Jowonews

Pesantren Didorong Jadi Lumbung Donor Plasma Konvalesen

SEMARANG, Jowonews- Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mendorong pondok pesantren menjadi lumbung donor plasma konvalesen guna mengantisipasi bertambahnya kasus Covid-19. “Mereka siap untuk mendonorkan. Aalagi anak pondok pesantren relatif masih usia muda (15-30 tahun, red). Kita akan memberi edukasi dan berkoordinasi supaya santri bisa melakukan donor plasma konvalesen,” katanya di Semarang, Rabu (20/1). Hal tersebut disampaikan Wagub Jateng yang akrab disapa Gus Yasin menanggapi ide dari Forum Komunikasi Pondok Pesantren Jawa Tengah untuk menjadikan pondok pesantren sebagai lumbung donor plasma konvalesen. Dengan demikian, pemerintah akan lebih mudah melakukan proses pengecekan persyaratan calon pendonor. Wagub menjelaskan tujuan edukasi kepada calon pendonor agar memahami persiapan yang perlu dilakukan. Misalnya dinyatakan sembuh dari Covid-19 dengan hasil tes PCR negatif, bebas gejala setelah 14 hari dinyatakan sembuh, tidak punya penyakit bawaan, dan sehat.  “KKalau edukasi ke masyarakat lebih masif, saya yakin akan banyak yang ingin membantu pasien Covid-19,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Jika banyak yang ingin melakukan donor, lanjut dia, pemerintah akan mengimbangi dengan membantu penambahan unit transfusi darah (UTD). Saat ini, baru ada tiga UTD di Jawa Tengah yakni PMI Kota Semarang, PMI Kota Surakarta dan PMI Kabupaten Klaten yang bisa dikunjungi untuk donor plasma konvalesen. “Kalau penyintas covid banyak yang ingin donor, maka kita perlu tambah UTD, daerah yang belum ada seperti di Kabupaten Rembang, Pati, Pekalongan, dan Brebes, serta pondok pesantren yang jauh dan banyak yang terpapar, jika memang harus kita adakan, kita upayakan,” katanya.

Bantu Pengungsi Merapi? Cek Dulu Aplikasi Ini

MAGELANG, Jowonews- Pihak yang ingin membantu para pengungsi Merapi bisa terlebih dahulu mengakses aplikasi yang disiapkan Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Aplikasi tersebut untuk memantau kebutuhan logistik pengungsi maupun segala kebutuhan lainnya yang diperlukan. Aplikasi berupa website ini beralamat di https://jannokopengungsi.magelangkab.go.id atau pengungsi.magelangkab.go.id. Bupati Magelang Zaenal Arifin di Magelang, Jumat (20/11), mengatakan Diskominfo sedang menyiapkan aplikasi terkait daftar sumbangan, pengungsi, dan lain sebagainya. “Di aplikasi tersebut nantinya ada daftar sumbangan yang masuk, daftar pengungsi di sini, dan lainnya,” kata Zaenal usai menerima kunjungan Kepala BNPB Doni Monardo di Pengungsian Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Menurut dia, aplikasi tersebut nantinya bisa dibuka siapa saja. Diharapkan dengan aplikasi ini bisa memudahkan bagi semua pihak menginvetarisasi kebutuhan-kebutuhan yang ada. Titipkan di Kecamatan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin yang mendampingi Kepala BNPB di pengungsian Desa Deyangan tersebut mengimbau kepada masyarakat yang mau menyerahkan sumbangan kepada pengungsi Merapi agar dititipkan di kecamatan untuk mengantisipasi penularan Covid-19 bagi pengungsi yang kondisinya aman. “Perlu diantisipasi saat ini adalah para pegiat biasanya mau memberikan sumbangan. Kita tidak bicara Merapi saja, tetapi bicara tentang Covid-19. Pengungsi saat ini sudah di titik aman, tentang penularan Covid-19,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Ia mengimbau para donatur, pengumpul atau mahasiswa yang saat ini mengumpulkan dana atau sumbangan agar jangan langsung diserahkan di lokasi pengungsian. Bantuan tersebut bisa dititipkan di kecamatan terlebih dahulu.

