan fasilitas tempat cuci tangan pakai sabun, disinfeksi, dan pembatasan akses masuk kampung. “Maret 2020 kami sudah bentuk tim pencegahan Covid-19 tingkat RW. Semuanya swadaya karena belum ada instruksi dari pemerintah. Sampai kemudian ada instruksi dari gubernur tentang Satgas Jogo Tonggo yang ada SK-nya, sehingga ada alokasi anggarannya,” katanya. Masyarakat setempat, katanya, telah aktif menangani dampak pandemi dengan pembentukan posko yang memanfaatkan tempat bank sampah. Posko itu menjadi tempat penyediaan disinfektan, makanan untuk warga yang membutuhkan, hingga siaga 24 jam memantau pergerakan warga. Selain itu, katanya, masyarakat juga kompak menghimpun donasi Rp500 setiap hari melalui sistem jimpitan untuk mendukung gerakan itu. “Ini sangat membantu warga yang kurang mampu, sekaligus ikut menyalukan bantuan dari instansi lain. Bahkan ada satgas hiburan yang bertugas menata taman lingkungan, membuat taman bermain anak, menginisiasi senam pagi, sebagai bagian dari proses ‘healing’ masyarakat,” katanya. Ia juga menjelaskan tentang edukasi terkait dengan pandemi virus yang dijalani masyarakat sehingga mereka sadar dan tidak menganggap Covid-19 sebagai aib melainkan penyakit yang disebabkan virus. “Kami juga sediakan kendaraan khusus untuk mengantarkan warga yang sakit, yang akan ‘swab test’ (tes usap), karena kalau dijemput ambulans dengan petugasnya pakai APD (alat pelindung diri), warga ketakutan. Masyarakat kami sadar kalau COVID-19 bukan aib, jadi terbuka, jika terdekteksi lebih dini lebih baik,” katanya.