Hari Santri, 15 Ponpes Terima Penghargaan

SEMARANG, Jowonews- Sebanyak 15 pondok pesantren terpilih menerima penghargaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada peringatan Hari Santri Nasional 2020 setelah melalui seleksi penerapan protokol kesehatan Covid-19. Penghargaan berupa uang pembinaan Rp125 juta dan perlengkapan Jogo Santri senilai Rp 8 juta itu diserahkan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen di Semarang, Kamis. (22/10). Ke-15 pondok pesantren itu adalah Ponpes Maslakul Huda (Pati), Balekambang (Jepara), Tanbihul Ghofilin (Banjarnegara), Tahfidz Al Hamidiyah (Pati), Walindo Manba’ul (Pekalongan), Riyadhotut Thalabah (Rembang), Nida Al Quran (Temanggung), Sabilurrasyad (Kendal). Kemudian pondok pesantren Sunan Gunung Jati Kismantoro (Wonogiri), Al Uswah (Kota Semarang), Life Skill Daarun Najaah (Kota Semarang), Khozinatul Ulum 1 (Blora), PP MIBS (Kebumen), Al Falah Tejosari (Temanggung) dan PPTQ Darussalam (Jepara). Gus Yasin, sapaan akrab Wagub Jateng, mengatakan pemberian penghargaan tersebut dilakukan melalui seleksi penerapan protokol kesehatan di pondok pesantren atau Jogo Santri. Mulai dari administrasi, penilaian video, dan pengecekan langsung di lapangan. Dari sekitar 193 peserta se-Jawa Tengah, dipilih 15 pondok pesantren yang terbaik sehingga berhak menerima penghargaan. “Ke depan, duta pondok pesantren ini bisa secara bersama-sama menularkan atau bersosialisasi tentang penerapan protokol kesehatan atau Jogo Santri ke seluruh pondok pesantren, terutama di Jawa Tengah,” katanya. Ibnu Sina Dalam kesempatan itu, Gus Yasin menceritakan tokoh Islam yang berjasa di bidang kesehatan yakni Ibnu Sina dan mengingatkan perjuangan Kiai Haji Hasyim Asy’ari dalam melawan penjajah. “Temanya Santri Kuat Indonesia Kuat, maka itu santri diingatkan bahwa pernah punya Ibnu Sina yakni pahlawan dari kalangan santri. Nah, dari sini santri untuk bisa berperan dalam melawan Covid-19 dengan segala keterbatasannya. Mbah KH Hasyim Asy’ari juga pernah mengeluarkan resolusi jihad melawan penjajah, kalau saat ink alangkah baiknya jika dari pesantren muncul resolusi jihad melawan Covid-19,” ujarnya. Pengasuh Pondok Pesantren Nida Al Quran Temanggung, M Afham mengatakan bahwa penghargaan tersebut merupakan bentuk kepedulian Pemprov Jateng terhadap pondok pesantren. “Ini bentuk kepedulian dari pemerintah sekaligus keseriusan dalam mengembangkan pendidikan di pondok pesantren. Harapannya, dunia pendidikan pondok pesantren kedepan lebih baik dan mampu menunjukkan prestasi. Ia juga mengaku telah menerapkan protokol kesehatan di pondok pesantren yang diasuhnya. Mulai pendaftaran santri baru secara daring hingga cuci tangan, pakai masker, dan jaga jarak di tiap kegiatan di pondok pesantren.

Cegah Covid-19 di Pesantren, Program Jogo Santri Digiatkan

PURWOKERTO, Jowonews- Pelaksanaan program Jogo Santri diminta agar digiatkan untuk mencegah penularan Covid-19 di lingkungan pondok pesantren. “Saya berharap dengan kita menggalakkan Jogo Santri ini, masyarakat pesantren lebih tanggap lagi, lebih masif lagi untuk membuka diri bahwa penanganan di pondok pesantren saat ini harus dikampanyekan,” kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu (7/10). Usai meninjau pelaksanaan protokol kesehatan di Pondok Pesantren Al-Ittihaad, Kelurahan Pasir Kidul, Kecamatan Purwokerto Barat, Kabupaten Banyumas, ia mengatakan bahwa pondok pesantren sudah menerapkan protokol pencegahan Covid-19. “Tetapi ini tidak disampaikan sehingga gaungnya masih menunggu pondok-pondok yang ada dan ini juga akan memengaruhi, bahwa pondok itu saja seperti ini, masak pondok kami enggak bisa. Akhirnya ada komunikasi antar-pondok pesantren,” katanya. Wakil Gubernur sudah meminta Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Banyumas maupun PCNU tingkat kabupaten yang lain untuk menyampaikan sosialisasi ke pesantren-pesantren mengenai program Jogo Santri, yang mencakup pelaksanaan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 “Perlu diketahui bahwa di pondok pesantren harus ada pengajian. Nah kalau pengajian mau berlangsung, harus melaksanakan protokol kesehatan,” katanya. Mengenai perkembangan klaster penularan Covid-19 di pesantren di Jawa Tengah, ia mengatakan bahwa pemerintah terus melakukan pemantauan. “Laporan hari kemarin ada tambah lagi, baru kami telusuri dan ini juga sudah kami tracing (lacak). Dan saat ini, Insya Allah sudah kami tangani, yang terpapar sudah kami pilah, mana yang punya gejala, mana yang positif, kita pilah, dan semoga segera berakhir di klaster pondok pesantren ini,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Ia menambahkan, pondok pesantren yang menjadi tempat penularan Covid-19 sudah menghentikan sementara kegiatan pembelajaran. Wakil Gubernur berharap pondok pesantren yang masih bebas dari kasus penularan virus corona meningkatkan disiplin penerapan protokol kesehatan. Diketatkan “Kalau sudah berbulan-bulan di pondok pesantren tidak ada gejala, tinggal diketatkan saja. Yang boleh mengaji hanya warga yang ada di dalam pondok pesantren. Sedangkan yang ada di luar, jangan dulu lah, kalau memang mau mengikuti (pengajian) manfaatkan teknologi,” katanya. Ia mengatakan bahwa warga luar pesantren yang ingin mengikuti pengajian dapat menyimak pengajian dari radio atau perangkat yang lain di rumah masing-masing. Pemimpin Pondok Pesantren Al-Ittihaad K.H. Mughni Labib mengatakan pesantren menjalin kerja sama dengan Puskesmas Purwokerto Barat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan, termasuk tes Covid-19, bagi santri dan pengurus pesantren. “Petugas Puskesmas Purwokerto Barat secara rutin melakukan kunjungan ke sini satu bulan sekali. Sementara dari hasil rapid test yang dilakukan terhadap beberapa sampel, baik pengasuh maupun santri, seluruhnya nonreaktif,” katanya. Protokol kesehatan pun, menurut dia, telah diterapkan di lingkungan pesantren. Ia mengatakan bahwa saat ini ada 104 santri madrasah tsanawiyah (MTs) yang tinggal di pondok pesantren. “Untuk (santri) yang mahasiswa memang saya pulangkan, ada sekitar 30 orang. Karena kemarin di samping memang kuliahnya juga daring, bisa dari rumah. Repotnya mahasiswa sering keluar, jadi kami kesulitan untuk mengontrol. Kalau yang untuk MTs, Alhamdulillah tidak bisa keluar. Tetap di sini,” katanya. Menurut dia, pesantren juga telah menginformasikan kepada orang tua santri bahwa mereka untuk sementara tidak boleh menengok anak-anaknya di pesantren. Kalau ada orang tua yang mendesak ingin bertemu anaknya, ia melanjutkan, pesantren menyediakan tempat khusus di ruang kantor bagi mereka. Namun membatasi waktu temu maksimal 10 menit dan mewajibkan mereka menerapkan protokol kesehatan selama pertemuan.

Wagub Jateng: Pengisian Data Sensus Penduduk Online Tidak Sulit

SEMARANG, Jowonews.com – Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menyebut proses pengisian data pada Sensus Penduduk 2020 yang bertujuan untuk menghasilkan satu data kependudukan yang valid dan akurat itu mudah serta tidak membutuhkan waktu yang lama. “Saya, istri, serta anak-anak saya sudah melakukan Sensus Penduduk 2020 secara ‘online’ atau mandiri. Tidak sulit kok, cuma butuh kartu keluarga, nomor induk kependudukan, dan surat nikah, lalu kita ketik di website sensus.bps.go.id, kemudian mengisi nomor KK dan seterusnya sampai selesai,” katanya di Semarang, Kamis. Menurut Gus Yasin, sapaan akrab Wagub Taj Yasin Maimoen, data hasil Sensus Penduduk 2020 yang dilakukan serentak di seluruh penjuru nusantara per 15 Februari 2020 akan mempermudah pemerintah dalam menangani berbagai persoalan negara. Data kependudukan tersebut, kata dia, akan digunakan sebagai data dasar membuat regulasi dan kebijakan di berbagai bidang. Selain itu, Sensus Penduduk 2020 merupakan momentum tepat untuk menyediakan data kependudukan yang akurat, mutakhir, dan relevan sebagai landasan merumuskan kebijakan dan merencanakan pembangunan. Sensus Penduduk 2020 juga akan menjadi titik tolak transisi budaya masyarakat, dan mewujudkan satu data kependudukan Indonesia. “Saya mengajak masyarakat Jateng untuk aktif dalam Sensus Penduduk 2020. Kalau biasanya kita didatangi, sekarang kita yang aktif agar terdata. Ini tidak hanya memberi manfaat kepada pemerintah, tapi juga masyarakat,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik Jawa Tengah Sentot Bangun Widoyono mengatakan pelaksanaan Sensus Penduduk 2020 “online” di Jateng berjalan lancar, bahkan perkembangan pendataan penduduk secara daring sudah cukup bagus karena adanya koordinasi yang baik dengan berbagai pihak. “Progres Sensus Penduduk Online (SPO) sudah cukup bagus karena kami berkoordinasi dengan dinas-dinas di kabupaten dan kota, serta dengan perangkat desa, banyak kepala desa melakukan sosialisasi hingga tingkat RT. Selain itu kami juga ada program pengisian bareng, salah satunya di sekolah-sekolah,” katanya. Disebutkan, BPS Jateng menargetkan peserta sensus daring 2020 di Jawa Tengah mencapai 25 persen dan dirinya optimistis dapat mencapai target karena pelaksanaan SPO di beberapa daerah berjalan lancar dan cepat. (jwn5/ant)